Tandatangan Nota Kesepakatan,Gubernur Laiskodat : Jangan Kita Stop Di Sini Lalu Tidak Dapat Apa-apa

ubernur Laiskodat meminta agar setelah penandatanganan ini, pihak - pihak yang bersangkutan tidak berhenti sampai di situ saja.

Penulis: Michaella Uzurasi | Editor: Rosalina Woso
POS-KUPANG.COM/MICHAELLA UZURASI
Gubernur NTT, Viktor Laiskodat menandatangani Nota Kesepakatan bersama para Pimpinan Perguruan Tinggi se-daratan Timor, Rote, Sabu dan Alor. 

"Pemerintah itu hobi membangun. Saya sedang mempersiapkan surat kepada Menteri Keuangan untuk seluruh aset Pemprov kami akan pinjam ke bank nanti lewat OJK" jelas Gubernur Laiskodat.

"Karena saya bilang, masa APBD bisa dijaminkan, Masa aset kami yang tidak bergerak yang bukan Kantor kami tidak bisa jamin? Nah itu menurut saya sekitar 2 trilyun harusnya kami punya kemampuan untuk ambil dengan jaminan untuk membangun seluruh fasilitas yang kami mau" sambungnya.

Gubernur Laiskodat melanjutkan, jika hanya mengharapkan APBD saja maka NTT akan tetap berada pada posisi sebagai provinsi termiskin. Untuk itu, dia mengatakan harus ada desain khusus untuk pembangunan.

"Contoh sederhana kenapa saya paksa jagung? Kita adalah masyarakat yang makan ayam Dan babi nomor 1, khususnya babi. Provinsi pemakan babi nomor 1 di Indonesia tapi babi tidak Ada. Untuk pakan ternak babi dan ayam, 1 tahun kita kirim capital flight kita ke Pulau Jawa 1.1 trilyun. Jadi saya mau tanya ini Provinsi miskin ko? Miskin ma sumbang pi Jawa 1.1 trilyun. Bayangkan" ujarnya dalam logat Kupang.

Dia membeberkan rencana tahun depan akan membangun pabrik pakan ternak di Pulau Flores , Sumba dan Timor.

" Kita ada jagung, lalu rumput laut, protein, tambah kelor jadi satu. Jangan karena orang bilang itu pakai kedelai kita harus impor. Enak aja. Itu kedelai protein berapa? Dibandingkan dengan kelor. Kenapa jita tidak substitusi dengan kelor? Kok kita tertarik sekali bahwa orang bikin  kedelai terus kita ikut kedelai. Itu namanya keledai" ujarnya.

Perguruan tinggipun dituntut untuk melakukan riset untuk semua hal seperti itu sehingga bisa disubstitusikan ke hal lain.

Jika program - program tersebut dilakukan secara terus menerus, Gubernur Laiskodat yakin ditahun 2023 mendatang, total pakan yang dihasilkan bisa mencapai 1.8 trilyun.

"Ini hal yang luar biasa karena itu saya mendorong kita harus punya jagung. Lalu batang jagung dibawa lewat Dinas Perindustrian kami siapkan batang jagung, batang padi dan tongkol jagung kami arahkan untuk pakan ternak sapi" jelasnya.

Untuk mempermudah, Gubernur Laiskodat juga mengatakan akan menggandeng mereka yang memiliki bengkel untuk membuat alat pencacah pakan ternak sehingga sehingga tidak lagi terjadi sapi - sapi kita gemuk dimusim hujan dan kurus dimusim kemarau.

"Kita bisa siapkan untuk satu tahun. Makin banyak jagung, makin banyak pakan ternak yang Kita siapkan untuk musim kemarau. Jadi pada saat musim kemarau seluruh ternak sapi di seluruh NTT tersedia pakan" ujarnya.

Yang diinginkan dari kerjasama ini, lanjut Gubernur Laiskodat, adalah langkah konkrit dari perguruan tinggi untuk mengatasi masalah - masalah yang dihadapi dalam mengerjakan program ini.

Hal ini bisa melatih mahasiswa untuk Masa depan mereka sehingga setelah lulus, mereka tidak menjadi pengangguran tetapi langsung bekerja bersama masyarakat dan keuntungannya bersama - sama masyarakat. 

Dia melanjutkan, saat ini Sumba Tengah memiliki 5000 hektar yang Sudan ditanami.

"Saya punya mimpi ini bukan 5 ribu. Mimpi saya itu kita punya 500 ribu hektar kita tanam dan panen. Itu Kita hebat. Mau apa saja" tukasnya.

Sumber: Pos Kupang
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved