Wagub Nae Soi Promosi Kelor, Misi Dagang Jatim dan NTT

Pemprov NTT meresmikan kerjasama dengan Pemprov Jawa Timur dalam kegiatan Misi Dagang Provinsi Jawa Timur dan Nusa Tenggara Timur

Editor: Kanis Jehola
POS-KUPANG.COM/MICHAELLA UZURASI
Wakil Gubernur NTT, Josef Nae Soi dan Wakil Gubernur Jatim, Emil Dardak sedang melihat pameran UMKM dalam kegiatan Misi Dagang Provinsi Jawa Timur dan Nusa Tenggara Timur, Senin (26/10/2020) 

POS-KUPANG.COM | KUPANG -Pemprov NTT meresmikan kerjasama dengan Pemprov Jawa Timur dalam kegiatan Misi Dagang Provinsi Jawa Timur dan Nusa Tenggara Timur yang diselenggarakan di Aston Kupang Hotel & Convention Center, Senin (26/10/2020).

Wakil Gubernur NTT, Josef Nae Soi, mengatakan kedua provinsi ini memang ada keserasian perasaan. "NTT memiliki visi, Kita Bangkit Kita Sejahtera. Saya membaca visi dari ibu Khofifah dan Pak Emil, hampir-hampir sama. Terwujudnya masyarakat Jawa Timur yang adil sejahtera bla bla bla saya tidak tahu apa lagi. Tapi saya hafal kata sejahtera itu jadi memang ada keserasian perasaan antara Gubernur Wakil Gubernur Jatim dan Gubernur Wakil Gubernur NTT," kata Nae Soi.

Nae Soi melanjutkan, di Indonesia, provinsi yang ada timurnya hanya tiga yakni Nusa Tenggara Timur, Jawa Timur, dan Kalimantan Timur. "Kalau di Amerika orang mengatakan go to west, di Indonesia mengatakan go to east. Oleh sebab itu, wajar kalau Jawa Timur datang ke NTT," ujarnya.

Baca juga: News Analysis DR James Adam Pengamat Ekonomi NTT: Terobosan Tepat

"Sebentar lagi kita akan merayakan hari Sumpah Pemuda. Dalam nuansa dalam semangat Sumpah Pemuda, mari kita bekerjasama dalam membangun Indonesia yang tercinta. Khususnya membangun Jawa Timur dan NTT," lanjut Nae Soi.

Kerjasama yang digagas ini, kata Nae Soi, harus dilaksanakan bersama. "Karena kita sama-sama dari timur dan orang-orangnya juga saya kira temperamennya hampir sama. Arek Suroboyo dan Anak Kupang, hampir sama. Tapi kalau untuk dagang, saya kira masih maju karena sama-sama sifatnya itu, katakan benar itu benar katakan salah itu salah walaupun pahit rasanya. Itu di Jawa timur berlaku di NTT juga berlaku," paparnya.

Baca juga: Mohon Perhatian Lopo Kambaniru

Untuk menjawab tantangan yang dimiliki NTT dengan tingkat kemiskinan yang begitu tinggi, sehingga kerjasama yang digagas oleh Jatim dan NTT, ini tujuannya tidak lain adalah bagaimana mengentaskan kemiskinan.

Meningkatkan derajat manusia supaya bisa lebih baik dari hari ke hari. "Sumber potensi kita sangat besar. Kita memiliki fauna kita memiliki flora kita memiliki fauna, oleh sebab itu interaksi dan interrelasi antara dua provinsi ini sangat dibutuhkan untuk saling menghidupkan satu sama lain. Atau istilah yang populer mutual simbiosis. Artinya saling menghidupkan kedua provinsi yang kita cintai ini," ungkap Nae Soi.

Dalam kesempatan tersebut, Wagub Nae Soi juga memperkenalkan pohon ajaibnya NTT yakni kelor.
"Di NTT ada satu pohon yang sangat luar biasa. Saya tahu juga di Jawa Timur itu ada. Tetapi menurut penelitian, kelor nomor satu di dunia hanya ada dua. Satu di Spanyol, satunya di NTT," katanya.

Ia mengakan semua untuk mengkonsumsi kelor. "Jadi sekarang ini (masa pandemi) Covid-19, bapak ibu saya mengimbau kita semua untuk imunitas tubuh kita, minumlah teh kelor, makanlah sayur kelor," sambungnya.

Dia mengatakan, jika ada yang suanggi, ada yang bawa magic ketika pohon kelor dibawa, pasti takut semuanya.

"Setan saja takut dengan kelor, apa lagi penyakit. Jadi saya mau imbau itu Pak Wagub dan teman-teman sekalian dari Jatim ini guna kelor. Minum teh kelor di sini. Pasti pulangnya imunitas tubuhnya naik. Mmungkin imunitas tubuh saat ini 50 naik menjadi 90. Saya yakin," katanya.

Potensi 2 Daerah

Lanjut Nae Soi, misi dagang yang dirintis ini sangat luar biasa. Ia pun mengajak untuk saling mengisi dan saling membantu satu sama lain. Tujuannya untuk mewujudkan kedua provinsi yang lebih baik.

"Hari ini lebih baik dari kemarin, hari esok lebih baik dari hari ini. Saya berharap kegiatan seperti ini dapat kita lanjutkan dan kita kembangkan dengan adanya penandatanganan perjanjian kerjasama tentang pembangunan daerah antara pemerintah provinsi Jatim dan NTT," harapnya.

Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak, menyambut baik kegiatan ini. "Sebagaimana tadi disampaikan Bapak Wagub NTT, sama-sama kita punya visi Sejahtera. Kita ingin sejahtera, kita sama-sama ingin sejahtera. Kita ingin sejahtera bersama-sama.

Inilah sebabnya kita membangun persahabatan, persaudaraan agar kesejahteraan bisa kita raih bersama-sama. Kita percaya kepada kolaborasi yang membuat kita menjadi sama-sama pemenang," kata Emil.

Menurut Emil, misi dagang ini memang sebuah upaya karena NTT memiliki potensi yang luar biasa, begitu pula Jawa timur.

"Namun potensi ini tidak bisa maksimal kalau kita tidak saling berdagang. Ini harus benar-benar dirorong. Perdagangan memungkinkan kita untuk fokus kepada keunggulan kita masing -masing sehingga kita bisa memproduksi dengan lebih efisien," urainya.

Dengan luas wilayah yang hampir sama yakni kurang lebih 47 ribu kilometer persegi dan keindahan alam dari berbagai pulau di NTT, Emil meyakini bahwa NTT, The New Teritory of Tourism akan terwujud dengan kehadiran Jatim sebagai sahabat.

Emil melanjutkan, meski di NTT sudah ada pabrik semen, pembangunan di NTT akan perlu banyak semen, bisa dari Jatim atau dari daerah-daerah lain di pulau Jawa melalui pelabuhan-pelabuhan di Jatim.

"Banyak sekali peluangnya. Inilah sebabnya kami berharap walaupun masih pandemi, kita jangan pesimis terhadap masa depan kita. Ini ibaratnya sugesti. Kalau orang pesimis akan masa depan dia akan berhenti berkegiatan, berhenti belajar, berhenti berinvestasi," ujar Emil.

Lanjut Emil, kalau hak itu terjadi, justru terjadi efek kebalikan dari bola salju. Kalau bola salju makin didorong makin besar, tapi kalau ini makin didorong makin kecil atau hilang. Oleh karena itu, optomisme harus dibangun sehingga akan bisa keluar dari pandemi.

Dikatakan Emil, dibandingkan dengan awal merebaknya pandemi di Maret, kini Indonesia jauh lebih siap.

"Bukan untuk kita jumawa atau takabur, tetapi maksudnya kita dalam kondisi, kan banyak yang mengatakan kok perintahnya berubah-ubah. Awal-awal stay at home, di rumah saja jangan kemana -mana. Tetapi sekarang kita didorong untuk beraktivitas. Berwisata, berdagang, bersekolah dan lain sebagainya. Yang benar yang mana? Semua benar pada waktunya," paparnya.

"Saya yakin di NTT sudah jauh lebih baik, kita tidak bisa katakan sudah siap tapi lebih siap. Tergolong lebih siap. Kalau kita bilang siap nanti kita takabur mendahului Yang Maha Kuasa, tetapi kita lebih siap untuk menyelamatkan kesejahteraan kita bersama. Nenyelamatkan kesejahteraan bersama dengan menjaga ritme ekonomi," tegasnya.

Di triwulan kedua, lanjut Emil, ekonomi Jawa timur dan provinsi lain di Pulau Jawa juga di seluruh Indonesia mengalami kontraksi penurunan.

"Tetapi kita yakin triwulan ketiga lebih baik dan triwulan keempat akan jauh lebih baik. Karena untuk bisa menjaga napas kita, untuk membiayai sistem kesehatan, sistem pendidikan, pertolongan terhadap bencana dan juga lain sebagainya, ekonomi harus berputar. Tidak mungkin ekonomi tidak berputar," katanya.

Apresiasi MoU

Emil juga mengungkapkan, di Australia, sastu di antaranya di Victoria sudah bicara mengenai kebutuhan melonggarkan ekonomi karena tekanan mental dan ekonomi yang luar biasa. "Jadi memang sekarang kita bukan menganggap remeh Covid-19, kita bukan menyepelekan Covid-19, tetapi kita sedang mengelola bagaimana agar kita tetap bertahan, bernapas di tengah covid," jelas Emil.

"Kesejahteraan bisa diraih, karena dengan 40 juta (penduduk) kami memang mau tidak mau harus mendorong industri. Saat ini, industri Jawa Timur menyumbang 30 persen (pendapatan) perdagangan menyumbang 18 persen, pertanian sekitar 10 sampai 11 persen," bebernya.

"Bukan tidak mungkin polanya kami berinvestasi untuk kemudian membangun suplai C atau rantai pasok sehingga produksi industrialisasi terjadi di NTT tetapi bisa meningkatkan juga perdagangan di Jatim," lanjut Emil.

Ia mengatakan, ini merupakan sinergi dan kolaborasi yang diharapkan benar-benar mendorong terjadinya perdagangan antara NTT dan Jatim. Menurut Emil sudah saatnya Indonesia wilayah Timur juga akan menjadi akselerator lokomotif kemajuan ekonomi Indonesia.

"Kenapa sinergi jadi penting? Kalau kita bicara mengenai kapal, tol laut tidak bisa efektif kalau tidak ada muatan balik. Jadi kita tidak bisa bicara Jawa timur jual apa tanpa berpikir beli apa. Kami mencita-citakan untuk menjadi HAP atau pusat perdagangan. Saat ini kurang lebih seperlima perdagangan di Indonesia dihasilkan Jawa Timur," ujarnya.

"Nah, bagaimana kemudian kami bisa menjadi jembatan dari timur ke barat. Di internal, intra pulau Jawa sudah ada tol dari Surabaya ke Jakarta. Mmudah-mudahan kalau misalnya kita ngirim barang ke Surabaya itu bisa menguasai pasar Jawa Tengah dan Jakarta. Ini yang kita dorong," sambung Emil.

"Maka kami juga berpikir tidak hanya bagaimana kita menjual tetapi juga bagaimana kita menfasilitasi dari NTT bisa jual ke daerah Jawa Timur. Kerjasama kuncinya kepercayaan (trust). Kalau kita sudah membangun kepercayaan akan semakin baik. Misi dagang dan investasi bisa terpad," tegasnya.

Kepala Dinas Perdagangan Koperasi dan Usaha Mikro, Kabupaten Ponorogo, Provinsi Jawa Timur, Addin mengatakan, kerjasama ini merupakan dukungan yang luar biasa bagi para pelaku UKM.

"Dukungannya sangat luar biasa. Karena sudah ada MoU tadi Wakil Gubernur Jatim dan Wakil Gubernur NTT langsung memberikan pengarahan ke kita. Silakan langsung berinteraksi dan harapannya setiap bulan selalu meningkat, sehingga misi dagang ini tidak berhenti sampai di sini," kata Addin.

Dari Kabupaten Ponorogo, Addin membawa empat pelaku usaha untuk mewakili Jawa Timur dalam kegiatan tersebut. Ada yang membawa bibit jagung, kedelai, dan ornamen. Addin juga mengakui, kerjasama ini memudahkan ijin baginpara pelaku usaha yang mau memasukkan dagangannya ke pulau lain. "Kalau kami selama ini untuk memasukkan produk antar pulau kan kesulitan karena juga terkait perizinan dan lain sebagainya. Ini ada kemudahan karena sudah ada MoU," ujarnya. (cr4)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved