Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik, Jumat 4 Desember 2020: Percaya: Syarat Pokok
"Tuhan kasihanilah kami". Artinya, bukan ber-iba-hati-lah Engkau terhadap kami", melainkan lebih-lebih "tunjukkanlah kemurahan hati-Mu kepada kami".
- Renungan Harian Katolik, Jumat 4 Desember 2020: Percaya: Syarat Pokok (Matius 9:27-31)
Oleh: Pater Steph Tupeng Witin SVD
POS-KUPANG.COM - Yesus sedang dalam perjalanan-Nya bersama para murid dan orang-orang yang mengikuti-Nya. Tahu-tahu dari belakang terdengar suara, "Kasihanilah kami, hai Anak Daud" (Luk 9:27). Itu suara dua orang buta yang juga mengikuti Yesus.
Seruan permohonan kedua orang buta mirip dengan seruan kita pada awal misa, "Tuhan kasihanilah kami". Artinya, bukan ber-iba-hati-lah Engkau terhadap kami", melainkan lebih-lebih "tunjukkanlah kemurahan hati-Mu kepada kami".
Kedua orang buta itu minta supaya Yesus sudi menanggapi seruan mereka dengan suatu tindakan yang nyata, tindakan yang menyembuhkan, menyelamatkan.
Mungkin karena itu pula mereka menambahkan seruan mereka dengan sebuah gelar "hai Anak Daud". Gelar ini sangat familiar bagi orang Yahudi yang susah hidupnya. Mereka senantiasa menantikan datangnya seorang "Daud baru", yaitu Mesias yang akan membawa keselamatan kepada semua orang yang menderita, tertekan, cacat, sakit, tertindas.
Kita tidak tahu, sejauh manakah kedua orang buta itu meyakini Yesus sebagai Mesias, sehingga menyertakan sebutan "Anak Daud" dalam seruan mereka. Tetapi seandainya seruan mereka berlatar belakang keyakinan bahwa Yesus memang Mesias, maka sungguh kuatlah iman mereka. Kebutaan jasmani menjadikan mereka manusia yang mampu melihat hal-hal yang tidak dapat dilihat dengan mata. "Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya" (Yoh 20:29).
Betapa pentingnya kepercayaan, bila orang mau datang kepada Yesus dan berseru memohon pertolongan-Nya. Ini dipertegas dengan sangat jelas dalam tanggapan Yesus atas seruan kedua orang buta itu, "Percayakah kamu, bahwa Aku dapat melakukannya?" (Mat 9:28). Yesus tidak bertanya lagi, "Maunya apa kamu dari pada-Ku? Ia langsung berbicara tentang hal yang paling pokok, "Percayakah kamu ...?"
Percaya itu hal paling pokok dan mendasar. Itulah syarat untuk memperoleh kesembuhan. Itulah pintu masuk kepada keselamatan. Tidak ada jalan lain sampai kepada Yesus, untuk datang kepada-Nya, untuk bertemu dengan-Nya, selain jalan iman.
Satu-satunya pokok terjadinya mukjizat adalah iman. Dokter tak akan mungkin menyembuhkan pasien yang pengharapannya sudah sirna. Obat-obatan pun tidak akan memberikan kegunaan apapun kalau hanya dianggap seperti air. Jalan untuk menuju mukjizat adalah dengan menyerahkan hidup ke tangan Tuhan. Maka, inilah yang sesungguhnya ditekankan Yesus.
Covid 19 yang sedang mewabah belum ada obatnya. Para ahli bilang, selain istirahat cukup, dapat asupan gizi, ikuti protokol kesehatan dengan pakai masker dan jaga jarak; juga sangat penting pikiran dan hati harus bersih, penuh gairah dan optimisme.
Kalau begitu, kita bisa bermenung diri begini. Saat kita sakit dan datang kepada Yesus, pasti Ia akan bertanya, "Percayakah kamu ...?" Tatkala pada kesempatan apa pun : saat beradorasi, mengikuti misa kudus, bernovena minta dianugerahi buah hati, saat mengerang sakit di ranjang rumah sakit, saat datang mengadu karena diperlakukan tidak adil, saat menangis meratap karena tertimpa bencana atau kemalangan, saat ditinggalkan atau dikhianati orang yang dipercayai, saat tak lagi dipercayai ... lagi-lagi pertanyaan yang sama Ia ajukan, "Percayakah kamu ... ?" Tinggal masing-masing kita memberi jawaban kepada-Nya.*
SIMAK JUGA VIDEO RENUNGAN HARIAN KATOLIK BERIKUT: