Ini Penjelasan Dosen Fakultas Perikanan UKAW Terkait Fenomena Ikan Bertebaran di Pesisir Pantai
Namun, ada beberapa dugaan yang bisa menjadi penyebab terjadinya fenomena tersebut.
Penulis: Dionisius Rebon | Editor: Rosalina Woso
Penjelasan Dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan UKAW Terkait Fenomena Ikan Bertebaran di Pesisir Pantai Pelabuhan Lewoleba, Kabupaten Lembata
POS-KUPANG.COM | KUPANG- Dosen Fakultas Perikanan dan ilmu Kelautan, Universitas Kristen Artha Wacana (UKAW) Kupang, Alfret G.O Kase S.Pi M.Si.Ph.D menjelaskan, fenomena ikan bertebaran ke permukaan laut dan di pesisir pantai Pelabuhan Lewoleba, Kabupaten lembata NTT beberapa waktu lalu, belum bisa ditarik kesimpulan pasti tentang penyebab terjadi hal itu. Namun, ada beberapa dugaan yang bisa menjadi penyebab terjadinya fenomena tersebut.
Dikatakan Alfret, ikan sebagai salah satu spesies makhluk hidup pastinya membutuhkan lingkungan yang nyaman. Jika situasi lingkungan terasa tidak memberikan kenyamanan maka, makhluk hidup tersebut akan pasti akan mencari lingkungan yang baru.
"Apalagi misalnya ada perubahan iklim atau suhu pada lingkungan yang mendadak, itu bisa menyebabkan mereka menjadi panik dan bertebaran," ungkap Alfret ketika dihubungi POS-KUPANG.COM, Jumat, 04/12/2020.
Sebagai seorang akademisi di bidang perikanan, Alfret mengatakan bahwa, banyak orang berasumsi bahwa ada keterkaitan antara bencana erupsi Ile Lewotolok di Kabupaten Lembata. Tetapi, hal ini perlu dikaji lebih dalam lagi.
Ia menerangkan, perubahan suhu yang mendadak dari musim kemarau ke musim hujan bisa mempengaruhi suhu perairan atau pergerakan masa air yang mana berdampak munculnya fenomena tersebut.
Lebih lanjut dikatakan Alfret, ada faktor lain yang biasa disebut dengan upwelling. Fenomena ini terjadi ketika air laut lebih dingin dan masa jenisnya lebih besar bergerak dari dasar laut ke permukaan.
Fenomena upwelling tersebut, membawa nutrisi lebih banyak dari dasar laut ke permukaan, sehingga ikan-ikan ini lebih banyak berkumpul untuk memperoleh makanan.
Faktor lain yang bisa menjadi penyebab terjadinya hal ini adalah, munculnya ikan pemangsa dalam jumlah besar, sehingga ikan-ikan kecil tersebut berhamburan.
"Pergerakan masa air dari bawah ke permukaan dia membawa banyak sekali nutrisi seperti zooplankton dan fitoplankton, sehingga ikan-ikan kecil berkumpul," bebernya
Gerombolan ikan kecil yang berkumpul untuk memakan nutrisi tersebut, dengan sendirinya mengundang kehadiran predator laut lainnya dalam jumlah banyak untuk memangsa ikan-ikan kecil tersebut. Sehingga ikan-ikan tersebut panik dan bertebaran.
Menurut dosen yang juga menjabat sebagai Kepala Lembaga Penelitian UKAW Kupang ini bahwa, perubahan suhu yang ekstrem terjadi di dalam laut sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya, bisa menyebabkan kurangnya oksigen terlarut di dalam perairan . Ikan-ikan tersebut kemudian sulit bernapas dan mencari tempat yang lain.
Baca juga: Vaksin Covid -19 Belum Tiba di NTT
Baca juga: HAMIL? Sule Singgung Janin di Dalam Perut, Nathalie Holscher Terbaring Lemas dan Suka Aneh-aneh!
Baca juga: Update Covid-19 NTT : Hari Ini Bertambah 18 Kasus Positif Covid-19
"Tetapi karena perubahannya secara masal, mereka (ikan) lompat ke sana juga kondisinya sama, kemudian bisa sampai ke pantai," tutup Alfret. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Dionisius Rebon)