Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik, Senin 2 November 2020: Yesus, Ingatlah Aku

"Yesus, ingatlah aku!" Inilah juga doa yang semestinya terucap dari mulut dan hati kita untuk kepentingan diri kita sendiri.

Editor: Agustinus Sape
Foto Pribadi
Pater Steph Tupeng Witin SVD 

Renungan Harian Katolik, Senin 2 November 2020

Yesus, Ingatlah Aku (Yohanes 6:37-40)
Oleh: Pastor Steph Tupeng Witin SVD

POS-KUPANG.COM - Hari ini perhatian dan fokus kita pada orang-orang yang sudah meninggal, teristimewa sanak saudara atau orang yang dikasihi. Mereka telah melewati titian kematian dan mencapai seberang abadi.

Dengan pengenangan ini, kita berkesempatan untuk kembali ingat bahwa kematian merupakan titian pasti menuju gerbang abadi. Suka atau tidak suka, rela atau tidak rela, siap atau tidak siap; kematian merupakan titian yang mesti dilalui oleh siapa pun. Mau dia itu sehat atau sakit, gemuk atau kurus, dokter atau pasien, pengusaha atau buruh; kematian tetap suatu titian yang tak terhindarkan. Wilhelm Mueller, "Saya harus melewati jalan ini, dan tak mungkin kembali lagi".

Hari ini pun kita berdoa bagi semua mereka yang sudah meninggal, memohon kerahiman Tuhan. Ada banyak intensi yang kita sampaikan buat: bapa, mama, kakak, adik, uskup, pastor ... siapa saja, termasuk mereka yang terlupakan. Sebagai imam, saya dibolehkan hari ini misa sampai tiga kali untuk para arwah. Mengapa harus mendoakan mereka yang sudah meninggal?

Kemarin kita rayakan Semua Orang Kudus. Mereka ini adalah orang-orang "hebat" di mata Tuhan. Mereka adalah "yang berbahagia ...", karena hidupnya terarah dan menurut ucapan Tuhan. Kita yakin, karena kudus, mereka langsung masuk surga dan memandang wajah Allah dari muka ke muka, face to face.

Namun berapa sih jumlah orang kudus? Mungkin banyak. Tapi jauh lebih banyak orang yang belum kudus. Tengok saja di sekitar. Ada yang meninggal secara mengenaskan karena dirajam sampai mati saat mencuri ayam tetangga. Ada yang berpulang dengan membawa dendam membara pada saudaranya yang tak berbagi harta. Ada pula yang tak sempat mengakukan dosa dan menerima perminyakan suci di penghujung hidupnya. Dan masih banyak lagi yang menghembuskan nafas dengan kandungan dosa dan kecemaran. Mereka semua tentu membutuhkan pertolongan.

Menurut iman Katolik, mereka masih "parkir" di Api Penyucian. Maka, mereka perlu didoakan agar paling tidak saat pengadilan terakhir mereka boleh tergolong sebagai domba di sisi kanan (bdk.  Mat 25:31-46).

Ada rupa-rupa doa yang bisa dipanjatkan. Belakangan ini beredar doa mohon indulgensi, "Bapa yang maharahim, percaya akan kasih-Mu yang tanpa batas, bersama seluruh Gereja-Mu, pada hari ini kami mohon dengan sangat lepaskanlah ... dari segala hukuman atas dosa-dosa mereka ..."

Saya pribadi teringat seorang misionaris tua. Ia pernah menitipkan pesan sebelum meninggal dunia. Dia bilang, pada hari pemakaman, tolong dinyanyikan lagu Taize, "Jesus, remember me". Ini kata-kata yang diucapkan penjahat di sebelah Yesus di salib, "Yesus, ingatlah aku apabila Engkau datang sebagai Raja". Rasanya inilah inti doa yang harus kita ucapkan hari ini dan bahkan tiap saat buat orang-orang meninggal. "Yesus, ingatlah saudaraku ini". Doa yang selalu membuat Tuhan tergerak hati-Nya.

"Yesus, ingatlah aku!" Inilah juga doa yang semestinya terucap dari mulut dan hati kita untuk kepentingan diri kita sendiri. Doa yang membuat kita selalu berjaga, membuat hati kita tidak membeku, tidak dikuasai kebencian; doa yang menjamin keselamatan jiwa kita.*

SIMAK JUGA VIDEO BERIKUT:

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved