Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik, Selasa 24 November 2020: Bait Suci

Sejak berabad-abad lalu bangunan gereja selalu nampak megah menjulang tinggi.

Editor: Agustinus Sape
Foto Pribadi
Pater Steph Tupeng Witin SVD 

Oleh: Pater Steph Tupeng Witin SVD

POS-KUPANG.COM - Sejak berabad-abad lalu bangunan gereja selalu nampak megah menjulang tinggi. Tengok gereja-gereja di negeri Eropa atau Tanah Suci yang bergaya gothik, romanesque, neo gothik, dsb.

Tak ketinggalan gereja-gereja di kampung-kampung pelosok. Dinding kokoh kuat. Pintu terbuat dari kayu jati pilihan. Jendela dengan kaca patri berwarna-warni, bergambar orang-orang kudus.

Sungguh bagus, apalagi saat disinari mentari pagi atau sore. Belum lagi ruangan dan interior dipenuhi ornamen dan lukisan indah, karya Michael Angelo atau seniman kampung ternama.

Banyak orang datang berkunjung sambil mengagumi bangunan gereja nan megah. Tak sedikit yang menyempatkan diri berziarah ke gereja. Konon kabarnya kini orang lebih memilih beribadah di gereja yang besar, megah, artistik. Apalagi di kota-kota banyak gereja sudah dilengkapi dengan ac, audio dan multi media canggih.

Selain berselfie ria, berfoto untuk jadi kenangan; ada juga yang senang duduk tenang bermenung di dalam gereja. Ada kesan dan pengalaman istimewa yang tak bisa terlukiskan dengan kata. Kadang hanya bisa berdecak kagum dan melantunkan sepenggal syair lagu, "Betapa indah rumah-Mu Tuhan ...".

Namun membaca catatan Lukas hari ini, kita dibuat tersentak. Betapa tidak! Bangunan gereja nan megah indah itu ternyata akan hancur lebur. Tak tersisa.

Simak catatan ini. "Ketika beberapa orang berbicara tentang Bait Allah dan mengagumi bangunan itu yang dihiasi dengan batu yang indah-indah dan dengan berbagai-bagai barang persembahan, berkatalah Yesus : 'Apa yang kamu lihat di situ - akan datang harinya di mana tidak ada satu batu pun akan dibiarkan terletak di atas batu yang lain; semuanya akan diruntuhkan".

Lho koq begitu sih? Jadi, percumakah orang membangun bertahun-tahun? Sia-siakah pengorbanan tenaga, cucuran keringat dan air mata, bahkan nyawa? Apa maksud Yesus dengan perkataan-Nya itu?

Sejak lebih dari tiga abad sebelum zaman Yesus, keadaan di negeri orang Yahudi kian kacau sebagai akibat ketegangan, pertentangan dan permusuhan di kalangan orang Yahudi. Juga ada ancaman dari luar, mula-mula orang Yunani dan kemudian orang Romawi.

Dalam keadaan itu, berkembanglah anggapan bahwa akhir dunia akan tiba. Berbarengan dengan itu, dipercaya pula akan tiba seorang tokoh yang bakal memimpin orang keluar melewati zaman edan itu.

Dalam konteks itulah, Yesus berbicara bahwa bangunan Bait Allah yang megah dan dikagumi itu akan terbongkar seluruhnya dan diruntuhkan. "... tidak ada satu batu pun akan dibiarkan terletak di atas batu yang lain; semuanya akan diruntuhkan".

Yesus berbicara tentang akhir dunia yang pasti akan terjadi dan pada saat itu semua akan hancur, diruntuhkan.

Dengan begitu, orang tak perlu terfokus melulu mengagumi bangunan semegah dan seindah apapun. Atau, boleh saja membicarakan dan mengaguminya. Tapi jangan lupa akan datangnya akhir dunia dan kedatangan-Nya kembali nanti.

Dan, menyongsong datangnya hari itu, paling penting justru berwaspada, menjaga diri, merawat hati agar bisa diselamatkan dan memasuki hidup baru.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved