Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik, Rabu 25 November 2020: Teguh Bertahan
Rusia di zaman pengejaran dan penganiayaan. Saat itu orang-orang Kristen harus sembunyi-sembunyi untuk berkumpul dan berdoa.
- Renungan Harian Katolik, Rabu 25 November 2020: Teguh Bertahan (Lukas 21:12-19)
Oleh: Pater Steph Tupeng Witin SVD
POS-KUPANG.COM - Rusia di zaman pengejaran dan penganiayaan. Saat itu orang-orang Kristen harus sembunyi-sembunyi untuk berkumpul dan berdoa.
Konon suatu ketika polisi rahasia berhasil menggerebek persembunyian dan menangkap sekumpulan orang Kristen yang sedang berdoa. Salah seorang di antaranya bernama "Natassa".
Seperti yang lain, ia diinterogasi, disiksa dan ditahan. Kemudian dilepaskan dengan ancaman tak boleh berkumpul dan berdoa lagi.
Selang beberapa waktu, terjadi penggerebekan lagi dan ditangkap sekumpulan orang Kristen. Ternyata Natassa termasuk di antaranya. Ia disiksa lebih kejam agar dia bisa jera.
Tapi ketika dilakukan penggerebekan lagi, Natassa justru sedang berdoa bersama orang-orang Kristen yang lain. Kali ini ia disiksa lebih keji lagi dan dibuang ke tempat kerja paksa. Sejak itu tak terdengar nama gadis itu lagi.
Seorang polisi yang ikut menyiksa Natassa selalu teringat padanya. Wajah gadis itu seakan membayanginya. Maka polisi itu pun menyesal. Ia berusaha mencari ke segenap tempat gadis kecil yang tetap teguh imannya itu. Ia ingin meminta maaf padanya.
Sayangnya ia tak pernah menemukannya. Maka ditulislah sebuah buku yang jadi best seller, "Maafkan saya, Natassa!".
Kisah kayak Natassa banyak menghiasi lembaran sejarah Gereja. Ada banyak "Natassa" lain, kecil atau besar, tua atau muda, laki-laki atau perempuan. Mereka telah digelari martir. Tapi satu hal yang penting dan harus tetap dicatat, Gereja tetap kokoh; ia tak pernah hancur oleh penganiayaan dan penindasan.
Saat melihat orang-orang sedang mengagumi keindahan Bait Allah di Yerusalem, Yesus berkata bahwa suatu ketika bangunan itu akan terbongkar seluruhnya dan diruntuhkan. Dan ketika murid-murid-Nya lantas kepo bertanya, "Kapan itu akan terjadi?".
Yesus anggap tak penting bicara tentang kapan. Ia justru lantas bicara tentang penganiayaan yang bakal menimpa pengikut-Nya jelang tibanya saat keruntuhan itu.
"Tetapi sebelum semuanya itu kamu akan ditangkap dan dianiaya; kamu akan diserahkan ke rumah-rumah ibadat dan penjara-penjara, dan kamu akan dihadapkan kepada raja-raja dan penguasa-penguasa oleh karena nama-Ku".
Dan, Ia menasihatkan mereka agar tabah, bertahan. "Kalau kamu tetap bertahan, kamu akan memperoleh hidupmu" (Luk 21:19).
Mengapa Yesus meminta murid-murid-Nya agar tabah, tegar, kuat bertahan? Ini jawaban-Nya, "Hal itu akan menjadi kesempatan bagimu untuk bersaksi".
Bila orang tidak tabah dan mudah menyerah kepada keyakinan yang dipaksakan, keyakinan yang mereka akan ajarkan tidak bisa dipersaksikan. Sulit mempercayai warta orang yang tak memiliki integritas.
Bagaimana orang bisa percaya tentang nasihat untuk jujur, kalau sendiri tak kuat bertahan dari iming-iming suap. Tabah bukan berarti nekat atau biar asal menderita. Tabah berarti teguh dengan keyakinan, tak melempem, tergiur, terpancing, apalagi sampa melepaskan apa yang diyakini.
KITA?
Saat kini memang penganiayaan tak berbentuk dan sekian dahsyat seperti dialami Natassa di Rusia dulu. Tapi kita tetap diminta untuk tabah dan kuat bertahan.
Ada saat kita harus bersaksi karena dilarang untuk beribadat, untuk berkumpul berdoa.
Ada saat juga kita terkondisi "dianiaya" tugas dan pekerjaan, jabatan dan terlebih uang, sehingga bisa terpancing, tergiur dan menjadi goyah integritas diri.
Ada saatnya karena pilihan teman hudup, jodoh, kita diharuskan untuk melepaskan keyakinan. Apakah saat-saat seperti itu menjadi kesempatanku untuk bersaksi ?
Doa hari ini, "Tuhan Yesus, sering kali aku cemas akan rapuhnya imanku. Kuatkan aku untuk berani memberi kesaksian tentang Engkau di mana pun aku berada. Amin.
SIMAK JUGA VIDEO BERIKUT: