Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik, Sabtu 14 November 2020: Doa yang Tak Jemu-jemu
Bacaan Injil Suci yang kita renungkan hari ini memberikan amanat agung Yesus bagi kita untuk tak pernah jemu berdoa kepada Allah.
Renungan Harian Katolik, Sabtu 14 November 2020: Doa yang Tak Jemu-jemu (Renungan Atas Perikop Injil Lukas 18: 1-8)
Oleh: Fr. Giovanni A. L Arum
Calon Imam Keuskupan Agung Kupang
Berdomisili di Centrum Keuskupan Agung Kupang
POS-KUPANG.COM - Bacaan Injil Suci yang kita renungkan hari ini memberikan amanat agung Yesus bagi kita untuk tak pernah jemu berdoa kepada Allah.
Doa pada hakikatnya merupakan komunikasi personal antara manusia dengan Allah. Dengan berdoa, hati kita akan didekatkan dengan hati Tuhan.
Doa yang baik menurut St. Thomas Aquinas bukanlah doa yang memaksa Tuhan untuk mengikuti kehendak kita, melainkan menyerahkan diri kita pada kehendak Ilahi.
Yesus membentangkan sebuah perumpamaan tentang sikap seorang hakim lalim, yang karena terdesak oleh permintaan yang terus-menerus oleh seorang janda, akhirnya meloloskan permintaan janda tersebut. Meski hakim itu dikenal lalim, tidak takut akan Allah dan tidak menghormati siapapun (Ay. 2), namun ia pada akhirnya luluh dengan permintaan si janda yang terus menerus memohon kepada Si Hakim untuk membela perkaranya. (Ay. 3).
Para janda dalam kehidupan Yahudi pada umumnya adalah orang yang miskin dan lemah. Mereka sering diperlakukan tidak adil. Si Janda dalam kisah Injil hari ini kemungkinan besar adalah seorang miskin yang diperlakukan tidak adil. Ia tidak memiliki harta untuk membayar seorang hakim. Ia terluka dan terus memohon pertolongan Si Hakim. Permintaan tulus ini lahir dari kebutuhan yang sangat mendalam, juga kepercayaannya kepada Si Hakim.
Yesus akhirnya menegaskan bahwa jika Si Hakim yang lalim itu mau meloloskan permintaan Si Janda yang terus memohon kepada-Nya, apalagi Tuhan yang Maha Murah? Ia akan menjawab dengan “segera” (dalam waktu Tuhan) setiap manusia yang “siang-malam berseru kepada-Nya” dalam doa yang tak jemu-jemu (Ay. 7). Tetapi, untuk hal ini, dibutuhkan ketahanan iman yang kokoh. Doa bukan cuma sekadar proposal permohonan kepada Tuhan. Ia harus digerakkan oleh iman yang benar.
Dari Injil hari ini, kita belajar untuk setia dalam doa. Bukan hanya sekadar ada keperluan saja baru kita menghadap Tuhan, Doa yang tak jemu-jemu adalah doa yang berkanjang dalam iman. Ia terus menggema dalam untung dan malang, dalam kegembiraan dan harapan, maupun dalam duka cita dan kecemasan.
Mari kita terus merawat hidup doa kita dengan iman yang penuh cinta kepada Tuhan. Tuhen memberkati kita sekalian. Salvete!