NEWS ANALYSIS Dr Ahmad Atang Pengamat Politik: Anomali
Simak NEWS ANALYSIS Dr Ahmad Atang pengamat politik tentang hasil pilkada NTT: anomali
Simak NEWS ANALYSIS Dr Ahmad Atang pengamat politik tentang hasil pilkada NTT: anomali
POS-KUPANG.COM - MESKI kesadaran politik untuk memilih pemimpin makin tinggi, namun ada anomali yang menyebabkan penolakan terhadap calon kepala daerah incumbent menjadi masif.
Pertama, walaupun dilaksanakan di tengah pandemi Covid-19, namun tidak menyurutkan semangat masyarakat untuk melaksanakan hak politik, yakni berpartisipasi dalam memberikan suara kepada pasangan calon yang dipercaya. Hal ini menunjukkan bahwa kesadaran politik masyarakat relatif tinggi.
Baca juga: Thomas Dohu: KPU Kabupaten Mulai Pleno
Kedua, hasil Pilkada memperlihatkan adanya kejenuhan publik untuk memilih calon incumbent dan memunculkan figur baru di hampir semua kabupaten dimana incumbent ikut bertarung.
Fenomena ini dapat menjadi model bagi berlangsungnya politik lokal dimana terjadi penolakan terhadap calon incumbent oleh masyarakat.
Baca juga: Kolonel Widi Meninggal Akibat Covid
Hal ini juga sekaligus memberikan pesan kepada incumbent di kabupaten lain yang akan melaksanakan pilkada di tahun mendatang untuk melakukan refleksi. Publik sepertinya menginginkan figur non incumbent untuk menciptakan atmosfir politik baru. Calon incumbent sebagian telah lama berkuasa sejak menjadi wakil hingga ke bupati.
Ketiga, hasil Pilkada ini juga menjadi refleksi bagi paslon yang menang agar dalam memimpin lima tahun ke depan lebih transformatif untuk mewujudkan kebaikan bersama (common good). Jika tidak demikian maka lima tahun berikutnya akan ditinggalkan oleh pemilih.
Keempat, ini menjadi catatan bagi parpol bahwa mempersiapkan kader dan proses kaderisasi merupakan sebuah keniscayaan untuk dilakukan. Partai harus menghindarkan diri dari budaya menjadi rental politik dan hanya ingin memetik hasil diujung tanpa terlibat dalam proses. Partai pengusung baik yang kalah maupun yang menang harus bisa berkaca dari sini. (hh)