Breaking News

KBM Selama Pandemi Covid-19 Dinilai Kurang Efektif

Kendala utama adalah fasilitas yang dimiliki siswa seperti handphone android kurang mendukung.

Penulis: Teni Jenahas | Editor: Rosalina Woso
Tribunnews/Alex Suban
Ilustrasi Belajar dari rumah 

KBM Selama Pandemi Covid-19 Dinilai Kurang Efektif

POS KUPANG.COM| ATAMBUA----Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) selama pandemi Covid-19 dengan metode daring dinilai kurang efektif. Kendala utama adalah fasilitas yang dimiliki siswa seperti handphone android kurang mendukung. Bahkan ada siswa yang belum memiliki HP android.

Kondisi ini memacu para guru untuk lebih kreatif mencari pola lain dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini diungkapkan, Agustina Rina K. Hale, guru SMPN 1 Atambua saat diminta komentarnya, Rabu (25/11/2020).

Menurut Rina, demikian ia disapa, KBM selama pandemi Covid-19 kurang efektif karena KBM berlangsung secara daring atau melalui berbagai aplikasi seperti zoom, google meet atau juga vidio. 

Ada juga yang menggunkaan cara manual misalnya, foto materi dan LKS lalu dikirim ke siswa bisa juga dengan penjelasan melalui pesan suara. Namun, yang menjadi kendala saat ini tidak semua siswa memiliki fasilitas yang dapat digunakan.

"Misalnya ada siswa yang tidak memiliki HP Android, kalau pun ada, ukuran RAMnya tidak besar atau alasan yang sering didengar tidak memiliki pulsa data bahkan tidak punya HP", tutur Rina.

"Dilihat pula dengan latar belakang ekonomi keluarga yang beraneka ragam yang rata-rata ekonomi rendah", sambungnya.

Terhadap kondisi demikian, Rina selaku guru tidak menyerah dengan tantangan yang ada. Guru selalu ada kiat untuk mencerdaskan siswanya. Kreativitas guru sangat dibutuhkan dalam memberikan pembelajaran selama pandemi Covid-19.

"Sebagai guru kita harus mampu melakukan cara yang terbaik, kreatif dan kerja keras agar dapat mmberikan hak siswa yakni belajar dengan cara yang dapat dijangkau oleh siswa. Guru menjadi juru kunci untuk siswa agar dapat terus belajar memperoleh ilmu serta selalu berperan aktif", pintanya.

Rina mengungkapkan, di masa pandemi Covid-19 sebenarnya membawa dua dampak dalam KBM di daerah perbatasan yakni, dampak positifnya, guru harus lebih berkreasi, kerja keras dan harus pandai menggunakan IT. Siswa pun  demikian. Dampak negatifnya, partisipasi siswa menurun apalagi tidak ditunjangi dengan sarana yang memadai. Adapun siswa yang terkesan cuek bahkan sama sekali tidak aktif dalam pembelajaran melalui daring. 

Baca juga: Hari Ini, Rumah Nenek Ruth Diresmikan Oleh Ketua DPD Hanura NTT

Baca juga: KLAIM Token Listrik Gratis PLN November 2020 Login www.pln.co.id atau WA 08122123123 Stimulus PLN

Baca juga: Linus Lusi:  Keselamatan dan Kemanusiaan Harus Diperhatikan

Baca juga: BDN Minta DPRD Ngada Harus Menata Kapasitas Intelektual dan Kapasitas Moral

Rini mengharapkan kepada Kemendikbud agar metode pembelajaran selama masa pandemi Covid-19 ini dievaluasi terus menerus sehingga dapat diketahui kendala-kendalanya.

Selanjutnya, kendala-kendala yang terjadi di lapangan harus diperhatikan serius oleh pemerintah dan sebisa mungkin menggambil langka kongkret untuk menjawabi persoalan.

Dengan demikian, KBM tetap berjalan efektif. (Laporan Reporter POS KUPANG.COM,Teni Jenahas). 

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved