Presiden Perancis Cuek dengan Protes Umat Muslim di Dunia, Macron: Saya Menolak Tunduk Pada Tekanan
Masyarakat muslim dunia memrotes sikap Presiden Perancis Emmanuel Erdogan setelah dia mendukung penerbitan media di Perancis yang memuat karikatur
Presiden Perancis Cuek dengan Protes Umat Muslim di Dunia, Macron: Saya Menolak Tunduk Pada Tekanan
POS KUPANG.COM -- Masyarakat muslim dunia memrotes sikap Presiden Perancis Emmanuel Erdogan setelah dia mendukung penerbitan media di Perancis yang memuat karikatur Nabi
Meski diprotes dan aksi kekerasan meluas, namun sang presiden yang belum genap 50 tahun tak peduli dengan semua tuntutan
Ia malah menyebutkan tidak peduli dengan berbagai tekanan pada dirinya
Presiden Perancis Emmanuel Macron menyatakan kekerasan tidak pernah bisa dibenarkan karena dia menolak untuk tunduk pada tekanan di seluruh dunia Muslim di tengah protes atas pembelaannya terhadap kartun Charlie Hebdo
Macron mengatakan itu adalah 'tugas kami untuk melindungi kebebasan kami' karena protes keras terus mengamuk di seluruh dunia Muslim terhadap komentarnya atas kartun Charlie Hebdo tentang Nabi Muhammad.
Macron memberikan wawancara panjang untuk menjelaskan visinya kepada saluran TV yang berbasis di Qatar, Al-Jazeera pada Sabtu (31/10/2020) malam seperti dikutip Wartakota dari dailymailc.o.uk
"Saya bisa mengerti bahwa orang bisa dikejutkan oleh karikatur tapi saya tidak akan pernah menerima bahwa kekerasan bisa dibenarkan," katanya.
"Saya menganggap itu tugas kami untuk melindungi kebebasan kami dan hak-hak kami," tambahnya dalam kutipan wawancara yang akan disiarkan mulai pukul 16:00 GMT.
Kemarahan terhadap Presiden Perancis Emmanuel Macron terus mengamuk di seluruh dunia Muslim karena protes diadakan hari ini di India, Pakistan, dan Irak atas sikap perdana menteri dalam kartun Charlie Hebdo.
Macron telah menjadi titik fokus kemarahan Islam setelah membela kartun Charlie Hebdo tentang Nabi Muhammad yang digunakan sebagai pembenaran atas pembunuhan seorang guru di pinggiran kota Paris dua minggu lalu.
Baca juga: Lesty Kejora Berlinang Airmata Saat Nyanyikan Lagu Terlena, Ingat Kenangan Bersama Rizky Billar
Baca juga: Rombongan Moge yang Aniaya Anggota TNI Dipimpin oleh Mantan Pangkostrad, Sebut Masalah Kecil
Baca juga: Rombongan Moge yang Aniaya Anggota TNI Dipimpin oleh Mantan Pangkostrad, Sebut Masalah Kecil
Baca juga: Pemerintah China Rombak Bangunan Masjid, Hilangkan Kubah dan Ornamen Nuansa Keislaman
Baca juga: Eks Pengungsi Timor Timur Betah di NTT, Tak Mau Hidup Susah di Timor Leste, Beras Saja dari Kupang
Setelah tiga orang terbunuh di Nice Thursday dalam garis panjang terakhir serangan teror di Prancis, Macron mengatakan bahwa Prancis tidak akan 'menyerah pada nilai-nilai kami' meskipun ada kemarahan pada karikatur.

Protes sedang dipentaskan seluruh umat Muslin di dunia , dengan demonstrasi terlihat pagi ini di Irak, Pakistan, Yaman, dan India.
Di Dhaka, ratusan Muslim Bangladesh turun ke jalan-jalan ibu kota untuk protes selama tiga hari berturut-turut, meneriakkan slogan-slogan seperti 'Boikot produk Prancis' dan membakar patung Macron, yang mereka gambarkan sebagai musuh Islam.
Pada protes yang jauh lebih besar pada hari Selasa di Dhaka, ribuan orang datang membawa spanduk seperti 'Hentikan Islamofobia', 'Boikot Prancis' dan 'Pengepungan Kedutaan Besar Prancis di Dhaka'.

Di ibu kota Somalia, Mogadishu, ratusan demonstran yang sebagian besar masih muda berkumpul di K4, persimpangan sibuk yang mengarah ke bandara dan mulai meneriakkan slogan anti-Prancis dan membakar bendera Prancis.
Mereka menanggapi seruan ulama di berbagai wilayah Somalia untuk keluar dan mengutuk Prancis serta memboikot produk Prancis.