Berita Timor Leste
Kekayaan Menipis dan Terancam Bangkrut, Kini Timor Leste Hidup di Bawah Ketiak China, Benarkah?
Kekayaan Menipis dan Terancam Bangkrut, Kini Timor Leste Hidup di Bawah Ketiak China, Benarkah?
Buka saja mengklaim wilayah NKRI masuk dalam wilayahnya tetapi juga mengklaim sejumlah kebudayaan Indonesia sebagai warisan budaya negara itu
Kini politisi Malaysia kembali membuka luka lama Indonesia yang menyebut lepasknya Timor Leste dari Indonesia merupaan kegagalan sosok presiden Indonesia ini
Bukan rahasia lagi jika Malaysia dan Indonesia menjadi musuh bebuyutan sejak lama.
Sejak tahun 1960-an, Indonesia selalu dianggap musuh bebuyutan oleh Indonesia.
Bahkan ketegangan kedua negara ini nyaris membuat marah Bung Karno hingga menyerukan sebuah kalimat ganyang Malaysia
Selain itu dalam beberapa kasus Malaysia juga tak jarang membuat klaim seperti budaya indonesia , hingga pulau milik Indonesia.
Hal itu membuat publik Indonesia pun juga tak jarang melontarkan umpatan pada negeri Malaysia karena sering seenaknya sendiri melakukan klaim.
Baca juga: Sering Memakan Korban, Tikungan Maut di Sirkuit Catalunya bakal Diubah
Baca juga: Striker Arema FC Pernah Dapat Tawaran Klub Thailand dan Malaysia, Simak YUK
Selain itu, tak hanya masyarakat politisi Malaysia pun tak jarang melontarkan kritikan kepada Indonesia secara pedas.
Termasuk mengungkit soal Timor Leste yang lepasa dari Indonesia 18 tahun silam.
Menurut New Mandala, mantan Menteri Penerangan Malaysia Zainuddin Zam Maidin, pernah mencemooh Indonesia karena gagal mempertahankan Timor Leste.
Dia juga melontarkan ejekan kepada Presiden Indonesia ini, bahkan menyebutnya hendak membubarkan Indonesia.
Zam Maidin, menyebut mantan Presiden Indonesia Habibie membubarkan Indonesia, karena membiarkan Timor Timur lepas dari Indonesia.
Dia juga mengatakan sebagai Presiden Reformasi Habibie gagal total, membiarkan Timor Timur Lepas melalui referendum tahun 2002.
Tetapi Faktanya, Timor Timur tidak pernah menjadi bagian dari Indonesia, karena dianeksasi secara paksa kemudian dijadikan provinsi ke-27 pada Desember 1975.
Setelah kepergian Portugis dari Timor Timur, Menteri Luar Negeri AS Henry Kissinger, memerintahkan Invasi Timor Timur.