Kompetisi Putra Putri Tari Indonesia 2020, Petrus-Welmi Bertekad Harumkan NTT

Kompetisi Putra Putri Tari Indonesia 2020, Petrus-Welmi Bertekad Harumkan NTT

Editor: Kanis Jehola
ISTIMEWA/POS-KUPANG.COM
Kontestan asal NTT, Petrus Fransiskus K Losor dan Welmi Frelian Ratu akan mengikuti pemilihan Putra Putri Tari Indonesia di Jakarta selama 15-18 Desember 2020. 

Kompetisi Putra Putri Tari Indonesia 2020, Petrus-Welmi Bertekad Harumkan NTT

POS-KUPANG.COM - AJANG pemilihan Putra Putri Tari Indonesia akan digelar di Jakarta selama 15-18 Desember 2020. Event ini diikuti kontestan yang merupakan perwakilan dari berbagai provinsi, termasuk NTT.

Duta NTT adalah Petrus Fransiskus K Losor dan Welmi Frelian Ratu. Sebelumnya, keduanya menyabet juara Putra Putri Tari NTT 2020. Petrus berprofesi sebagai guru SMPK St Yoseph Naikoten Kupang. Sedangkan Welmi tercatat sebagai siswi SMA Kristen Mercusuar Kupang.

Petrus dan Welmi telah menyiapkan diri untuk tampil maksimal. Keduanya juga mendapat dukungan dari berbagai pihak, di antaranya dari Ketua Dekranasda NTT Julie Sutrisno Laiskodat dan Kepala Biro Umum Setda NTT, George Hadjo.

Baca juga: Satpol PP Sumba Timur Operasi BBM

"Ada ibu Julie Sutrisno Laiskodat yang membantu kami. Terus ada Bapak George Hadjo dari Biro Umum juga membantu dan juga beberapa anggota DPRD dari Fraksi PKB yang membantu kami," ungkap Petrus dalam acara Ngobrol Asyik Pos Kupang, Jumat (11/12/2020).

Menari bukan hal baru bagi Petrus. Ia mengaku sejak SMA sudah berkecimpung di dunia tari. Petrus memiliki sanggar tari untuk anak-anak dan remaja.

Baca juga: Hati-hati Saat Berkunjung ke TN Kelimutu

Welmi yang juga hadir dalam acara Ngobrol Asyik Pos Kupang mengaku menekuni dunia tari sejak berusia delapan tahun.

Welmi mendapat dukungan penuh dari orang-orang terdekatnya sehingga bisa mencapai titik ini. "Orangtua selalu dukung dari kecil," ucapnya.

Sebagai guru seni budaya, Petrus mengatakan, tarian tradisional saat ini harus dikreasikan dengan gerakan-gerakan modern sehingga lebih menarik minat anak-anak milenial.

"Jadi kita lebih ke bagaimana membalance tarian tradisional dan tarian kreasi supaya anak-anak milenial juga tetap menyukai," katanya.

Meski gerakan-gerakan tarinya dikreasikan namun, lanjut Petrus, gerakan dasar dari tarian tradisional sendiri tidak dihilangkan sehingga disamping mengembangkan tarian tradisional agar lebih sesuai zaman. Di sisi lain, menjaga keaslian budaya NTT.

Petrus dan Welmi mengaku telah mempersiapkan segala sesuatunya untuk ikut kompetisi, termasuk kostum dan juga tarian.

"Kita sudah persiapkan segala sesuatunya semaksimal mungkin untuk kostum, tarian dan lain-lain itu sejauh ini, puji Tuhan sudah prepare (persiapan)," ujar Petrus.

"Persiapan mental juga. Kalau kemarin-kemarin saya rasanya biasa saja karena saya sudah biasa dengan tari, biasa mengikuti lomba tetapi semakin ke sini jadi makin deg-degan. Saya melihat para finalisnya, oh mati sudah ini," tambahnya.

Petrus merasa deg-degan karena ini merupakan perlombaan tari maka semua kontestan pasti bagus. "Tapi bagaimana kita sendiri membuat keunikan. Semua boleh bagus tapi Kita harus punya ciri khas," katanya.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved