Ahli Epidemolog, Pius Weraman : Sistem Imunitas Berperan Penting Dalam Situasi Pandemi Covid-19

kembali dari daerah rawan atau yang tertular dengan orang transmisi lokal supaya ada pengawasan yang ketat di setiap RT.

Penulis: Ray Rebon | Editor: Rosalina Woso
POS-KUPANG.COM/RAY REBON
Dr. Pius Weraman, SKM. M. Kes, ahli epidemiolog, Rabu (13/05/2020) 

Ahli Epidemolog, Pius Weraman : Sistem Imunitas Berperan Penting Dalam Situasi Pandemi Covid-19

POS-KUPANG.COM | KUPANG--  Ahli Epidemolog, Dr. Pius Weraman, SKM. M.Kes, kepada menyatakan bahwa sistim imunitas memegang peranan sangat penting dalam situasi pandemi Covdi-19 saat ini.

"Disini saya ingin katakan bahwa, sistim imunitas sangat berperan penting, ketika kontak salah seorang yang negatif dengan orang yang positif, namun imunitas bagus, itu berarti yang negatif akan terlindungi dari virus ini," ujarnya kepada POS-KUPANG.COM, Senin (23/11).

Dikatakan Dr. Pius, sistim imunitas setiap orang itu adalah unik. 

Yang dimaksud unik, menurut Dr. Pius, unik secara biologis, sosial, psikologis dan spiritual.

Jadi, keempat keunikan ini yang memiliki karakter yang berbeda. Walaupun satu darah, tapi keunikan ini melekat pada setiap orang. Sehingga bersaudara kandung pun pasti berbeda, dan hal ini terjadi pada sistim imunitas

Misalnya pada sel darah itu, ada sistim linposit,monosit, lanulosit dan lain-lainnya, ini sebagai proses dimana sebagai anti bodi ketika penyakit-penyakit masuk ke dalam sistim tubuh, dan apabila sistim imunitas tubuhnya bagus, maka akan terhindar dari penyakit apapun.

"Dengan relasi atau empat kuadran yang saya sebutkan, biologis, sosial, psikologis dan spiritual, mestinya saat ini harus ditanamkan pada setiap masyarakat, agar mengahadapi virus yang mendunia ini," ujarnya

Ia menjelaskan, seseorang yang sakit saat ini, tudak tergantung atau terapi pada obat yang diberikan oleh para medis. Tetapi perluh menggali kearifan lokal.

Ada ramuan-ramuann tertentu yang bisa mencegah Covid-19 ini. 

"Ramuan ini yang saya lihat seperti yang dianjurkan oleh beberapa pengobatan alternatif misalnya, jahe, daun pepaya dan terung, mungkin apabila kita lakukan sungguh dengan terapi makanan. Hal ini untuk memenuhi kebutuhan tubuh setiap orang, dan bisa saja dengan makanan ini dapat mempertahankan sistim imun tubuh," bebernya

Terkait dengan kematian di saat pandemi Covid-19 ini, mungkin bisa ditelusuri lebih jauh kaitan dengan komplikasi penyebab kematian.

Misalnya secara medis, para media sudah lakukan kajian secara lengkap. Baik itu sakit fisiknya, sosialnya maupun sakit kejiwaan dan sakit ritual. Namun perluh jauh lebih mengkaji terutama orang yang sakit ini karena memiliki komplikasi yang cukup banyak, artinya harus melihat apakah benar atau faktor pemicuh utamanya yang lain. Makan karena ia memiliki komplikasi seperti, jantung, lambung dan lain-lain yang sudah parah, sehingga tersentuh oleh virus ini dan didiagnosis Covid-19, tetapi harus melihat riwayat-riwayat penyakit penyertanya.

Penyakit penyerta atau Komorbid ini perluh dipelajari, jangan-jangan yang jadi penyebab kematiannya bukan karena Virus Covid-19. Tetapi penyakit penyerta lain atau indikasi penyakit lain.

"Perluh mungkin kita seleksi apakah betul kematian itu murni Covid-19 atau komplikasi dengan penyakit lain. Karena ketika kita melihat orang yang meninggal selama ini, itu meninggal bukan murni Covid-19. Tetapi meninggal karena Covid-19 dan pentakit lain sepertu jantung, penyakit gula dan lain-lain," terangnya

Dari komplikasi-komplikasi ini yang membuat orang meninggal. Bukan hanya murni dari Covid-19.

Sehingga upaya yang paling mungkin harus berbarengan mencegah dengan pengobatan yang radikal untuk penyakit penyerta misalnya, orang itu penyakit jantung, yah pengobatan jantungnya dan lain-lain. Serta diharapakan masyarakat lansia atau yang umurnya sudah lewat 50 tahun ke atas, agar taati protokol kesehatan.

Tetapi kenyataan yang kita hadapi saat ini, dengan transmisi lokal yang sudah terjadi di dalam satu rumah. Sehingga di kontak serumah itu juga akan beresiko untuk kecepatan penularan Covid-19 ini," terangnya

Namun karena penularan ini serumah, maka tidak dapat dipisahkan. Kecuali sistim imunitas dalam rumah terbangun, supaya ada yang menderita dan tidak. Tetapi apabila sistem imunitasnya jelek, maka semua orang di dalam rumah akan terjangkit Virus ini.

Sehingga penularan ini bukan saja terjadi di dalam satu keluarga, melainkan akan secara cepat penyebarannya ke masyarakar lain di lokasi tersebut selama 14 hari.

Oleh karen itu, dalam rangka melaksanakan pengendalian, maka pengendalian utama dilakukan dari dalam rumah dan di sekitar tetangga, terutama memotivasi semua yang saat ini sedang terpapar Covid-19, supaya berdiam selama 14 hari sesuai dengan masa inkubasi dari Covid-19 ini.

Ia menjelaskan, untuk penurunan atau pencegahan penyebaran ini, maka titik rawan yang telah ada di Kota Kupang atau di seluruh wilayah NTT, perluh diberlakukan aturan yang dipantau oleh pemerintah sehubungan dengan pemanfaatan dan ketaatan masyarakat terhadap protokol kesehatan. 

"Kita lihat bersama bahwa untuk vaksin dari Covid-19 ini, saat ini masih sedang diproses, apalagi pengobatannya masih meraba-raba, maka kunci utama adalah protokol kesehatan yang harus ditegakan disetiap RT," ungkapnya

Ia menegaskan, agar setiap RT harus mengawasi warganya. Baik yang baru pulang dari tempat rantau, maupun yang keluar dan kembali dari daerah rawan atau yang tertular dengan orang transmisi lokal supaya ada pengawasan yang ketat di setiap RT.

Lanjutnya, jika dilihat dari kapasitas penularan misalnya perhari 12 sampai 15 orang, maka dengan pasti semua fasilitas kesehatan (faskes) tidak sanggup untuk menampung. Karena setiap faskes yang ada di rumah sakit, terutama di RS W.Z. Yohanes daya tampungnya hanya 10 sampai 15 orang isolasi yang diperuntuhkan untuk Covid-19.

Sehingga, apabila semua rumah sakit memiliki hal yang sama (keadaan tempat tidur 10 sampai 15) dengan peningkatan Covid-19 yang semakin tinggi ini, maka tidak mungkin mampu menampung semua pasien Covid-19.

Untuk mengantisipasi persoalan faskes di rumah sakit ini, kata Dr Pius, mungkin harus beri pemahaman kepada orang yang positif Covid-19, tapi masih sehat untuk menjalankan keseharianya, maka perluh diberikan ruang masing-masing di rumah yang dijamin untuk merawat pasien tersebut. Sehingga tidak terjadi penumpukan di rumah sakit.

Ia juga menyampaikan, apabila terjadi penumpukan pasien Covid-19 di rumah sakit dan tenaga kesehatan yang melakukan kontak langsung dengan pasien maka akan diisolasi tenaga medisnya selama 14  hari. 

"Kita bayangkan saja, apabila tenaga kesehatan dikarantina selama 14 hari atau isolasi mandiri, maka kemungkinan tenaga kesehatan pun mengalami kelangkaan dan tidak dapat lakukan pelayanan baik perawat maupun dokter, maka semua akan mengalami lumpuh total," bebernya

Ia berharap kepada masyarakat agar, semuanya menyadari bahwa protokol kesehatan itu sangat penting supaya terhindar dari Covid-19.

Baca juga: Gempi Tertidur, Gisel Kepergok Asik Bergoyang dengan Pria Lain: Kita Nyaman Aku Sama Dia Pelukan

Masyarakat juga harus lakukan aktivitas terutama olahraga secara rutin dan teratur dan juga memanfaatkan lokasi kebun atau pekarangan rumah untuk menanam tanaman lokal untuk dikonsumsi demi memperkuat ketahanan diri.(Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ray Rebon)

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved