Pilpres AS

Orang-orang Senat Jadi Ancaman, Joe Biden Disebut akan Tertatih-tatih dan Terseok-seok Pimpin AS

Joe Biden diperkirakan menang melawan Petahana Donald Trump, namun ia disebut bakal Kesulitan saat memimpin negeri Paman Sam.

Editor: Benny Dasman
Kompas.com
Capres AS Joe Biden 

Kubu Trump juga mengajukan tuntutan hukum di Michigan dan Pennsylvania untuk menghentikan penghitungan suara dan meminta penghitungan ulang di Wisconsin.

"Untuk memastikan pemilihan yang bebas dan adil dengan hanya surat suara sah yang dihitung," kata Wakil Manajer Kampanye Justin Clark dalam sebuah pernyataan dikutip dari Xinhua News.

Pihak Trump menduga seorang pengamat dari Partai Republik menyaksikan 53 surat suara via pos yang terlambat datang "secara ilegal" ditambahkan ke tumpukan surat suara via pos yang tiba tepat waktu di Chatham County, Georgia.

Mengutip undang-undang negara bagian yang menyatakan "Surat suara via pos harus diterima sebelum pukul 19.00 pada Hari Pemilihan."

 Tim kampanye Trump juga berusaha mengintervensi kasus Pennsylvania di Mahkamah Agung yang membahas apakah surat suara yang diterima hingga tiga hari setelah pemilihan dapat dihitung, papar Clark.

Sementara itu, juru bicara kampanye Biden, Andrew Bates, mengatakan langkah hukum bukanlah sikap dari tim kampanye yang menang, dan menggambarkan upaya menuntut penghitungan ulang atau penghentian penghitungan suara sebagai hal yang "menyedihkan" dan "sia-sia".

  Suara Joe Biden Melonjak 138 Ribu Suara Lantaran Salah Ketik

Suara untuk Joe Biden di Michigan melonjak lebih dari 138.000 pada Rabu (4/11/2020) pagi waktu setempat, yang ternyata karena salah ketik.

"Jadi ketika semua orang tidur dan semuanya pulang, Demokrat di Michigan secara ajaib mendapat 138.339 suara, dan semua 138.339 suara itu secara ajaib jatuh ke Biden? Itu sama sekali tidak mencurigakan," sindir seorang netizen di Twitter.

Lonjakan angka itu awalnya dituding sebagai kecurangan pada Pemilu AS, tetapi langsung diklarifikasi oleh Caroline Wilson, juru tulis Shiawassee County, Michigan tengah.

"Saya menambahkan nol tambahan secara tidak sengaja, sehingga laporannya 153.710 suara untuk Biden, padahal seharusnya 15.371."

"Begitu (kesalahan) ditemukan langsung diperbaiki, mungkin setelah 20 menit, jadi saya terkejut betapa cepatnya ini menyebar," ucap Wilson kepada kantor berita AFP.

Kesalahan itu langsung diperbaiki oleh pejabat negara bagian setempat, tetapi analis independen mengklaim itu adalah penipuan online pada Pilpres AS.

Setelah angkanya dikoreksi, Demokrat "kehilangan" 138.339 suara dari kesalahan ketik tersebut, sedangkan suara untuk Trump tidak terpengaruh.

Terdapat empat swing states yang jalannya penghitungan suara berlangsung ketat.

Halaman
123
Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved