HUT OJK Ke-9, Sianipar : OJK Dibentuk Untuk Mengatur & Mengawasi Seluruh Sektor Jasa Keuangan

OJK tujuannya untuk bertugas mengatur dan mengawasi seluruh sektor jasa keuangan dan juga melindungi konsumen pengguna jasa keuangan

Penulis: Ray Rebon | Editor: Rosalina Woso
POS-KUPANG.COM/RAYĀ REBON
Acara Talk Shaw Pos Kupang dengan nara sumber Kepala OJK NTT, Robert HP Sianipar, Minggu (22/11). 

HUT OJK Ke-9, Robert Sianipar : OJK Dibentuk Untuk Mengatur dan Mengawasi Seluruh Sektor Jasa Keuangan

POS-KUPANG.COM | KUPANG-- Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi NTT, Robert HP Sianipar dalam acara talk shaw Pos Kupang menyampaikan, OJK sebagaimana amanat yang diberikan dalam UU OJK, dibentuk OJK tujuannya untuk bertugas mengatur dan mengawasi seluruh sektor jasa keuangan dan juga melindungi konsumen pengguna jasa keuangan serta masyarakat secara luas.

Acara talk shaw kali ini berlangsung di kantor OJK Provinsi NTT dengan menghadirkan Narasumber Kepala OJK NTT, Robert HP Sianipar dan di moderatorai oleh Jurnalis Pos Kupang, Intan Nuka.

POS-KUPANG.COM, Di HUT OJK ke-9, Latar belakang OJK itu seperti apa, dan kenapa dibentuk OJK serta OJK itu membawahi apa-apa saja? 

Kepala OJK NTT, OJK sebagaimana amanat yang diberikan dalam UU OJK, dibentuk OJK tujuannya untuk bertugas mengatur dan mengawasi seluruh sektor jasa keuangan dan juga melindungi konsumen pengguna jasa keuangan serta masyarakat secara luas dalam berhubungan dengan lembaga jasa keuangan.

"Kalau kita melihat kembali lagi sedikit flashback terbentuknya OJK. Sebelumnya tugas-tugas tadi, dilakukan oleh berbagai lembaga. Tugas pengawasan sebelumnya dengan industri perbankan dilakukan oleh Bank Indonesia," katanya

Namun untuk industri keuangan non bank dilakukan oleh kementerian keuangan. Untuk saat ini, semua itu disatukan dibawah Otoritas Jasa Keuangan (OJK). 

Jadi, yang penting OJK lahir untuk memberikan pengawasan Terintegrasi.

Yang namanya sektor jasa keuangan cukup luas, dengan banyak lembaga yang ada di dalamnya. Serta dapat dibagi dalam 3 bagian, pertama. Perbankan yang ada di dalamnya bank umum dan BPR. Kedua. IKNB (industri keuangan non bank) di dalamnya ada perusahaan-perusahaan seperti asuransi, finance atau lembaga pembiayaan dan perusahaan-perusahaan lainnya. Ketia, pasar modal yaitu, khsusnya di NTT dalam waktu dekat akan ada perwakilan bursa efek indonesia dan pemasaran-pemasaran dari perusahaan.

POS-KUPANG.COM, di HUT OJK ke-9, tekad dari OJK ?

Kepala OJK NTT, sebagaimana tema yang diangkat dalam HUT ke-9 tahun ini. 'One OJK Bhakti Membangun Negeri'.

Tekadnya bagaimana OJK bisa berkontribusi memberikan manfaat kepada masyarakat luas, khususnya OJK di Wilayah NTT. Bagaimana kehadiran OJK di NTT, dampaknya dapat dirasakan oleh masyarakat luas.

"Dari tugas-tugas yang saya sampaikan, bagaimana OJK melakukan pengawasan terhadap lembaga jasa keuangan untuk bisa tumbuh dan tetap sehat. Namun bukan saja sehat, melainkan lembaga jasa keuangan yang tadi dapat berkontribusi mendorong pembangunan perekonomian daerah.

Selain itu, OJK melalui tugasnya melindungi konsumen pengguna jasa keuangan. OJK juga terus melakukan edukasi dan sosialisasi untuk meningkatkan literasi keuanganan untuk masyarakat luas, supaya massyarakat dapat gunakan jasa keuangan yang terdaftar diawasi dan terhindar dari penawaran-penawaran investasi bodong.

POS-KUPANG.COM, di OJK NTT, bagaimana menciptakan industri keuangan yang mampu berdaya saing dalan tranformasi sektor keuangan digital.

Kepala OJK NTT, OJK NTT berterimakasih kepada Pak Gubernur mewakili pemerintah daerah untuk mendukung program-program dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Tanggal 6 november, ada pertemuan dewan komisionaris OJK dengan Pak Gubernur NTT, yang salah satunya bagaimana membuat produk atau membuat sebuah ekosistem pembiayaan yang bermanfaat untuk mendorong akselarasi percepatan dari perekonomian yang terdampak Covid-19 ini.

"Kami tadinya ingin membuat sebuah produk atau sistem, bagaimana sebuah ekosistem keuangan, ekosistem pembiayaan dari lembaga keuangan dari hulu sampai hilir. Misalnya, kami punya produk unggulan di NTT. Maka lembaga keuangan tidak hanya membiayainya saja. Artinya tidak hanya penyaluran kreditanya, tapi bagaimana lakukan pendampingan dan membina, sehingga produknya dapat dipasarkan," tegasnya

Produknya tidak saja dipasarkan di NTT, namun dipasarkan di tingkat nasional dan berkelanjutan.

Jadi hal ini yang OJK NTT lakukan, supaya melalui program ekosistem  di saat ini harus meningkat program dengan menerapkan digitalisasi. Apalagi di saat pandemi ini dengan lakukan pembatasan sosial, maka jawabanya harus melalui proses digitalisasi.

POS-KUPANG.COM, Bagaimana OJK mendorong untuk akses pemberdayaan uang UMKM?

Kepala OJK NTT, terkait UMKM, OJK sudah melakukan beberapa pertemuan, khsusnya dengan dinas-dinas terkait untuk melihat beberapa tantangan untuk UMKM. Tidak saja aspek kelembagaan, aspek SDM, tentunya OJK dengan tugas-tugasnya mendorong memmperluas dengan akses pembuayaan. 

Akses pembiayaan kepada pelaku UMKM. Setelah akses pembiayaan ini, OJK melihat tantangan bukan saja UMKM mendapat kredit, tapi prosuknya ini dipasarkan dimana?, ditengah situasi saat ini dengan daya beli dari masyarakat luas alami penurunan.

OJK hadir disituasi ini untuk mencoba membantu memasarkan produk-produk UMKM melalui platform digital. Jadi OJK membuat Platform UMKMMU.

Jadi, secara nasional ada 35 OJK di daerah. Ada 9 kantor regional, 26 kantor OJK, dan semua ini melihat produk apa yang diangkat serta mencoba untuk dipasarkan secara digital.

POS-KUPANG.COM, Apakah ini sudah bisa diakses?

Kepala OJK NTT, Sudah dapak diakses. Ia menyampaikan sampai kemari sudah hampir 13 aplikasi, dengan official store NTT, dan yang sudah diupload dari UMKM binaan khususnya produk-produk tenun dan pangan lokal yang dipasarkan.

Dimasa pandemi Covid-19, kebijakan dari OJK untuk masyarakat seperti apa?

Kepala OJK NTT, yang paling awal berhubung dengan imbauan pemerintah, kepada masyarakat luar agar menjaga kesehatan melalui penarapan protokol kesehatan yang ada.

Ia juga mengimbau semua jasa keungan yang memberikan pelayanan kepada masyarakat agar yang masih banyak kerumunan, terutama kepada masyarakat agar dalam bertransaksi bisa tetap menjaga protap kesehatan.

Jadi, gunakan produk-produk dan vitur yang ada. Serta bisa dimanfaatkan secara digital.

OJK dengan lembaga jasa keuangan terus mendorong dan menerapkan seperti relaksasi kepada masyarakat yang terdampak pandemi Covid-19 ini, silahkan mendatangi lembaga jasa keuangannya atau perusahaan pembiayaan, menyampaikan kondisi usahanya seperti apa untuk bisa mengajukan relaksasi.

Ada juga berbagai kebijakan yang sudah dikeluarkan pemerintah mulai dari relaksasi, subsidi bunga. Jadi, penyaluran kredit baru melalui dana penempatan pemerintah di bank-bank milik negara baik Himbara maupun bank milik pemerinta daerah.

Bagaimana realisasi bagi debitur di NTT yang sudah memanfaatkan kebijakan ini?

Kepala OJK NTT, sejauh ini cukup positif. Sejauh ini yang terdampak tercatat di OJK, sekitar 3. 851 ribu nasabah dengan total bakti debitnya 1 triliun yang terdampak baik langsung maupun tidak langsung disektor seperti pariwisata, perdagangan, perhotelan dan seterusnya.

Yang terdampak ini sudah menyampaikan di perusahaan pembiayaan maupun perbankan. Tentunya dari analisis, perbankan menganalisa dan dari hasil analisis ini yang sudah disetujui itu sekita 1000 lebih nasabah dengan total bakti debit 100 miliar lebih. Maka program ini untuk masyarakat luas sudah ketahui dan memanfaatkannya.

POS-KUPANG.COM, Berapa persen masyarakat yang mengerti data literasi keuangan dan masih rendah, apa langkah OJK untuk meningkatkannya.

Kepala OJK NTT, hal ini terus menjadi program OJK. Salah satunya melindungi konsumen di sektor jasa keuangan maupun masyarakat luas.

Cara melindungi dengan melakukan edukasi atau tindakan prefentif ini yang paling penting untuk mencegah adanya korban-korban penawaran investasi ilegal.

Literasi di OJK masih rendah dari hasil survei 2019, angka literasinya sekitar 28 persen. Sedangkan inklusinya sudah mencapai sekitar 68 persen. Maka ini menjadi tugas OJK ke depan. Memang kenyataannya sesuai penyampaian dari pak Presiden di tahun 2024, harapanya tingkat inklusinya ada diangka 90 persen.

Program-program yang OJK jalankan terus, seperti dibulan inklusi keuangan. Maka ini sudah jadi anggeda rutin. 

Baca juga: Beli Popcorn, Hotman Paris Rogok Kocek Rp 50 Juta, Uang Berserakan di Kamar Mandi, Tidak Bangkrut

Baca juga: China Pamer Rudal Balistik Baru Pembunuh Kapal Induk AS Tak Tinggal Diam, Laut China Selatan Panas

"Jadi sepanjang bulan oktober atau bulan inklusi keuangan ini, kami sudah bersama-sama dengan lembag jasa keuangan lakukan beberapa kegiatan yaitu, sosialisasi, webinar dan seterusnya," terangnya.(Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ray Rebon)

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved