Berita Pendidikan
WEBINAR: “Berbincang Tentang Malam Gelap" Simak YUK
malam sebagai proses menuju diri yang bersih, damai dan lepas bebas; malam sebagai proses peralihan dari hidup yang dikendalikan
POS KUPANG.COM--Malam Gelap adalah satu pengalaman eksistensial manusia dalam siarahnya menuju Allah. Pengalaman ini bisa dialami secara pribadi atau pun bersama. Inilah intisari Webinar Nasional, dengan tema: “Malam Gelap dalam Spiritualitas St. Yohanes dari Salib”, yang diselenggarakan oleh Ordo Karmel OCD Indonesia, pada Jumat (4/12).
Menghadirkan dua pembicara: P. Sakarias Abduli OCD, Lic. Th. dan P. Dr. Chris Surinono OCD. P. Abdul mengusung tema “Panorama umum hidup St. Yohanes dari Salib”. Sedangkan, P. Chris, berbicara tentang “Malam Gelap dalam spiritualitas St. Yohanes dari Salib”.
Dalam paparannya, P. Sakarias Abduli menyoroti pengalaman malam gelap yang dialami manusia setiap hari. Hal ini berangkat dari pengalaman hidup St. Yohanes sendiri dalam upaya pendirian Karmel OCD bersama St. Teresa dari Avila. Kedua orang kudus ini mendapat banyak tantangan dan pertentangan. St. Yohanes bahkan dipenjarakan selama sembilan bulan (Desember 1577-Agustus 1578).
Namun, justru dalam penjara inilah orang kudus yang sastrawan ini mengisahkan pengalamannya akan Allah lewat puisi dan prosa. Pastor jebolan Universitas de la Mistica ini menggarisbawahi hubungan antara hidup dan ajaran tertulisnya, sehingga mendalami spiritualitas St. Yohanes dari Salib tidak bisa dipisahkan antara hidup dan ajaran tertulisnya.
Sementara P. Chris Surinono, OCD memberi gambaran umum mengenai Malam Gelap dalam Spiritualitas St. Yohanes dari Salib. Malam Gelap menjadi simbol yang menggambarkan proses pemurnian diri manusia menuju persatuan dengan Allah.
Mantan pimpin OCd Indonesia ini berikan tiga alasan mengapa disebut Malam Gelap: malam sebagai proses menuju diri yang bersih, damai dan lepas bebas; malam sebagai proses peralihan dari hidup yang dikendalikan oleh aspek kodrati ke dalam hidup yang diarahkan oleh Allah, dan malam sebagai kegelapan oleh karena upaya manusia untuk lepas bebas dari apa yang bukan Allah.
Mansuai, bagi St. Yohanes dari Salib, menurut Pastor OCD angkatan pertama Indonesia, terdiri daridimensi indrawi dan spiritual. Sisi indrawi megarahkan manusia untuk hidup atas dorongan nafsu-nafsunya saja, sedangkan sisi spiritual manusia terkomposisi atas tiga daya spiritual, yakni intelek, kehendak dan daya ingat.
Sebagai orang beriman, hidup inteleknya akan dibantu dengan iman, kehendak dibersihkan oleh cinta kasih, dan daya ingay dimurnikan oleh pengharapan. Dua sisi manusia ini selalu bertentangan dalam dirinya, sehingga tidak heran, kita melakukan apa yang sebenarnya tidak kita inginkan, seperti kata St. Paulus
Mengutip apa yang dikatakan Paus Yohanes Paulus II, dosen Universitas de la Mistica, Spanyol ini katakan: era kita sekarang penuh penderitaan, Allah yang diam terhadap pendriataan manusia; ketidakadilan, kemiskinan, marjinalisasi. Semua pengalaman ini bisa dialami sebagai malam gelap kolektif, malam gelap bersama yang menjadi kesempatan untuk mengalami campur tangan Allah.
“Dalam situasi pandemi ini, kita sebenarnya sedang masuk ke dalam malam gelap bersama, yakni kesempatan untuk menemukan dan mengalami kerahiman Allah”, tangkasnya. Diakhir paparannya, beliua mengajak untuk membiarkan diri dicintai oleh Allah.
Peserta webinar ini tidak saja dari kalangan para imam, biarawan/i, tapi para pencinta spiritualitas Karmel, Karmel Awam, Sahabat Karmel dari Jakarta, Bandung, Surabaya, Malang, Denpasar, Manado, Kupang dan Bajawa. Webinar diakhir dengan diskusi dan tanya jawab.
(Laporan Fr. Kornelius Siprianus Leu, OCD)
Baca juga: Liga 1 2020 Indonesia Tak Jelas, Pemain ANyar David da Silva Resmi Mengundurkan diri dari Persebaya
