Pilkada Serentak

Kalah 3 Kali Berturut-Turut Di Pilkada, Megawati Dinilai Salah Pilih Kader: Ini Saatnya Dievaluasi!

Tidak ada parameter yang jelas dalam mengusung calonnya. Tidak cermat menganalisis, tidak menghargai proses politik, tidak mau mendengar kader.

Editor: Frans Krowin
kompas.com
Ketua Umum DPP PDIP, Megawati Soekarnoputri 

Kalah 3 Kali Berturut-Turut Di Pilkada, Megawati Dinilai Salah Pilih Kader: Ini Saatnya Dievaluasi!

POS-KUPANG.COM, DEPOK - Untuk ketiga kalinya Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) menanggung malu atas kekalahannya dalam Pilkada di Depok.

Partai besutan Megawati Soekarnoputri itu tersungkur dalam kontestasi perebutan kursi eksekutif Kota Depok dalam Pilkada 2020 ini.

Kekalahan dalam Pilkada Depok 2020 ini, sangat kontroversial dengan hasil pemilihan pemilihan legislatif (Pileg) pada tahun 2019 lalu,

Pada saat itu, PDI Perjuangan sukses bertengger dengan perolehan 10 kursi di Dewan Pimpinan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Depok.

Menurutnya, kekalahan PDI Perjuangan tiga kali berturut-turut tak lepas dari cara partai dalam mencalonkan jagoannya untuk maju meraih kemenangan.

"Tidak ada parameter yang jelas yang dipakai dalam mengusung calonnya. Tidak cermat menganalisis, tidak menghargai proses politik, tidak mau mendengar kader. Semua serba sporadis, tanpa analisis dan konsep yang matang," kata pria yang akrab disapa Towel ini kepada wartawan di Kelurahan Mampang, Pancoran Mas, Depok, Minggu (13/12/2020).

Pria yang menjabat sebagai Sekretaris DPC PDIP Kota Depok 2015-2020 ini juga mengatakan, dalam setiap Pilkada Depok, PDI Perjuangan selalu menghasilkan konflik internal seperti munculnya kader yang mengundurkan diri.

Tak hanya itu, Toto menyinggung adanya kader PDI Perjuangan yang justru memberikan dukungan ke kubu lawan, bahkan ada juga kader dari kalangan muda yang lari ke kubu lawan.

"Hal-hal seperti itu sangat menyakitkan dan menyakiti hati kader, saya tahu persis siapa-siapa mereka itu (kader yang berbelok dukungan)" kata Toto yang masuk sebagai kader PDI Perjuangan sejak 1994 lalu ini.

Toto juga turut menyinggung Pilkada 2015 lalu, di mana saat itu DPC PDI Perjuangan mencalonkan sosok yang tidak memiliki latar belakang yang mampu mendongkrak suara.

Atas sejarah kelam yang berulang ini, Toto pun menunjuk Ketua DPP PDI Perjuangan Bidang Keanggotaan dan Organisasi, Sukur Nababan sebagai orang yang harus memertanggung jawabkan keterpurukan partai berlambang kepala banteng ini.

"Seandainya Sukur menjalankan semua mekanismenya, ketika di DPC digodok dia harusnya paham karena dia Korwil (koordinator wilayah),"

"Harusnya dia (Sukur) tanya, siapa Afifah, bagaimana surveinya, ada massanya atau tidak, dan lain-lain. Ini kan tidak," papar Toto.

Dengan tidak cermatnya dalam menghadirkan calon, kata Toto, membuat mesin partai yang tak jalan sehingga kemenangan jauh dari harapan.

"Sukur gagal memerjuangkan politik strategis ideologis partai. Ini efek dari kemauan segelintir pengurus partai. Padahal PDIP punya momentum di Pilkada sekarang," ujarnya 

Untuk itu, Toto berharap kegagalan bertubi-tubi PDI Perjuangan ini dapat dijadikan pelajaran berharga agar tidak kembali terjatuh dalam lobang yang sama.

"DPP harus bertindak, harus memberikan punishment (hukuman) kepada Sukur karena tidak jeli mengambil keputusan strategis partai," katanya.

Dia berharap Pilkada 2020 harus menjadi pelajaran penting bagi PDIP Depok. Egoisme politik hanya membuat partai makin hancur. 

"Jangan samakan partai dengan perusahaan. Seolah-olah di PDIP macam Komisaris dan Direktur, mereka saja yang buat keputusan. Harus segera dirombak," akunya.

Update Penghitungan Suara Sementara Pilkada 9 Kabupaten di NTT Berdasarkan Website KPU Rabu 14 Desember 2020

Secara umum masyarakat sudah mendapat informasi mengenai pasangan calon ( paslon) mana yang  keluar sebagai pemenang dalam Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati di sembilan kabupaten di NTT, hasil Pilkada Serentak 9 Desember 2020.

Informasi itu misalnya kita dapat dari hasil quick count lembaga survei, hasil rekapitulasi perolehan suara dari tim pasangan calon masing-masing dan hasil real count KPU yang disampaikan secara periodik melalui website KPU RI: https://pilkada2020.kpu.go.id/#/pkwkk/tungsura/5315.

Namun, semua informasi itu bukanlah menjadi hitungan final. Bahkan real count KPU RI sendiri sifatnya masih sementara. Perolehan suara masing-masing paslon masih akan terus berubah sesuai dengan perkembangan hasil rekapitulasi suara.

Misalnya, sebagaimana dilapor Kompas.com, berdasarkan hasil real count KPU RI Jumat (11/12/2020) pukul 18.15 Wita, dari sembilan kabupaten yang menyelenggarakan pilkada di Nusa Tenggara Timur (NTT), sebanyak delapan calon petahana yang bertarung tertinggal dari rivalnya.

Mereka di antarannya, Stefanus Bria Seran-Wendelinus Taolin dari Kabupaten Malaka, Willybrodus Lay-JT Ose Luan dari Kabupaten Belu, Paulus Soliwoa-Gregorius Upi dari Kabupaten Ngada, dan Deno Kamelus-Victor Madur dari Kabupaten Manggarai.

Lalu, Nikodemus N Rihi Heke-Yohanis Uly Kale dari Kabupaten Sabu Raijua, Agustinus Niga Dapawole-Gregorius HBL Pandango dari Kabupaten Sumba Barat, Maria Geong-Silverius Sukur dari Kabupaten Manggarai Barat, dan Umbu Lili Pekuwali-Yohanis Hiwa Wunu dari Kabupaten Sumba Timur.

Sementara di Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU) tak ada calon petahana.

Hingga Jumat (11/12/2020) pukul 18.15 WITA, Stefanus Bria Seran-Wendelinus Taolin memperoleh 14.441 suara (46,9 persen). Mereka tertinggal dari pasangan Simon Nahak-Louise Lucky Taolin yang memperoleh 16.360 suara (53,1 persen).

Untuk Kabupaten Malaka, suara yang masuk sekitar 30,38 persen atau 120 TPS dari total 395 TPS. Hanya dua pasangan calon yang bertarung.

Kemudian Willybrodus Lay-JT Ose Luan dari Kabupaten Belu memperoleh 19.539 suara (49,9 persen). Petahana ini tertinggal dari pasangan Taolin Agustinus-Aloysius Haleserens yang mengantongi 19.580 suara (50.1 persen).

Untuk Kabupaten Belu, jumlah suara yang masuk mencapai 38,26 persen atau 163 TPS dari 426 TPS. Hanya dua pasangan calon yang bertarung.

Di Kabupaten Ngada, pasangan Paulus Soliwoa-Gregorius Upi memperoleh suara 8.601 suara (17,9 persen). Mereka tertinggal cukup jauh dari pasangan Paru Andreas-Raymundus Bena dengan perolehan 13.178 suara (27, 5 persen).

Jumlah suara yang masuk mencapai 56,02 persen atau 200 TPS dari 357 TPS yang terdaftar. Terdapat lima pasangan yang bertarung di kabupaten ini.

Di Kabupaten Manggarai, pasangan Deno Kamelus-Victor Madur memperoleh 15.619 suara (35,1 persen). Mereka tertinggal dari pasangan calon Herybertus Geradus Laju Nabit-Heribertus Ngabut yang meraih 28.920 suara (64,9 persen).

Jumlah suara yang masuk di Kabupaten Manggarai yakni 27,16 persen atau 189 TPS dari total 696 TPS. Terdapat dua pasangan calon yang bertarung.

Pasangan Nikodemus N Rihi Heke-Yohanis Uly Kale yang merupakan petahan di Pilkada Sabu Raijua mendapatkan 5.456 suara (40,3 persen). Mereka tertinggal dari pasangan Orient P Riwu Kore-Thobias Uly yang mendapat 6.276 suara (46,4 persen).

Jumlah suara yang masuk di Kabupaten Sabu Raijua sebanyak 28,89 persen atau 52 TPS dari total 180 TPS. Terdapat tiga pasangan calon yang bertarung.

Berikutnya, Agustinus Niga Dapawole-Gregorius HBL Pandango dari Kabupaten Sumba Barat meraih 4.880 suara (30,5 persen). Mereka kalah tipis dari pasangan calon Yohanis Dade-John Lado Bora Kabba yang meraih 4.960 suara (31 persen).

Jumlah suara yang masuk di Kabupaten Sumba Barat sebanyak 25,09 persen atau 67 TPS dari total 267 TPS. Terdapat empat pasangan calon yang bertarung.

Kemudian, Maria Geong-Silverius Sukur dari Kabupaten Manggarai Barat memperoleh 11.730 suara (27,7 persen). Pasangan petahana itu tertinggal dari Edistasius Endi-Yulianus Weng yang mendapat 15.546 suara (36,7 persen).

Jumlah suara yang masuk di Kabupaten Manggarai Barat sebanyak 31,40 persen atau 184 TPS dari total 586 TPS. Terdapat empat pasangan calon yang bertarung.

Di Pilkada Sumba Timur, Umbu Lili Pekuwali-Yohanis Hiwa Wunu mengantongi 21.649 suara (40,3 persen). Mereka tertinggal dari pasangan Khristofel Praing-David Melo Wadu dengan perolehan 32.021 suara (59,7 persen).

Jumlah suara yang masuk di Kabupaten Sumba Timur, sebanyak 36,59 persen atau 210 TPS dari total 574 TPS. Terdapat dua pasangan calon yang bertarung.

Nah bagaimanakah perkembangan perolehan suara pilkada di 9 kabupaten tersebut sekarang? Berdasarkan data pada website resmi KPU, Senin (14/12/2020) jam 13.53.31 WIB.

1. Manggarai Barat: suara terbanyak diraih pasangan (03) EDISTASIUS ENDI, SE - dr. YULIANUS WENG, M.Kes dengan 33,4 persen suara, diikuti (02) Drh. MARIA GEONG, Ph.D - SILVERIUS SUKUR, SP 30,4 persen, dan seterusnya (01) 21,4 persen dan (04) (04) ADRIANUS GARU, SE.MSi - ANGGALINUS GAPUL, SP,MMA. 

2. Manggarai: (02) HERYBERTUS GERADUS LAJU NABIT, S.E, MA - HERIBERTUS NGABUT, SH tidak tergoyahkan meraih 61,1 persen, sedangkan lawannya (01) Dr DENO KAMELUS, S.H, M.H - Drs VICTOR MADUR 38,9 persen.

3. Ngada: (01) WILFRIDUS MUGA, S.E., M.Pd - Drs. HERMAN SAY (17,1%), (02) PARU ANDREAS, SH, MH - RAYMUNDUS BENA, SS.M.Hum (27,8%), (03) Drs PAULUS SOLIWOA - GREGORIUS UPI (17,2%), (04) KRISTOFORUS LOKO, S.Fil - EMANUEL DOPO (19,1%), dan (05) HELMUT WASO - Ir YOHANES TAY, MM (18,8%).

4. Belu: (01) Willybrodus Lay, SH - Drs. J. T. Ose Luan (50,1%), (02) dr. Taolin Agustinus, Sp PD - Drs. Aloysius Haleserens, MM (49,9%)

5. TTU: (01) KRISTIANA MUKI, S.Pd.,M.Si - YOSEF TANU, S.STP., M.Si (33,6%); (02) HENDRIKUS FRENGKY SAUNOAH, SE - DRS. AMANDUS NAHAS (29,0%), (03) DRS. JUANDI DAVID - DRS. EUSABIUS BINSASI (37,3%).

6. Malaka: (01) Dr SIMON NAHAK, S.H.,MH - LOUISE LUCKY TAOLIN, S.Sos (48,8%), (02) dr STEFANUS BRIA SERAN, M.PH - Wendelinus Taolin (51,2%).

7. Sabu Raijua: (01) Drs. Nikodemus N. Rihi Heke, M.Si - Yohanis Uly Kale, A.Md (30,1%), (02) Drs. Orient P. Riwu Kore - Ir. Thobias Uly, M.Si (48,3%), (03) Ir. Takem Irianto Radja Pono, M.Si - Ir. Herman Hegi Radja Haba (21,6%).

8. Sumba Timur: (01) Drs Khristofel Praing, M Si - David Melo Wadu, ST (56,5%), (02) Umbu Lili Pekuwali, ST.MT - Ir. Yohanis Hiwa Wunu, M.Si (43,5%)

9. Sumba Barat: (01) YOHANIS DADE, SH - JOHN LADO BORA KABBA ((30,9%), (02) MARTHEN NGAILU TONI, SP - Ir AGUSTINUS BERNADUS BORA (12,9%), (03) Drs AGUSTINUS NIGA DAPAWOLE - GREGORIUS H. B. L . PANDANGO, SE (28,4%), (04) DANIEL BILI, SH - THIMOTIUS TEDE RAGGA, S.SOS (27,8%).

Real count melalui situs resmi KPU atau Sirekap tak bisa menjadi dasar penentuan pemenang Pilkada 2020. Penentuan pemenang tetap didasarkan pada hasil rekapitulasi manual KPU yang dilakukan secara berjenjang.

Ketua KPU NTT Thomas Dohu mengatakan, masyarakat di sembilan kabupaten di NTT yang menggelar pilkada bisa memantau hasil penghitungan sementara melalui situs resmi KPU. Thomas mengakui, ada keterlambatan input data suara para konstestan karena gangguan server pusat.

"Kalau semua lancar, kemarin mungkin kami lebih awal info ke publik," kata Thomas kepada Kompas.com, Jumat malam.

Penyebab lain, kemungkinan KPPS belum melakukan proses foto secara benar melalui aplikasi Sirekap, sehingga yang terbaca di sistem masih terbatas.

"Ada pun untuk mengupload yang belum difoto dan kirim ke server oleh KPPS, akan menunggu proses di PPK antara tanggal 10-14 Desember 2020," kata Thomas.*

Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul VIDEO Tiga Kali Kalah di Pilkada Depok, Toto Towel Minta DPP PDIP Berikan Hukuman, https://wartakota.tribunnews.com/2020/12/13/video-tiga-kali-kalah-di-pilkada-depok-toto-towel-minta-dpp-pdip-berikan-hukuman?page=all

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved