Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik, Senin 2 November 2020: Peringatan Arwah Semua Orang Beriman: Momento Mori
Jikalau kita sadar bahwa kita adalah mimilik Tuhan, maka hidup kita akan memancarkan empat hal berikut: Unum (utuh), Verum (benar), Bonum (baik) dan P
- Renungan Harian Katolik, Senin 2 November 2020: Peringatan Arwah Semua Orang Beriman
Momento Mori: Ingatlah Akan Kematian
Oleh: RD. Frid Tnopo
POS-KUPANG.COM - Hari ini adalah hari yang dikhususkan oleh gereja Katolik untuk memperingati arwah semua orang beriman. Alasan kita mengenang arwah umat beriman karena kita percaya bahwa ada kebangkitan sesudah kematian.
Dasarnya ialah Yesus Kritus yang Hidup dan Wafat kemudian Bangkit sebagai yang sulung dari antara orang mati. Karena itu, semua orang yang meninggal dalam nama Tuhan pasti akan mengalami kebangkitan.
"Semua yang diberikan Bapa kepada-Ku akan datang kepada-Ku, dan barangsiapa datang kepada-Ku tidak akan Kubuang" (Yoh, 6:37). Namun tiap-tiap orang menurut urutannya. Karena urutan inilah kita patut mengenang mereka dalam doa.
Seribu lilin akan menyala di setiap pemakaman, seribu untaian kata doa akan mengalir penuh harapan demi kebahagiaan kekal.
Bagi mereka yang masih berada di api penyucian, sekiranya dengan bantuan doa-doa kita dan doa seluruh Gereja, mereka lekas menikmati kebahagiaan kekal dalam Surga dalam persatuan dengan seluruh orang kudus.
Mereka yang telah selamat, akan mencapai visio beatific - bertatapan wajah dengan Tuhan. Saat itu, bila mereka mendoakan kita, doa mereka lebih cepat sampai kepada Tuhan.
Namun mereka hanya bisa mendoakan kita kalau kita mendoakan mereka. Inilah yang dinamakan bersatu dalam kenangan penuh rahmat.
Manfaat lain dari peringatan hari arwah ini untuk kita yang masih hidup adalah Momento Mori: ingatlah akan kematian. Dengan mengenang mereka yang telah berpulang, kita pun semakin sadar bahwa akan tiba saatnya kita pun menyusul. Karena itu, tiada yang lain selain membuat hidup ini bermakna setiap hari.
Kita perlu memberi penghargaan setulus-tulusnya pada waktu, pada saat ini, yang masih diberikan kepada kita. Di hari ini, selain lilin bernyala untuk para arwah, kita pun hendaknya memasang sebatang lilin untuk kita merenungkan hidup ini.
Pemikiran Epiktetos menyatakan bahwa eksistensi diri kita hanya bisa ditemukan lewat kontemplasi. Kita hadir dan ada di dunia ini untuk mengontemplasikan karya-karya Ilahi yang penuh kejutan mengagumkan. Jangan sampai kita mati tanpa pernah merasakan kekaguman itu.
Karier, kesibukan, relasi, harta benda, dan segala hal yang menyita menit, jam dan hari-hari akan dilihat secara berbeda manakala kita sadar apa yang paling esensial dalam hidup ini. Hal yang esensial itu adalah hidup ini milik Tuhan.
Jikalau kita sadar bahwa kita adalah mimilik Tuhan, maka hidup kita akan memancarkan empat hal berikut: Unum (utuh), Verum (benar), Bonum (baik) dan Pulcrum (indah).
Doa: Tuhan, pada-Mu ku berserah dan mengharap kerahiman-Mu. Amin.