Berita Timor Leste
Detik-detik Fretilin Teriak ke Tentara Australia Saat Indonesia Serbu Timor Leste 45 Tahun Lalu
Detik-detik Pasukan Fretilin Minta Tolong ke Tentara Australia Saat Indonesia Serbu Timor Leste 45 Tahun Lalu
POS-KUPANG.COM - Detik-detik Pasukan Fretilin Minta Tolong ke Tentara Australia Saat Indonesia Serbu Timor Leste 45 Tahun Lalu
Detik-detik pasukan Fretilin memohon bantuan Australia saat pasukan Indonesia menyerbu ibu kota Timor Leste, Dili, 45 tahun silam.
Sebuah peristiwa berdarah terjadi hari-hari berikutnya di tahun 1975 tersebut, ribuan warga tewas, saksi melaporkan.
Baca juga: FPI Ungkap Isi Pembicaraan dengan Komnas HAM soal Penembakan Anggotanya: Upaya Ganggu Habib Rizieq
Baca juga: Renungan Harian Katolik, Rabu 9 Desember 2020: Christus Omnibus: Kristus Segalanya
Baca juga: Hujan Deras di Sikka, Tiang Listrik di Jalan Trans Flores Tumbang
Itulah ringkasan dari sebuah artikel yang pertama kali diterbitkan di The Sydney Morning Herald pada 8 Desember 1975.
Pasukan terjun payung, marinir menyerang Timor Timur: pasukan Fretilin melarikan diri.
Banyak yang terbunuh saat Dili jatuh.
Pasukan pro Indonesia, yang didukung oleh Angkatan Darat dan Angkatan Laut Indonesia, merebut ibukota Timor Portugis, Dili.
Pasukan Fretilin melarikan diri ke perbukitan di luar ibu kota, dari sana mereka berencana untuk melakukan perang gerilya.
Permintaan bantuan radio yang dipantau di Darwin kemarin pagi mengatakan wanita dan anak-anak ditembak di jalanan.
Pesan-pesan tersebut, yang diidentifikasi berasal dari anggota Komite Sentral Fretilin, mengatakan pasukan terjun payung dan marinir Indonesia memimpin invasi fajar.
Baca juga: HASIL Quick Count Pilgub Kalsel 2020, Real Count Pilkada Kalsel Sahbirin Noor atau Denny Indrayana?
Tetapi Menteri Luar Negeri Indonesia, Adam Malik, mengatakan di Jakarta bahwa pasukan pro-Indonesia menangkap Dili dan kemudian mengundang pasukan Indonesia untuk membantu mereka memulihkan keamanan.
Adam Malik mengklaim bahwa pasukan Fretilin telah membunuh banyak wanita dan anak-anak yang telah membantu pasukan Apodeti dan UDT (Persatuan Demokrat Timor) pro-Indonesia selama invasi.
Tetapi dalam salah satu pesan radio yang terdengar di Darwin, juru bicara Fretilin memohon: "Kami akan dibunuh ... Lakukan sesuatu, lakukan sesuatu."
Di Canberra kemarin, Menteri Luar Negeri, Mr Peacock, mengatakan Pemerintah Australia "sangat menyesali" jalannya peristiwa yang terjadi di Timor Leste.
Dan mantan Perdana Menteri, Mr Whitlam, mengatakan yang terbaik yang sekarang bisa diharapkan adalah pendekatan ke Perserikatan Bangsa-Bangsa oleh Pemerintah di wilayah tersebut untuk mendukung program dekolonisasi yang diperbarui.
