45 Tahun Proklamasi Republik Demokratik Timor Leste, Indonesia Datang Malah Dikambinghitamkan
Ada yang mengatakan karena Deklarasi Kemerdekaan itu dinyatakan secara sepihak, dampaknya malah sebabkan perang saudara.
28 November Kemarin Bertepatan Dengan 45 Tahun Proklamasi Republik Demokratik Timor Leste yang Justru Disambut dengan Perang Saudara, Indonesia Datang Malah Tambah Dikambinghitamkan
POS-KUPANG.COM - Tanggal 28 November 1975 adalah hari proklamai Republik Demokratik Timor Leste.
Sayangnya, proklamasi itu tidak disambut dengan suka cita.
Ada yang mengatakan karena Deklarasi Kemerdekaan itu dinyatakan secara sepihak, dampaknya malah sebabkan perang saudara.
Mengutip dari laman Pemerintah Timor-Leste, disebutkan wilayah mereka sejak 1859 masuk ke dalam wilayah kekuasaan Portugis, sementara Pulau Timor bagian barat ada di bawah kekasaan Belanda.
Setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya pada 17 Agustus 1945, Pemerintah Indonesia menegaskan di Perserikatan Bangsa-Bangsa dan dunia internasional, serta tidak memiliki ambisi teritorial terhadap Timor Timur.
Wilayah non-otonom
Karena itu sejak 1960, PBB menganggap Timor-Leste sebagai wilayah non-otonom yang ada di bawah pemerintahan Portugis.
Dari 1962 hingga 1973, Majelis Umum PBB mengakui hak Timor-Leste untuk menentukan nasib sendiri.
Namun, Portugal menolak mengakui hak tersebut dan mengakui Timor-Leste sebagai provinsi Portugis, setara dengan provinsi-provinsi lainnya.
Setahun kemudian pada 1974, terdapat Revolusi April yang memulihkan demokrasi di Portugal dan Pemerintah Portugal menghormati hak penentuan nasib sendiri untuk Timor-Leste.
Menindaklanjuti progres ini, pada Mei 1974 dibentuk lah Komite Penentuan Nasib Sendiri Timor Timur di Dili, yang saat ini menjadi ibu kota negara.
Sejumlah pengamat independen yang berkunjung ke wilayah Timor Timur menilai mayoritas masyarakat di sana menolak untuk berintegrasi atau bergabung dengan Indonesia, dikarenakan perbedaan budaya sebagai salah satu alasan utamanya.
Proklamasi
Program dekolonialisasi mulai gencar terjadi sejak Januari 1975, kerajaan kolonial Portugal dibubarkan, gerakan pembebasan di tataran lokal pun meningkat.
Sebuah pemilihan lokal pun diadakan, ketika itu di distrik Lautem untuk kepemimpinan administratif regional.
