Berita Regional NTT Terkini
400 Orang Muda di Sikka, Nagekeo dan Lembata Kembangkan Usaha Pengolahan Ikan
pertumbuhan ekonomi melalui wirausaha dengan jenis olahan di antaranya pentolan bakso ikan, sate lilit ikan, parkedel ikan, abon ikan dan aneka olaha
Penulis: Aris Ninu | Editor: Ferry Ndoen
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Aris Ninu
POS-KUPANG.COM / MAUMERE-Sebanyak 400 orang muda dampingan 3 LSM antara lain Yayasan Plan International Indonesia (YPII) dan dua mitra kerja lokal mereka yakni Kopernik dan Bengkel Appek yang tersebar pada tiga kabupaten masing-masing Sikka, Nagekeo dan Lembata tengah didampingi guna mengembangkan aneka usaha pengolahan hasil ikan.
Demikian data yang diterima POS-KUPANG.COM dari SWITCH/Mata Kail Project Manager Plan International Indonesia, Widiyanto, di Maumere, Senin (30/11/2020) siang.Widiyanto menjelaskan, Plan bersama dua mitra kerja melalui Program Mata Kail (Mari Kita Kreatif Agar Ikan Lestari) dengan menargetkan dua program utama yakni pertama, gemar makan ikan dengan target anak-anak untuk mengatasi stunting dan pemulihan kesehatan ibu hamil dan orang tua.
Kedua, pertumbuhan ekonomi melalui wirausaha dengan jenis olahan di antaranya pentolan bakso ikan, sate lilit ikan, parkedel ikan, abon ikan dan aneka olahan hasil ikan lainnya.
Widiyanto menjelaskan, sejak program Mata Kail mulai dikembangkan pada 46 desa dampingan Plan pada 3 Kabupaten yakni Sikka (11 desa), Nagekeo (11 desa) dan Lembata (24 desa), Plan dan mitra kerjanya menargetkan akan mendampingi 2.000 orang muda untuk berwirausaha dalam pengolahan hasil ikan.
“Dalam perkembangannya, Plan dan mitra kerjanya melatih sekitar 2.116 orang muda untuk mengembangkan wirausaha pengolahan hasil ikan. Dari 2.116 orang muda yang mengikuti pelatihan hanya sekitar 400 orang lebih atau 20% yang berhasil mengembangkan usaha olah hasil ikan untuk meningkatkan ekonomi mereka,” kata Widiyanto.
Pencapaian ini, lanjut Widiyanto terbilang luar biasa mengingat di masa awal program ini, dari 2.000 lebih yang mengikuti pelatihan, tercatat ada 83% lebih kaum muda menyatakan ketidatarikan mereka untuk mengembangkan usaha ikan.“Kami bersyukur karena hingga November 2020, tercatat ada sekitar 20% lebih kaum muda yang mulai berwirausaha pengolahan hasil ikan,” katanya.
Widiyanto berharap agar 400 orang muda dampingan Plan dan mitra kerjanya terus menularkan ilmu yang telah diberikan Plan dan mitra kerjanya untuk memotivasi kaum muda lainnya untuk mengembangkan usaha olah ikan sesuai program Mata Kail.
“Semoga ke depan kaum muda yang mengembangkan wirausaha pengolahan hasil ikan terus bertambah. Sebab pengolahan hasil ikan tidak saja untuk meningkatkan ekonomi, tetapi juga bisa mengatasi stunting,” kata Widiyanto.(ris)PK/ISTSWITCH/Mata Kail Project Manager Plan International Indonesia, WidiyantoArea *)
