Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik, Jumat 27 November 2020: Sabda Takkan Berlalu

Pohon ara itu adalah sebuah alegori untuk melukiskan tentang Kerajaan Allah. Ini pokok utama dan sentral dari seluruh pemberitaan dan ajaran Yesus.

Editor: Agustinus Sape
Foto Pribadi
Pater Steph Tupeng Witin SVD 

Oleh: Pater Steph Tupeng Witin SVD

POS-KUPANG.COM - Pohon ara adalah salah satu jenis pohon di negeri Israel yang daunnya gugur pada musim rontok. Selama musim dingin, pohon ara tampak 'telanjang' dan seolah-olah mati. Tetapi pada awal musim semi terjadi mukjizat alam. Pohon yang tadinya 'mati', mulai hidup kembali. Daun-daun muda yang kecil berwarna hujau muda tumbuh bersemi, indah sekali. Inilah tanda pasti mendekatnya musim panas yang dinantikan banyak orang.

Pohon ara yang digunakan Yesus dalam kisah Lukas 21:29-33 pasti bersifat simbolik. Yesus tentu sama sekali tidak bicara tentang pohon. Pohon ara itu adalah sebuah alegori untuk melukiskan tentang Kerajaan Allah. Ini pokok utama dan sentral dari seluruh pemberitaan dan ajaran Yesus. "Jika kamu melihat hal-hal itu terjadi ...", kata-Nya, "ketahuilah bahwa Kerajaan Allah sudah dekat" (Luk 21:31). Apa maksudnya ?

Dalam konteks injil Lukas, sebelum berkisah tentang perumpamaan pohon ara ini, Yesus bicara tentang pengepungan dan kehancuran Yerusalem (Luk 21:20-24). Selanjutnya Dia bicara tentang kedatangan Anak Manusia. Bahwa kedatangan-Nya itu akan didahului tanda-tanda deru dan gelora laut (Luk 21:25-28).

Dengan ini ditunjukkan bahwa sebelum kedatangan Anak Manusia dan berdiri kokohnya Kerajaan Allah, akan ada penghancuran dan kehancuran. Apa saja akan hancur, musnah. Namun itu bukan berarti kesudahan atau akhir dari segalanya. Sebab, setelah kehancuran itu mulailah suatu era yang sama sekali baru.

Selain itu, ada satu hal yang penting. Yang paling hebat dan agung, diandalkan dan dikagumi memang akan hancur dan berlalu, namun ada yang tidak akan pernah hancur.

"Langit dan bumi akan berlalu, tetapi perkataan-Ku tidak akan berlalu" (Luk 21:33). Ya ... perkataan-Nya tidak 'kan berlalu. Pesan inilah yang dipertegas dengan cerita alegoris tentang pohon ara; seolah-olah mati, tetapi bertunas lagi dan hidup kembali.

Makna terdalam yang bisa kita petik sungguh aktual. Katakanlah, saat ini barangkali adalah saat sulit. Tidak gampang jadi orang jujur dan tulus. Kita alami pengepungan dan seakan 'penghancuran', penganiayaan, oleh karena iman kita. Tapi saat sulit ini pada waktunya akan berlalu dan datang bersemi saat kemuliaan. Asalkan kita tetap teguh bertahan sebagai orang beriman; asalkan kita tetap mengandalkan perkataan-Nya, sabda-Nya sebagai pedoman dan arah hidup kita.

Kita pun harus berpikir intensif, "Apa yang bisa diandalkan dalam hidup ini"? Semua yang kita bangun dan kemegahan yang kita gapai, akan berakhir; apa yang membuat diri dikagumi, atau siapa yang kita kagumi dan andalkan, akan berlalu. Lalu siapakah atau apa yang menjadi andalan dan menyelamatkan kita kelak?

Suatu ketika, hal yang paling hebat dan agung pun akan hancur. Pada saat itu kita harus menghadapi Dia yang pasti akan datang dan bertakhta dalam Kerajaan Allah. Yesus-lah nama-Nya. Dia-lah Sang Sabda. Maka, apakah Dia adalah andalan kita? Apakah perkataan-Nya kita jadikan pedoman untuk membaca tanda-tanda dan mengingatkan kita akan kedatangan-Nya nanti?*

SIMAK JUGA VIDEO BERIKUT:

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved