Breaking News

Gunung Ile Lewotolok Meletus

Diduga Lari ke Hutan Saat Terjadi Letusan Gunung Ile Lewotolok, Ada LIMA Anak Yang Dilaporkan Hilang

Setelah terjadinya letusan Gunung Ile Lewotolok, ada lima orang anak yang dilaporkan hilang.  Mereka berasa dari Desa Waienga, Kecamatan Lebatukan

Editor: Benny Dasman
POS-KUPANG.COM/RICARDUS WAWO
Visual Gunung Ile Lewotolok pada Senin (30/11/2020) pagi sekitar pukul 06.30 Wita 

Sejumlah desa diguyur abu.

Dilaporkan oleh KESDM, Badan Geologi, dan PVMBG Pos Pengamatan Gunung Ile Lewotolok erupsi pertama terjadi pada Jumat terjadi sekitar pukul 05.57 Wita.

Saat itu, teramati tinggi kolom abu lebih kurang 500 meter di atas puncak, sekitar 1.923 meter di atas permukaan laut.

Erupsi itu terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 34 milimeter dan durasi lebih kurang dua menit.

Akibat erupsi tersebut menyebabkan sejumlah desa di sekitar lereng gunung diguyur abu dan pasir.

Alami peningkatan aktivitas

Gunung Ile Lewotolok yang mengalami erupsi sejak Jumat diketahui terus mengalami peningkatan aktivitas.

Jika sebelumnya kolom abu teramati setinggi 500 meter di atas puncak, pada Minggu (29/11/2020) kolom abu meningkat menjadi 4.000 meter di atas puncak.

"Kolom abu teramati berwarna abu dengan intensitas tebal condong ke arah timur dan barat. Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 35 mm dan durasi kurang lebih 10 menit," ungkap Petugas Pos Pengamatan Gunung Api Ili Lewotolok, Alselmus Bobyson Lamanepa kepada Kompas.com melalui sambungan telepon, Minggu.

Terkait dengan peningkatan aktivitas gunung itu, pihaknya meminta warga untuk menghindari area puncak dengan radius 2 kilometer.

Warga mengungsi

Menyikapi peningkatan aktivitas Gunung Ile Lewotolok, warga yang tinggal di sekitar lereng gunung memilih untuk mengungsi.

Teddi Lagamaking, warga di sekitar Gunung Ile Lewotolok mengatakan, saat ini warga sudah banyak yang mengungsi ke kantor Bupati Lembata.

Hal itu dilakukan karena warga mulai panik. Mengingat erupsi Gunung Ile Lewotolok sudah tiga hari terakhir belum juga berhenti.

"Tadi pukul 11.00 WITA warga berangkat menuju kantor bupati Lembata karena panik melihat erupsi kembali terjadi disertai hujan kerikil, batu pasir, dan abu vulkanik. Mau tidak mau harus mengungsi," ungkap Teddi saat dihubungi.

Halaman
123
Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved