Letusan Ile Lewotolok, Warga Todanara: Seumur Hidup Ini Dahsyat Sekali

mereka baru pulang dari gereja dan kaget dengan adanya letusan dari puncak Ile Lewotolok yang disusul hujan batu kerikil, pasir dan abu vulkanik.

Penulis: Ricardus Wawo | Editor: Rosalina Woso
POS-KUPANG.COM/RICARDUS WAWO
Warga Desa Wailolong, Kecamatan Omesuri memberi bantuan makanan di posko pengungsian di Posko Utama, Lapangan Kantor Bupati lama, Minggu (29/11/2020) 

Letusan Ile Lewotolok, Warga Todanara: Seumur Hidup Ini Letusan Dahsyat Sekali

POS-KUPANG.COM|LEWOLEBA--Letusan Gunung Ile Lewotolok, pada Minggu (29/11/2020) sekitar pukul 09.45 Wita, sempat membuat warga di wilayah Kecamatan Ile Ape dan Ile Ape Timur panik dan berhamburan keluar rumah.

Sebagian dari mereka baru pulang dari gereja dan kaget dengan adanya letusan dari puncak Ile Lewotolok yang disusul hujan batu kerikil, pasir dan abu vulkanik.

Warga Desa Todanara, Gaspar Boli, yang ditemui di Lapangan Kantor Bupati lama, menyebut ini merupakan letusan yang cukup dahsyat selama ini. 

Dia mengatakan semua warga di kampungnya sudah dievakuasi ke Kota Lewoleba dan meninggalkan rumah mereka di kampung.

"Kampung kosong, yang tersisa di sana beberapa pemerintah desa yang jaga kampung. Situasi pertama itu memang kami semua panik, lari tumpang tindih ke sana-kemari. Semua orang berebut naik oto untuk dievakuasi," tandasnya.

"Selama hidup saya ini dahsyat sekali. Dulu itu nenek-nenek biasa cerita.
Kami habis sembahyang duduk tidak sampai satu jam dia bunyi besar sekali. Kami semua lari pontang panting.
Selama hidup saya baru saya lihat dahsyat sekali. Kami semua lari," kisahnya.

Ketua DPRD Lembata Petrus Gero menjelaskan karena sebagian desa sudah ditinggalkan pengungsi maka dari hasil rapat terbatas Forkopimda Kabupaten Lembata maka aparat keamanan Polres Lembata dan Personil TNI akan terus melakukan patroli menjaga desa-desa yang ditinggalkan warga. 
"Lansia, orangtua, ibu hamil langsung dievakuasi. Warga harus dievakuasi karena kita tidak bisa prediksi," katanya.

Petrus Gero juga mengakui kalau peristiwa ini merupakan letusan yang paling besar selama hidupnya. 
"Ini pertama kali saya alami. Ini letusan sangat besar. Tapi sekarang intinya  pemerintah senantiasa siapkan diri untuk urus masyarakat," ungkapnya.

Kepala BPBD Kabupaten Lembata Kanisius Making sudah memastikan tidak ada korban jiwa dalam peristiwa bencana alam ini dan data terakhir yang dihimpun sudah ada 3767 orang pengungsi dari dua Kecamatan Ile Ape dan Ile Ape Timur yang dievakuasi ke Lewoleba.

Selain itu, katanya, berdasarkan keterangan tertulis dari Badan Geologi Kementerian ESDM Indonesia, per tanggal 29 November 2020 pada pukul 13.00 Wita status Gunung Api Ile Lewotolok sudah naik dari level II (waspada) menjadi level III (siaga).

Selain mengungsi di rumah-rumah warga di Kota Lewoleba, para pengungsi juga ditempatkan di Lapangan Kantor Bupati lama, Gedung Perpustakaan Daerah Kabupaten Lembata, Aula Koperasi Ankara, Kantor Kelurahan Lewoleba Tengah, Aula Desa Tapolangu, Aula Desa Baopana, Kantor Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Lembata.(Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ricko Wawo)

Sumber: Pos Kupang
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved