China Sebut 2 Pesawat Bomber AS Intai Wilayah LCS Sebagai Tantangan Terbuka, Siap Kendaraan Nirawak

China menilai, penggunaan pesawat bomber berukuran super besar untuk misi pengintaian sebagai bentuk tantangan yang cukup terbuka dari AS.

Editor: Hermina Pello
Dok Handout via Kontan.co.id
ILUSTRASI. Salah satu armada artileri China yang ikut diterjungkan ke wilayah Himalaya, tempat bentrokan antara tentara China dan India terjadi. 

China menilai, penggunaan pesawat bomber berukuran super besar untuk misi pengintaian sebagai bentuk tantangan yang cukup terbuka dari AS.

POS-KUPANG.COM | BEIJING - Saat China sedang melakukan latihan militer di kawasan Laut China Selatan ( LCS) pada Selasa (17/11/2020), tiba-tiba, dua pesawat bomber milik AS terdeteksi mendekati wilayah China

Amerika Serikat rupanya mengintip rangkaian latihan militer besar-besaran China dengan mengirim pesawat bomber. 

Dua pesawat bomber AS terdeteksi masuk ke zona identifikasi pertahanan udara (ADIZ) negeri tembok raksasa.

Dikutip South China Morning Post dari pelacak penerbangan Aircraft Spots, dua pembom B1-B Lancer Angkatan Udara AS meninggalkan Pangkalan Andersen di Guam pada Selasa pagi dan memasuki ADIZ China di atas Laut China Timur.

Pesawat bomber B1-B Lancer merupakan pembom dengan muatan terbesar yang dimiliki Angkatan Udara AS saat ini.

Dua pesawat yang terlihat kali ini diduga merupakan unit yang sebelumnya memang telah dalam misi pengintaian di sekitar wilayah China.

Baca juga: Amerika Mulai Berang, Akan Sikat Habis Kapal Nelayan China , Negara-negara ASEAN yang Panik

Baca juga: Taipei Bangun Armada Kapal Selam, Perang dengan China di Laut China Selatan di Ambang Meletus

China menilai, penggunaan pesawat bomber berukuran super besar untuk misi pengintaian sebagai bentuk tantangan yang cukup terbuka dari AS.

Aircraft Spots melaporkan, dua bomber AS tersebut terbang sangat dekat dengan sisi timur laut ADIZ Taiwan, dan mereka akan memasuki zona tersebut jika terus melanjutkan jalur yang sama.

Berdasarkan aturan keamanan internasional, pesawat yang terbang di atas zona tersebut harus memberi tahu otoritas terkait sebelum tiba. Sayangnya, AS dan Jepang saat ini tidak mengakui klaim China atas wilayah tersebut.

China gelar latihan militer besar di Laut China Selatan

PLA Daily pada hari Senin (16/11) mengabarkan, serangkaian latihan militer akan diadakan di wilayah laut di Barat Semenanjung Leizhou dari Selasa hingga 30 November. Sementara satu latihan lainnya akan berlangsung di Teluk Honghai pada Selasa.

Keberadaan latihan militer ini juga dibuktikan dengan pengumuman dua pembatasan navigasi yang dikeluarkan oleh Administrasi Keselamatan Maritim Provinsi Guangdong China Selatan pada hari yang sama.

Kedua lokasi latihan militer China berada di Laut China Selatan, dan tidak ada kapal lain yang diizinkan memasuki zona terlarang, menurut pemberitahuan tersebut.

Menurut China, Teluk Honghai memiliki nilai militer yang tinggi. Wilayah tersebut bisa digunakan untuk pendaratan kendaraan amfibi dan latihan penyitaan pulau.

Sebagai catatan, daerah tersebut juga hanya berjarak sekitar 100 mil laut dari Kepulauan Dongsha, wilayah yang diperebutkan dengan Taiwan.

Pada 2019 silam, China dan Thailand sempat mengadakan latihan gabungan dengan fokus pendaratan kendaraan amfibi angkatan laut di Teluk Honghai.

Peralatan pendaratan amfibi utama termasuk kapal pendarat amfibi Type 071, kapal pendarat kelas Zubr, dan kendaraan serbu amfibi Type 05 digunakan dalam latihan tersebut.

Kendaraan Nirawak Kunci Kemenangan Perang

Dalam beberapa tahun terakhir China sedang sibuk mempersiapkan kendaraan tempur nirawak yang mereka yakini akan menjadi kunci kemenangan dalam perang di masa depan. Upaya ini kabarnya sudah mendekati hasil.

Laporan terbaru menunjukkan bahwa beberapa jenis armada tak berawak, termasuk kendaraan tempur amfibi dan kendaraan tempur dengan konsep baru, akan segera memulai tugas militernya.

 Melansir Global Times, sejak 2013 tim inovasi teknologi untuk sistem tempur tak berawak di National University of Defense Technology (NUDT), telah merancang sederet inovasi yang melibatkan teknologi nirawak. 

China National Radio (CNR) pada hari Rabu (11/11) melaporkan salah satu proyek kendaraan tempur amfibi nirawak memenangkan tender dari departemen peralatan Tentara Pembebasan Rakyat (PLA).

Selain kendaraan amfibi, satu kendaraan nirawak lain dengan desain dan konsep yang sepenuhnya baru juga dikabarkan sudah siap menjalani pemeriksaan sebelum dikirimkan ke pemerintah.

Selama fase awal proyek pengembangan, kepala tim NUDT telah melakukan survei terhadap lebih dari selusin unit militer untuk mempelajari kebutuhan pasukan akan kendaraan tepur nirawak.

Pada akhirnya diputuskan untuk membuat kendaraan nirawak demi keperluan pembersihan rintangan serta fungsi pengintaian.

Dalam beberapa tahun terakhir NUDT juga sudah mengembangkan seri kendaraan darat nirawak dengan kode nama "Desert Wolf". Kendaraan ini dilengkapi dengan unit senjata yang mampu dikendalikan dari jarak jauh, serta mampu mengangkut logistik dan tentara yang terluka di medan perang.

NUDT juga memodifikasi kendaraan serbu off-road Dongfeng Mengshi menjadi kendaraan nirawak. Dongfeng Mengshi sendiri merupakan kendaraan darat yang banyak digunakan oleh PLA.

Artikel ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul Armada tempur nirawak China segera diterjunkan, disebut jadi kunci kemenangan perang https://internasional.kontan.co.id/news/armada-tempur-nirawak-china-segera-diterjunkan-disebut-jadi-kunci-kemenangan-perang

China sebut kehadiran bomber AS di Laut China Selatan sebagai tantangan terbuka https://internasional.kontan.co.id/news/china-sebut-kehadiran-bomber-as-di-laut-china-selatan-sebagai-tantangan-terbuka-1?page=all

Sumber: Kontan
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved