China Bakal Marah Bila Negara ASEAN ini Berani Eksploasi Minyak di Laut China Selatan,Siap Perang?

Klaim China itu menyebabkan Amerika Serikat ikut campur dengan menghadirkan armada tempurnya di Laut China Selatan

Editor: Alfred Dama
via Kontan.co.id
ILUSTRASI. Kapal penjaga pantai atau daerah perbatasan laut Filipina di Laut China Selatan. 

Tepi Buluh adalah gunung besar, gunung di bawah air, di Laut China Selatan.

Ini mencakup area seluas lebih dari 8.800 kilometer persegi yang kaya akan hidrokarbon.

Pengadilan Arbitrase Permanen memutuskan pada tahun 2016 bahwa wilayah tersebut berada dalam Zona Ekonomi Eksklusif Filipina.

China telah mempermasalahkan hak ekonomi di daerah tersebut yang menambah ketegangan air.

Bulan lalu, Presiden Filipina Rodrigo Duterte mencabut larangan enam tahun eksplorasi minyak Laut China Selatan.

Seorang juru bicara presiden menggambarkan langkah tersebut sebagai penegasan hak Filipina di perairan yang disengketakan.

Larangan eksplorasi minyak dan gas diberlakukan oleh pendahulu Duterte.

Presiden Duterte telah mengeraskan pendiriannya terhadap China, bergerak lebih dekat ke AS.

Amerika juga meningkatkan kritiknya terhadap tindakan China di perairan yang disengketakan.

AS telah mengirim kapal perang melalui perairan sengketa yang telah berulang kali dikutuk Beijing.

China telah mengklaim sebagian besar Laut China Selatan sebagai miliknya yang telah memicu perselisihan selama bertahun-tahun.

Bulan lalu, sebuah kapal induk Angkatan Laut AS melakukan latihan di perairan meski ketegangan meningkat.

Kapal tersebut melakukan perjalanan melalui Selat Malaka sebelum memasuki Laut China Selatan untuk melakukan pelatihan.

Dalam sebuah pernyataan, Angkatan Laut AS mengatakan kelompok penyerang melakukan latihan serangan maritim dan pelatihan taktis terkoordinasi.

Beda dengan Amerika Ini Cara Licik Australia, Sama-sama Ingin Pojokkan China di Laut China Selatan
Peta Laut China Selatan (nicexams.com)

Angkatan Laut AS mengatakan bahwa latihan diselesaikan untuk "membangun dan memelihara kesiapan berperang yang bertanggung jawab, fleksibel, dan menghormati komitmen jangka panjang untuk perjanjian pertahanan bersama dengan sekutu dan mitra regional".

Sumber: Grid.ID
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved