Data Pelaku Usaha di Ende Meningkat Pesat di Tengah Pandemi Covid-19 Capai Belasan Ribu,Info
Jumlah pelaku UMKM diprediksi terus meningkat sementara pendaftaran calon penerima Banpres masih berlanjut.
Penulis: Laus Markus Goti | Editor: Rosalina Woso
Efraim mengatakan untuk usaha kecil menengah hampir semua berhenti gara-gara pandemi Covid-19, kecuali usaha kripik singkong Madani milik Ibrahim Hasan di Perumnas Kota Ende.
"Semua rata-rata tidak bisa jalan. Kecuali usaha kripik singkong Madani yang bisa bangkit lagi, itu pun terseok-seok," ungkapnya.
Ibrahim Hasan ditemui POS-KUPANG.COM di tempat usahanya di Perumanas Kota Ende, mengatakan akibat pandemi Covid-19 mereka sempat berhenti produksi kripik singkong.
Tidak hanya itu dari 45 karyawan-karyawatinya, 43 dirumahkan, 2 orang tetap dipekerjakan untuk menjaga tempat usaha dan alat-alat produksi.
Sebelum pandemi Covid-19, kata Ibrahim, mereka bisa memproduksi kurang lebih satu ton kripik. Kripik-kripik tersebut didistribusikan di wilayah Kabupaten Ende hingga ke luar daerah dalam wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT).
Namun, ketika pandemi Covid-19 mulai melanda, Ibrahim galau. Kripik singkongnya sepi orderran. dampak akses keluar masuk ke daerah-daerah dibatasi dan para mitra berhenti langganan.
Puncaknya pada pada bulan April 2020, kripik singkong Madani berhenti diproduksi.
Dengan berat hati, Ibrahim merumahkan hampir semua karyawan-karyawatinya. Hanya dua orang yang tetap dipekerjakan untuk menjaga rumah itu dan alat-alat produksi.
Ibrahim gundah memikirkan nasib karyawan-karyawatinya. Ibrahim selalu menyempatkan waktu mengunjungi karyawan-karyawatinya.
Ibrahim menuturkan, pandemi Covid-19 membuat mereka menangis.
"Saya datangi karyawan-karyawati, kami menangis. Pandemi Covid-19 telah merubah kehidupan kami. Tapi saya minta mereka tetap tegar dan sabar. Pandemi Covid-19 ini bencana bagi semua orang," kata Ibrahim.
Dalam situasi yang serba sulit, Ibrahim beranikan diri kembali hidupkan kripik Madani, meski pandemi Covid-19 belum berakhir. "Siapa yang tau pandemi ini akan berakhir tapi saya harus berbuat sesuatu demi keluarga saya demi karyawan-karyawati saya," ujarnya.
Ibrahim mengaku tidak ada bantuan dari lembaga baik swasta maupun pemeritah untuk usaha.
"Diawal-awal Covid-19 ada pendataan dari Dinas Perindustrian untuk bantuan, tapi sampai sekarang tidak ada. Kalau saya mau tunggu bantuan kapan saya mau bekerja, bagaimana nasib karyawan-karyawati," ungkapnya.
Jelang ramadhan-Idul Fitri, Ibrahim memanggil tujuh karyawan-karyawatinya untuk kembali bekerja. Kripik Madani mereka distribusikan ke kios-kios kecik dalam Kota Ende saja. "Yah yang harganya seribu lah, situasi saat itu belum bisa yang besar-besar," ungkapnya.