Maulid Nabi 2020
Sosok Halimah As-Sa’diyah Wanita Miskin yang Rela Menyusui Rasulullah SAW, Kisahnya Penuh Haru
Sosok Halimah As-Sa’diyah wanita miskin yang rela menyusui Rasulullah SAW, kisahnya penuh haru
Sosok Halimah As-Sa’diyah Wanita Miskin yang Rela Menyusui Rasulullah SAW, Kisahnya Penuh Haru
POSW-KUPANG.COM, JAKARTA - Halimah As-Sa'diyah merupakan sosok perempuan berhati mulia yang ada dalam kisah perjalanan Nabi Muhammad SAW ketika menjadi rasul.
Bagaimana tidak, wanita miskin itu rela menyusui rasulullah saat semua orang menolak memberikan air susunya kepada bayi Muhammad.
Di tengah kekeringan dan keterbatasan, Halimah As-Sa'diyah menawarkan air susunya kepada Muhammad dan bersedia menjadi pengasuh sang rasul.
Tidak heran, jikan nama Halimah As-Sa'diyah begitu dihormati kaum Muslim.
Seperti apa sosok Halimah As-sa'diyah?
Baca juga: Jelang Maulid Nabi Muhammad SAW, 29 Oktober 2020, Simak Amalan Sunnah yang Bisa Dilakukan
Ia dikenal sebagai perempuan tenang sekaligus penuh rasa cinta. Sejarah juga mencatat sosoknya yang teguh dan berpendirian kuat.
Pada tahun gajah, tepatnya Senin malam menjelang Subuh pada bulan Rabiul Awal, Muhammad lahir di rumah Abu Thalib yang terletak di perkampungan Bani Hasyim. Selama tiga hari, bayi Muhammad disusui sendiri oleh ibunya Aminah.
Beliau juga sempat disusui oleh budak wanita milik ayahnya, yakni Ummu Aiman. Lalu, pernah disusui oleh budak bernama Tsuwaibah, milik paman beliau Abu Lahab.
Diriwayatkan dari Abdullah bin Ja'far bin Abu Thalib atau dari seseorang yang mendapat cerita darinya, ia berkata, "Hali mah As Sa'diyah bercerita, bersama suami dan anak yang masih kecil yang masih disusuinya, dia pergi meninggalkan kampung halamannya mencari bayi-bayi untuk disusui. Bersama kami, ada sejumlah wanita dari Bani Sa'ad bin Abu Bakar."
"Kepergian ini terjadi pada musim kemarau. Tanaman-tanaman mengering, hewan-hewan ternak mati, sampai tak sedikit pun ada yang yang tersisa bagi kami. Ia menuturkan, aku pergi dengan membawa unta yang sudah tua dan tidak bisa lagi me nge luarkan air susu setetes pun."
Baca juga: Amalan Malam 12 Rabiul Awal 1442 H, Malam Ini Maulid Nabi Muhammad SAW & Bacaan Sholawat Maulid Nabi
"Setiap malamnya kami tidak bisa tidur meski sesaat karena tangisan anak kami yang kelaparan. Lantaran air susuku tidak bisa mencukupi. Kantung susu unta kami juga tidak menghasilkan susu untuk anak kami. Kami berharap ada ada bantuan dan jalan keluar."
"Ketika tiba di Makkah dan mencari bayi-bayi untuk kami susui, suatu hal di luar dugaan terjadi. Setiap wanita dalam rombongan kami ditawari menyusui Rasulullah SAW, tapi mereka semua enggan menerimanya saat diberi tahu kalau beliau anak yatim karena mereka mengharapkan kebaikan dari ayah si anak." Dua hari berlalu, setiap wanita di rombongan tersebut sudah mendapatkan bayi untuk disusui.
Namun, saat semuanya hendak kembali ke kampung halaman, Halimah mengatakan kepada suaminya, tak akan pulang tanpa membawa bayi untuk disusui. Ia kemudian bertekad membawa bayi Muhammad walau yatim. Suaminya al-Harits bin Abdul Izzi bin Rifa'ah As-Sa'di pun menjawab, "Tidak apa-apa ambil saja bayi itu. Semoga Allah memberikan berkah kepada kita karenanya." Halimah lalu menemui Aminah dan membawa bayi tersebut.
"Demi Allah, aku bawa bayi ini karena memang tidak mendapatkan bayi lain. Saat aku bawa bayi itu ke kendaraanku kemudian aku letakkan dalam pang kuan ku dan aku sodorkan puting susuku, ternyata air susuku sangat deras seperti memang Allah kehendaki untuknya. Pada hal, sebelumnya kempes sekaligus kosong," tutur Halimah.
Baca juga: Hukum Maulid Nabi Menurut Penjelasan Ustaz Abdul Somad Legkap Pendapat Ulama Tentang Maulid Nabi
