Breaking News

Pilpres AS 2020

Sudah Kalah, Trump dan Pendukungnya Masih Ngotot Belum Menyerah Atas Kemenangan Joe Biden

Sudah Kalah, Trump dan Pendukungnya Masih Ngotot Belum Menyerah Atas Kemenangan Joe Biden

Editor: Adiana Ahmad
MANDEL NGAN/AFP
Ekspresi lesu Presiden AS Donald Trump saat mengepalkan tinjunya setelah berbicara pada malam pemilihan di Ruang Timur Gedung Putih di Washington, DC, 4 November 2020. Orang dalam Gedung Putih mengungkapkan, di balik ngototnya Trump menolak hasil Pilpres AS, Trump dilanda ketakutan akan dipenjara bila ia tidak jadi presiden karena begitu banyaknya tuntutan hukum terhadapnya. 

Sudah Kalah, Trump dan Pendukungnya Masih Ngotot Belum Menyerah Atas Kemenangan Joe Biden

POS-KUPANG.COM, WASHINGTON - Sudah jelas-jelas kalah, calon Preisden AS Petahana, Donald Trump dan pendukungnya masih saja ngotot dan belum menyerah atas kemenangan Joe Biden.

Mereka bahkan mengatakan jika Pemilihan Predisen AS masih jauh dari selesai dan Joe Biden bvelum disertifikasi sebagai pemenang di negara bagian manapun.

Kandidat presiden dari Partai Demokrat, Joe Biden memenangkan kursi presiden Amerika Serikat ke-46. Presiden Donald Trump dan pendukungnya tidak menyerah begitu saja.

Seperti dikutip dari Reuters, Minggu (8/11/2020), pendukungnya dan Partai Republik berencana akan melanjutkan strategi dengan menggunakan langkah hukum, dengan harapan dapat membalikkan hasil raihan suara Trump di beberapa negara bagian.

Baca juga: Laut China Selatan akan Jadi Medan Perang, Bila Joe Biden Manang di Pilpres Amerika, Ancaman Capres

“Fakta sederhananya, pemilihan ini masih jauh dari selesai. Joe Biden belum disertifikasi sebagai pemenang di negara bagian mana pun."

"Apalagi negara bagian yang sangat diperebutkan menuju penghitungan ulang wajib, atau negara bagian di mana kampanye kami memiliki tantangan hukum yang valid dan sah yang dapat menentukan pemenang akhir, " kata Trump dalam sebuah pernyataan yang dirilis oleh tim kampanyenya. 

Meski demikian, pendukung dan penasihat Trump sadar bahwa peluang mantan pengusaha New York itu untuk membalikkan hasil akhir pemilihan lalu menang sangat kecil.

Namun mereka ingin membiarkan proses hukum berjalan dengan sendirinya.

"Dia harus membiarkan penghitungan ulang dilanjutkan, mengajukan klaim apa pun yang ada, dan kemudian jika tidak ada perubahan, dia harus mengakui, ”kata salah satu ajudan Trump. 

Baca juga: Kantongi 290 Suara Elektoral, Joe Biden Pecahkan 4 Rekor Menuju Gedung Putih

Partai Republik telah mengumpulkan setidaknya $ 60 juta untuk mendanai proses hukum di beberapa negara bagian.

“Harus memastikan setiap suara dihitung dan menuntut transparansi. Menempatkan pada dasar retorika yang kuat, ”kata mantan pejabat Gedung Putih lainnya.

Sementara, pendukung Trump dari Partai Republik di luar Gedung Putih memperingatkan bahwa Trump dapat menodai kredibilitasnya jika  tidak mundur dengan anggun.

“Tidak mungkin baginya untuk mencalonkan diri lagi pada 2024 jika dia dipandang sebagai pecundang,” kata sumber Partai Republik di Kongres.

Pengunjuk rasa membanjiri jalanan kota New York saat pemungutan suara Pemilihan Presiden Amerika Serikat berlangsung, Selasa (3/11/2020). Calon Presiden dari Partai Republik yang juga petahana Donald Trump bertarung dengan lawannya dari Partai Demokrat Joe Biden untuk memperebukan kursi Presiden Amerika Serikat. TRIBUNNEWS/DIAN PRATIWI PANGEMANAN

Halaman
12
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved