Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik, Jumat 11 Desember 2020: Hikmat Allah Dibenarkan Oleh Perbuatannya
Di saat Yohanes tampil dengan semangat bernyala, banyak orang tak peduli. Begitu pun pada zaman Yesus warta-Nya tetap ditolak.
Renungan Harian Katolik, Jumat 11 Desember 2020: Hikmat Allah Dibenarkan Oleh Perbuatannya (Matius 11:16-19)
Oleh: RD Ambros Ladjar
POS-KUPANG.COM - Di saat Yohanes tampil dengan semangat bernyala, banyak orang tak peduli. Begitu pun pada zaman Yesus warta-Nya tetap ditolak. Orang tak mau dengar-kan Kabar Baik, Injil yang dibawa-Nya.
Yesus melihat kepicikan kaum sebangsa-Nya. Mereka terlalu infantil, kekanak-kanakan. Tak heran jika Ia pakai alegori dalam Injil tadi untuk mengkritik mereka.
Orang tiup seruling bagimu, tapi kalian tak menari. Orang nyanyikan kidung duka, tapi kalian tak berkabung. Mereka sungguh tak paham.
Yohanes tampil dan tidak makan minum. Mereka lantas menilai dia kerasukan setan. Lalu ketika Yesus datang dan makan minum dengan para pendosa, mereka beri cap Dia: sahabat pemungut cukai dan orang berdosa.
Cara hidup mereka jelas tak mau dikoreksi. Mereka tak suka pada nilai kebenaran yang mutlak diterima umum. Kenyataan bahwa Yohanes datang memberitakan pertobatan batin, tapi orang menolak. Mereka diwakili oleh Herodes yang arogan dan pengecut. Begitu pun dengan Yesus yang menjelma jadi manusia, warta-Nya tak diterima orang.
Alasan utama Yohanes dan Yesus ditolak karena kecurigaan atau prasangka berlebihan. Padahal kedok keculasan mereka sudah tercium duluan. Hati mereka jadi tertutup. Wawasan mereka jadi makin sempit.
Situasi ini akan sama kalau kita sandingkan dengan keadaan negara kita. Terlebih pada saat ini dengan kehadiran organisasi yang tergolong teroris. Kita beri apresiasi yang tinggi kepada Polri-TNI yang tegas menindak orang yang mengganggu keutuhan NKRI.
Presiden Jokowi sudah banyak buat baik. Kita baru rasakan Indonesia merdeka saat akhir-akhir ini. Padahal dalam sejarah sudah 75 tahun tercatat. Toh masih ada kelompok kadrun, yang cari titik lemah sendi-sendi negara.
Perang media tiap hari dilontarkan. Bukannya membela kamejamukan, tapi hanya mau memecah belah kesatuan. Cumalah popularitas semu yang dicari. Padahal semua kepentingan itu cuma bertahan sebentar.
Lalu bagaimana dilema sikap kita sendiri? Injil ajak kita bijaksana dengan berpihak pada nilai kebenaran.
Tuhan memberkati segala aktivitas kita. Amin.*