Timor Leste Sudah 20 Tahun Merdeka, Mirisnya Analis Sebut 1 dari 19 Negara yang Ekonominya Tertekan

Masyarakat Timor Leste sangat ngotot ingin lepas dari Negara Kesatuan Republik Indonesia. Setelah 24 tahun berjuang, akhirnya pemerintahan Presiden BJ

Editor: Alfred Dama
via intisari.grid.id
Anak kecil di Timor Leste terlihat kelaparan dan kurang gizi 

Timor Leste Sudah 20 Tahun Merdeka,  Mirisnya Para Analis  Sebut 1 Dari 19 Negara yang Ekonominya Tertekan

POS KUPANG.COM -- Masyarakat Timor Leste sangat ngotot ingin lepas dari Negara Kesatuan Republik Indonesia. Setelah 24 tahun berjuang, akhirnya pemerintahan Presiden BJ Habibie menawarkan referendum untuk masyarakat Timor Lesten memilih atau menolaj otonomi luas yang ditawarkan Jakarta

Namun dalam referendum, sebagian besar atau sekitar 78 persen warga Timor Leste menolah tawaran pemerintah Indonesia dengan kata lain, mereka ingin lepas dari Indonesia

Dan, pemerintah Indonesia termasuk TNI dan Polri secara berangsur meninggalkan Bumi Lorosae sejak September 1999

Namun sayang , harapan menjadi negara makmur dengan kekayaan minyak tak tercapai. Malahan kekayaan minyak Timor Leste dikeruk habis Australia yang sejak awal ikut ngotot memerdekaan Timor Leste

Aspek utama dalam membicarakan ekonomi salah satunya adalah kebebasan ekonomi suatu negara.

Kebebasan ekonomi adalah hak dasar dari semua manusia untuk mengatur caranya bekerja dan properti yang ia miliki.

Kebanyakan di komunitas dengan perekonomian yang bebas, masing-masing individu bebas untuk bekerja, menciptakan sesuatu, mengkonsumsi apa yang ia mau dan berinvestasi sebagaimana yang mereka mau.

Pada negara dengan perekonomian yang bebas pemerintah juga memperbolehkan para buruh, pemilik perusahaan dan hasil produksi untuk bergerak secara bebas.

Melansir analisis ekonomi yang dilakukan situs organisasi heritage.org, ada 5 grup yang membedakan masing-masing negara atas kebebasan ekonominya.

Baca juga: Bukan Kaleng-kaleng, Senjata Canggih Buatan Indonesia ini Sampai Diminati Amerika dan Australia

Baca juga: Gisella Anastasia Sempat Pamer Bikini untuk Libur di Sumba Sebelum Video Syur Mirip Dirinya Viral

Baca juga: Curhat Warga Timor Leste Sambil Menangis Mengadu ke Prajurit Australia, Ingin Mati di Tempat Lain

Baca juga: Intip Rumah Mewah Janda Gisella Anastasia yangWajah Mirip Sosok Vodeo Mesum,Hunian Gaya Skandinavian

Grup tersebut antara lain kelompok ekonomi bebas, sebagian besar bebas, rata-rata bebas, sebagian besar tidak bebas, serta tertekan.

Kelompok negara yang ekonominya tergolong bebas antara lain menurut heritage.org Singapura , Hong Kong , Selandia Baru , Australia , Swiss dan Irlandia 

Warga Timor Leste mengais sampah
Warga Timor Leste mengais sampah (screenshot newshub.co.nz)

Sementara di deretan negara dengan ekonomi tertekan ada Korea utara , Timor Leste , Venezuela , dan 16 negara lainnya.

Rupanya Timor Leste berada di posisi tersebut tidak tanpa alasan.

Timor Leste mendapatkan nilai kebebasan ekonomi sebesar 45,9 dan ekonomi negaranya berada di urutan ke-171 untuk Index tahun 2020.

Nilai tersebut telah naik sebanyak 1,7 poin setelah meningkatnya skor hak properti.

Sementara itu, Timor Leste mendapatkan peringkat ke-40 di antara 42 negara di wilayah Asia-Pasifik, dan nilai keseluruhannya di bawah rata-rata regional dan dunia.

Ada sebab-sebab mengapa Timor Leste mendapatkan posisi di kelompok ekonomi tertekan.

Pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) negara tersebut telah tumbuh dengan lemah semenjak tahun 2009.

Ekonomi Bumi Lorosa'e telah semakin bergantung kepada dana pemerintah, yang didapatkan dari Pendanaan Minyak dan Gas.

Salah satu kendala kebebasan ekonomi Timor Leste yang lain adalah korupsi besar-besaran, yang melemahkan integritas pemerintah dan membuat sistem yudisial tidak efektif.

Sayangnya, Komisi Anti-Korupsi tidak memiliki kedaulatan hukum untuk menangkap para pelaku korupsi, dan proses pengusutan kasus di masyarakat terus-terusan tidak jelas.

Semenjak Timor Leste merdeka dari Indonesia tahun 2002 silam, Bumi Lorosa'e memang kesulitan mencapai stabilitas politik.

Pasukan penjaga kedamaian PBB masih diperlukan di negara itu sampai 2012 lalu.

Presiden yang sekarang menjabat, Fransisco Guterres dan Perdana Menterinya Taur Matan Ruak telah bersitegang memperebutkan kekuatan politik.

Timor Leste tetap menjadi satu negara termiskin di Asia dan sangat membutuhkan bantuan dari luar negeri.

Liberasisasi ekonomi selalu dihancurkan.

Minyak dan gas menyumbang lebih dari 95 persen pendapatan pemerintah, tapi diserahkan ke Dana Perminyakan yang memiliki aset 16,93 miliar Dolar AS pada akhir Juni 2018 lalu.

Aset tersebut senilai dengan 26.000 Triliun Rupiah.

Sayangnya, industri minyak dan gas tidak memberikan imbas banyak dalam penyediaan lapangan kerja.

Rezim hukum yang mengatur kepemilikan tanah dan properti di Timor Leste masih belum jelas.

Ketidakpastian tersebut diperparah oleh undang-undang pemerintahan yang bertentangan dari era Portugis, Indonesia dan pasca-kemerdekaan.

Kerangka hukum negara tersebut terlalu kompleks, seperti dituliskan dari laporan analisis heritage.org, dan mencerminkan silsilah membingungkan yang sama. Pengadilan pun tidak independen.

Korupsi dan nepotisme terus-terusan dilakukan, karena badan antikorupsi kekurangan dana untuk beroperasi secara efektif.

Sementara itu, pendapatan pribadi paling tinggi dan tarif pajak perusahaan adalah 10%.

Pemerintah mendapatkan penghasilannya sebagian besar dari proyek minyak dan gas lepas pantai di Laut Timor.

Keseluruhan beban pajak setara dengan 13.1% dari pendapatan domestik total.

Data kebebasan ekonomi Timor Leste

Pemerintah sendiri telah menghabiskan 56.2% dari PDB selama 3 tahun terakhir, dan defisit dana rata-rata sebesar 23.7% dari PDB.

Utang publik setara dengan 5.4% dari PDB.

Undang-undang yang tidak lengkap, tidak jelas, dan tidak ditegakkan secara merata menyebabkan masalah bagi bisnis.

Pasar tenaga kerja tetap terbelakang, dan ekonomi formal belum melakukan diversifikasi di luar pengeboran minyak dan gas lepas pantai.

Ada rencana awal untuk mengembangkan fasilitas produksi pemrosesan gas.

Pendapatan minyak bumi memungkinkan pemerintah untuk merangsang konsumsi dalam negeri melalui subsidi langsung atau tidak langsung, tetapi diperlukan manajemen fiskal yang lebih baik.

Nilai total ekspor dan impor barang dan jasa sama dengan 121,0 persen dari PDB.

data kebebasan ekonomi Timor Leste

Tingkat tarif yang diterapkan rata-rata adalah 2,5 persen, tetapi lapisan hambatan nontarif tersebar luas.

Pembatasan kepemilikan tanah asing dan birokrasi yang bergerak lambat menghalangi investasi asing.

Sektor keuangan masih dalam tahap perkembangan yang baru.

Akses ke kredit tetap terbatas, dan sektor perbankan komersial tetap sangat kecil.

Catatan lain, dari total 1.3 juta penduduk, ada 3% penduduk menganggur, dengan tingkat inflasi Timor Leste sebesar 2.3%.

Perlu diingat, data ini berdasarkan analisis dari indeks kebebasan ekonomi yang mengacu dari heritage.org.

Data kemungkinan memiliki sedikit perbedaan dengan analisis ekonomi lainnya.*

Sebagian artikel ini sudah tayang di Intisari.grid.id dengan judu: Miris, Analisis Ini Sebut Timor Leste Satu Dari 19 Negara yang Ekonominya Tertekan Padahal Sudah Hampir 20 Tahun Merdeka Dari Indonesia, Ini Datanya https://intisari.grid.id/read/032418681/miris-analisis-ini-sebut-timor-leste-satu-dari-19-negara-yang-ekonominya-tertekan-padahal-sudah-hampir-20-tahun-merdeka-dari-indonesia-ini-datanya?page=all

Sumber: Grid.ID
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved