Anak Najawa Shihab Meninggal 4Jam Setelah Dilahirkan,Sang Jurnalis Ungkap Kisah Rahasia Masa Lalunya
Ia kehilangan bayi mungil yag baru saja dilahirkan. Sang putri kecilnya meninggal setelah 4 jam menghirup udara bumi
Bahkan, tak jarang sosoknya mampu membuat lawan bicaranya grogi saat menjadi bintang tamu.
Namun, Najwa Shihab mendadak ingin menitihkan air mata kala sosok ini mengungkap sebuah pesan kepadanya.
Perempuan yang akrab disapa Nana ini ingin meneteskan air mata di tengah wawancara bersama Anggun C Sasmi.
Awalnya Najwa Shihab tengah mewawancarai Anggun C Sasmi tentang kehidupan hingga karir untuk konten chanel Youtube-nya, Catatan Najwa.
Di tengah perbincangan seru mereka, Anggun menyinggung soal sosok ayah Najwa Shihab.
Anggun pun memberikan kejutan berupa video Quraish Shihab menceritakan Najwa Shihab sejak kecil.
Quraish Shihab bercerita kalau Najwa Shihab sudah memiliki ketertarikan sebagai penyiar televisi sejak masih kanak-kanak.
Ia senang menirukan gaya penyiar televisi dalam berbagai bahasa, termasuk bahasa Arab.
"Dia masuk di sekolah taman kanak-kanak, dia salah satu hobby-nya itu nonton tv. Kakaknya Najwa itu suka meniru penyiar TV, jadi sang adik Najwa juga ikut menirunya. Itu dia tiru dalam bahasa Arab, cara-caranya dan lain sebagainya," kata Quraish Shihab
Quraish Shihab pun sangat mendukung pekerjaan Najwa di bidang jurnalistik sejak awal terjun hingga sukses seperti sekarang.
"Oh saya mendukung sekali (pekerjaannya), mendukung sekali dan sampai sekarang. Jadi dukungan itu intinya perhatian kepada anak, sampai sekarang perhatian itu masih ada," tuturnya.
Dukungan yang bisa ia berikan untuk Najwa paling penting berupa perhatiannya sebagai ayah kepada anak.
Bukan hanya perhatian untuk selalu melihat tayangan Najwa Shihab setiap minggu di televisi.
Ia juga selalu memberikan kritik dan saran mengenai cara berpakaian dan riasan wajah Najwa Shihab di televisi.
"Saya masih suka tanya minggu depan tayangannya itu apa, kami masih memberi perhatian pada penampilannya, pada pakaiannya, pada lipstiknya, pada bedaknya," tambahnya.
Najwa Shihab pun tertawa mendengar cerita sang ayah dan membenarkan jika ayahnya sering berkomentar tentang penampilannya setiap minggu.
"Iya suka komentarnya macem-macem, kayaknya terlalu merah pipinya, gitu detail banget," ujar Najwa Shihab sambil tersenyum.
"Jadi penampilanmu ini bagus, pakaianmu ini kemarin begini kalau ditayangan gitu," lanjut Quraish Shihab.
Quraish Shihab pun meberikan sedikit pesan untuk Najwa Shihab yang merupakan pesan dari sang kakek.
Ia hanya meminta pada Najwa Shihab untuk selalu menjaga nama baik keluarga dan menampilkan tayangan sesuai tuntunan agama serta budaya bangsa.
"Kalau ada pesan yang ingin Abi sampaikan kepada Nana (Najwa) itu pesan kakekmu, jaga nama baik keluarga, perhatikan umat islam, perhatikan bangsa, menampilkan tuntunan agama dan budaya bangsa, saya kira itu ya Na," tutup Quraish Shihab
Dia Najwa Shihab pun langsung terlihat berkaca-kaca seolah ingin meneteskan air mata di depan Anggun ketika mendengar pesan ayahnya.
"Aduh pengen nangis, mmm...so sad," sahut Najwa.
Ia menceritakan cara ibu dan ayahnya mendidik tak pernah membedakan antara anak laki-laki dan perempuan.
Sejak kecil Najwa dan saudara sekandungnya sudah ditanamkan untuk memiliki ambisi dan mimpi yang besar.
Bagai keluarganya sebagai perempuan bukan halangan untuk memiliki mimpi dan cita-cita yang tinggi.
* Najwa Shihab Sindir Keras Puan Maharani Yang Matikan Mikrofon Saat Pengesahan UU Omnibus Law
Najwa Shihab menyindir sikap Puan Maharani yang mematikan mik saat membaca acara Mata Najwa, Rabu (7/10/2020).
Ada banyak nara sumber pro dan kontra yang dihadirkan pada program Mata Najwa. Di antaranya Supratman Andi Agtas, Ketua Badan Legislasi DPR; Ledia Hanifa Amaliah, Anggota Baleg DPR Fraksi PKS; Haris Azhar, Direktur Eksekutif Lokatara; Ekonom Faisal Basri, dan perwakilan pemerintah.
Sindiran ini dilontarkan ketika Ketua Badan Legislatif DPR Jakarta Selatan, Supratman hadir sebagai narasumber.
Dalam program Mata Najwa, Supratman berdebat seru dengan Direktur Eksekutif Lokataru, Haris Azhar. Sampai-sampai kalimat keduanya tidak terdengar jelas karena saling berebut bicara.
Lalu, Najwa Shihab sebagai pembawa acara mencoba menengahi dan meminta keduanya tenang seraya mengatakan dirinya tak akan mematikan mic karena semua berhak bicara.
"Saya tidak akan mematikan mic," kata Najwa Shihab.
Ucapan Najwa tersebut seolah menyindir pimpinan DPR Puan Maharani yang mematikan mikrofon saat Fraksi Demokrat menyampaikan kritiknya terhadap UU Omnibus Law.
Sebelumnya, video Puan Maharani mematikan mikrofon itu viral di media sosial.
* Drama Mikrofon Demokrat Dimatikan Saat Pengesahan Omnibus Law Cipta Kerja, Ini Kata DPR
Drama mikrofon mati sempat mewarnai rapat paripurna pengesahan Omnibus Law RUU Cita Kerja di Gedung DPR, Jakarta, Senin (6/10/2020).
Insiden tersebut berawal ketika sidang paripurna pengesahan UU Cipta Kerja ini dihujani interupsi.
Salah satunya dari Partai Demokrat di DPR. Mikrofon mendadak mati ketika anggota Fraksi Demokrat melayangkan protes mengenai UU Cipta Kerja.
Ketika itu, politikus Demokrat Benny Kabur Harman berkali-kali menginterupsi Wakil Ketua DPR Azis Syamsuddin yang tengah memimpin rapat.
Saat Fraksi Demokrat menyampaikan pandangan terkait Omnibus Law Ciptaker, Sekretaris Fraksi Demokrat, Marwan Cik Hasan, yang mewakili partainya pun melewati batas waktu berbicara di podium.
Pimpinan rapat mengambil tindakan. Mikrofon Marwan dimatikan sepihak.
Penjelasan DPR
Menanggapi itu, Sekretaris Jenderal DPR RI Indra Iskandar menegaskan, pimpinan sidang hanya menjalankan tugas untuk menjaga ketertiban peserta rapat saat menyampaikan pendapat.
“Semua diberikan waktu untuk berbicara, bergantian. Jika sampai dimatikan mikrofonnya, itu hanya untuk menertibkan lalu lintas interupsi, pimpinan punya hak mengatur jalannya rapat,” kata Indra, dalam keterangan tertulisnya, Selasa (6/10/2020).
Dia menerangkan, rapat paripurna tersebut dipimpin Wakil Ketua DPR RI Aziz Syamsuddin dari Fraksi Golkar. Aziz sempat beradu pendapat dengan anggota Fraksi Partai Demokrat Benny K Harman.
Benny merasa tidak diberikan hak berbicara, sedangkan Aziz menyampaikan bahwa Fraksi Partai Demokrat sudah diberi tiga kali kesempatan berbicara dalam rapat paripurna itu.
Yakni kepada Sekretaris Fraksi Partai Demokrat Marwan Cik Hasan yang membacakan pandangan akhir tentang Omnibus Law RUU Cipta Kerja, serta Irwan Fecho dan Didi Irawadi Syamsuddin yang mengajukan interupsi sebelum RUU tersebut disahkan.
“Jadi mohon maaf, kita harus sama-sama memahami bahwa yang ingin berbicara bukan hanya Partai Demokrat, karena fraksi lain juga ingin menyampaikan pendapatnya. Saya pikir sudah jadi kewajiban pimpinan sidang untuk menertibkan jalannya rapat agar semua fraksi dapat hak menyampaikan aspirasi,” ujarnya.
“Jadi dalam konteks ini, pimpinan rapat bukan menghalangi Fraksi Demokrat berbicara, tapi ingin memberi kesempatan fraksi lain untuk menyampaikan pendapatnya,” sambung Indra.
Dia menambahkan, mikrofon di ruang rapat paripurna DPR RI sudah diatur otomatis mati setelah lima menit digunakan.
Hal itu dilakukan agar masing-masing anggota memiliki waktu bicara yang sama dan supaya rapat berjalan efektif serta terukur dari sisi waktu dan substansi.
“Supaya tidak ada tabrakan audio yang membuat hang, maka perlu diatur lalu lintas pembicaraan,” ungkapnya.
* Panggung acara talkshow Mata Najwa Trans 7 edisi Rabu 21 Oktober 2020 memanas
Keseruan terjadi saat dua narasumber, yakni politikus Partai Nasdem Irma Suryani Chaniago dan Rocky Gerung terlibat adu argumen bahas pemerintahan Jokowi-Ma'ruf.
Keduanya terlibat debat adu mulut di depan narasumber lainnya.
Irma menganggap bahwa Rocky Gerung sudah keterlaluan dalam mengkritik presiden Jokowi dan jajaran pemerintah.
Kritik-kritikan Rocky Gerung pada Jokowi dianggap sebagai caci maki dan berlebihan.
Bukan hanya Irma, politikus PDI-P, Aria Bima juga mengatakan saat ini cenderung anarkisme demokrasi.
"cara pandang kita itu melihat kecendrungan sekarang terjadi anarkisme demokrasi,
dimana semua ingin menangnya sendiri,
Rocky ingin merasa apa yang ia katakan demokratis, semua berhak ngomong demokrasi,
ada keseimbangan kebebasan yang bertanggungjawab, ini soal bangsa,
kita ini mau bikin bangsa seperi apa,
dia (Rocky Gerung) berpikir soal demokrasi kita hargai,
bangsa ini mau jadi apa dia gak terlalu peduli," kata Aria Bima dikutip TribunnewsBogor.com dari akun Twitter Trans 7 dalam tayangan Mata Najwa.
Menurut Rocky Gerung, caci maki juga kericuhan yang terjadi saat ini karena Jokowi tidak memperbolehkan adanya oposisi.
"seandainya partai opisis maka seluruh caci maki difilter partai disampaikan sebagai pikiran politik,
jadi kekacauan terjadi karena presiden bilang gak perlu ada oposisi karena itu dia berhadapan langsung dengan suara toa lemparan cacimaki,
saya mengucapkan itu juga karena gak ada fasilitas untuk menitipkan pikiran saya," kata Rocky Gerung.
Irma Suryani Chaniago mengatakan selama ini Rocky Gerung selalu merasa ingin dianggap pintar dan paling benar.
"kalau mau tau rasanya kawin ya harus kawin dulu baru bisa tau,
Rocky selalu berpersepsi seolah dia paling pinter paling benar,
kalau di zaman Soeharto orang seperti Rocky sudah hilang,
udah gak ada itu sudah di-Marsinahkan orang dua ini, " kata Irma Suryani Chaniago.
Namun menurut Irma Suryani Chaniago saat ini Jokowi justru santai menghadapi kritik.
"di era Jokowi Rocky mencaci Jokowi tenang aja, Fery ngomong seenak udelnya Jokowi santai aja,
karena demokrasi kita ini sudah kebablasan, orang sudah merasa paling peniter, bener, dan bersih, coba berkaca pada diri sendiri dulu," kata Irma Suryani Chaniago.
Irma Suryani Chaniago juga menekankan untuk tidak menilai Jokowi respresif.
"jangan pernah mengatakan Jokokw respresif,
demo berjilid-jilid emang dilarang ? gak, difasilitasi kok,
tapi kalau ujaran kebencian, provokasi,
kalau saya Presiden udah saya tangkap nih Rocky Gerung," kata Irma Suryani Chaniago.
Rocky Gerung lalu menjawab dengan menyindir Jokowi.
"saya kasih pujian ke Jokowi sekarang,
Jokowi berhasil memborgol teroris namanya Syahgan dan Naenggolang,
koruprot Jumhur Hidayat,
memborgol penggelap pajak Anton Permana, tapi bohong,
semua pekerja demokrasi itu, jadi mana mungkin borgol itu menjadi dari demokrasi itu," kata Rocky Gerung.
Belum selesai bicara, ucapan Rocky Gerung sudah langsung dipotong Aria Bima dan Irma Suryani Chaniago.
"cara berpikirnya Rocky tuh begini, narasi kritis tapi membalik logika, dia gak ngerti apa itu kritis apa itu kriminal," kata Aria Bima.
"karena yang ngomongnya kotor dan bau," timpal Irma Suryani Chaniago. *
Tautan:
Artikel ini telah tayang di tribunnewsbogor.com dengan judul Rocky Gerung Disebut Sering Caci Jokowi, Irma Chaniago : Kalau Zaman Soeharto Sudah di-Marsinahkan, https://bogor.tribunnews.com/2020/10/21/rocky-gerung-disebut-sering-caci-jokowi-irma-chaniago-kalau-zaman-soeharto-sudah-di-marsinahkan?page=all&_ga=2.2488304.1752614360.1601866514-938337796.1589509463
Sebagian artikel ini sudah tayang di Grid.ID dengan judul: Putri Kecilnya yang Bernama Namiya Meninggal 4 Jam Usai Dilahirkan, Najwa Shihab Petik Pelajaran Berharga dan Ungkap Kisah yang Tak Pernah Terungkap dari Masa Lalunya https://www.grid.id/read/042403504/putri-kecilnya-yang-bernama-namiya-meninggal-4-jam-usai-dilahirkan-najwa-shihab-petik-pelajaran-berharga-dan-ungkap-kisah-yang-tak-pernah-terungkap-dari-masa-lalunya?page=all