13.657 Anak Di TTS Menderita Stunting
Hingga Desember 2020, tercatat angka penderita stunting di Kabupaten TTS mencapai 13.657 anak
Penulis: Dion Kota | Editor: Kanis Jehola
POS- KUPANG.COM | SOE - Hingga Desember 2020, tercatat angka penderita stunting di Kabupaten TTS mencapai 13.657 anak. Terbanyak, anak penderita stunting ada di Kelurahan Kobekamusa sebanyak 48 anak dari 186 anak di kelurahan tersebut. Kelurahan Kota Baru tercatat sebagai Kelurahan dengan angka stunting terendah.
Hal ini diungkapkan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten TTS, dr. Irene Atte saat menyampaikan laporkan dalam kegiatan perayaan ulang tahun Dharma Wanita Persatuan ke-21 di Aula Gunung Mutis, Kantor Bupati TTS, Senin (14/12/2020).
Irene mengatakan, jumlah tersebut sudah mengalamai penurunan dan semua penderita stunting telah dilakukan tes. Pihaknya juga sudah melakukan pendataan serta pemetaan untuk mempermudah pengontrolan dari petugas medis dalam upaya menekan angka stunting di Kabupaten TTS.
Baca juga: Hasil Pleno Enam Kecamatan di Belu, Paket Sahabat Unggul
" Angka stunting ini sudah mengalami penurunan jika dibandingkan dengan beberapa tahun lalu. Kita terus berupaya menekan angka stunting di Kabupaten TTS," ungkap Irene.
Penanganan masalah stunting lanjutnya, harus melibatkan semua stakeholders termasuk kaum ibu yang tergabung dalam Dharma Wanita Persatuan.
" Semua pihak harus terlibat dalam upaya menekan angka stunting ini, termaksud Darma Wanita," ujarnya.
Baca juga: Hermanus Minta Ketua KNPI Kabupaten Kupang Kerja Sama dengan KPK, Ini Tujuannya
Bupati TTS, Egusem Pieter Tahun dalam kesempatan tersebut juga mengharapkan keterlibatan semua pihak termaksud, ibu-ibu dalam upaya menekan angka stunting.
Dirinya memberikan apresiasi terhadap tema yang diambil dalam perayaan HUT Dharma Wanita ke-20, yakni "Peran Dharma Wanita Persatuan dalam memperdayakan perempuan di Era Digital untuk mendukung terwujudnya ketahanan keluarga Indonesia".
Selain masalah stunting, masalah kemiskinan dan gizi buruk menjadi persolan yang juga harus diatasi. Oleh karena itu, kaum ibu harus terlibat dan berperan aktif dalam upaya menyelesaikan ketiga persoalan tersebut.
" Semua pihak harus terlibat dalam upaya menekan angka stunting, kemiskinan dan gizi buruk, termaksud kaum ibu. Upaya ini harus dimulai dari tingkat desa, kecamatan hingga tingkat kabupaten," pintanya. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Dion Kota)