ILC Malam Ini

Link ILC TV One Malam Ini Streaming Selasa 27 Oktober 2020, Karni Ilyas: Menunggu Vaksin Covid-19

Kepastian ILC TV One edisi Selasa 27 Oktober 2020 tayang diumumkan lansung oleh Karni Ilyas melalui akun Twitternya.

Editor: Bebet I Hidayat
Youtube/TV One
Link ILC TV One Malam Ini Streaming Selasa 27 Oktober 2020, Karni Ilyas: Menunggu Vaksin Covid-19 

Link ILC TV One Malam Ini Selasa 27 Oktober 2020, Karni Ilyas: Menunggu Vaksin Covid-19

POS-KUPANG.COM - Indonesia Lawyers Club (ILC) TV One akan kembali tayang hari ini Selasa 27 Oktober 2020.

Kepastian ILC TV One edisi Selasa 27 Oktober 2020 tayang diumumkan lansung oleh Karni Ilyas melalui akun Twitternya.

Melalui akun twitter, Karni Ilyas menyampaikan pengumuman terkait jam tayang serta tema ILC 27 Oktober 2020.

ILC akan tayang di TV One, Selasa (27/10/2020) pukul 2020.

Baca juga: Istri Kim Jong Un, Ri Sol Ju Hilang 9 Bulan ? Diduga hindari Wabah Covid-19 di Korut ? INFO

Baca juga: Dana Covid-19 Ditambah, Jadi Rp 695,2 Triliun, Ini Rincian Penggunaan, Laporan Tahunan Jokowi INFO

Indonesia Lawyer Club ( ILC) akan mengupas soal rencana pemerintah membeli vaksin Covid-19.

Karni Ilyas memberikan kabar mengenai tema ILC terbaru yakni "Menunggu Vaksin Covid-19: Antara Harapan dan Kecemasan.

ILC TV One bisa disaksikan di link live streamiang ILC TV One berikut:

LINK 1

LINK 2

Baca juga: Mobil Bekas Murah Avansa Generasi Kedua Makin Murah Daftar Harga Berkisar Rp 100 Juta - 120 Juta

Baca juga: Dilamar Pengacara Tajir dengan Panaik Rp 1,7 Miliar, Cantiknya Vieranni, Model Girl One Pride MMA

Pembelian Vaksin Covid-19

Presiden Joko Widodo mengungkapkan alasan mengapa pemerintah bergerak cepat dalam pengadaan vaksin virus corona Covid-19.

Selain mengembangkan vaksin sendiri, pemerintah telah melakukan finalisasi pembelian vaksin untuk Covid-19 dari tiga perusahaan produsen vaksin, yakni Cansino, G42/Sinopharm, dan Sinovac. Padahal, vaksin dari ketiga perusahaan itu belum melewati uji klinis fase 3.

"Mengapa perlu kecepatan, karena memang semua negara Tengah berlomba-lomba untuk memperoleh vaksin ini secepat-cepatnya. Dan kita tahu ini semua memang kejar-kejaran," kata Jokowi dalam rapat terbatas 'Rencana Pengadaan dan Pelaksanaan Vaksinasi' di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (26/10/2020).

"Semua mengejar yang namanya vaksin agar warga mereka bisa cepat pulih dan ekonominya bisa bangkit," kata dia.

Meski begitu, Jokowi menegaskan bahwa vaksin tersebut baru akan disuntikkan ke masyarakat setelah melalui tahap uji klinis yang benar.

Dengan begitu, vaksin dipastikan efektif menangkal virus Covid-19 serta aman dan tak menimbulkan efek samping.

"Jangan sampai kita tergesa-gesa ingin vaksinasi sehingga kaidah-kaidah saintifik, data-data sains, standar kesehatan ini dinomorduakan. Tidak bisa," kata Jokowi.

Selain itu, Jokowi menekankan strategi komunikasi publik terkait vaksin juga harus disiapkan dengan baik.

Jokowi menugaskan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dibantu Kementerian Komunikasi dan Informatika untuk membangun strategi komunikasi ini.

"Dijelaskan komperehensif ke publik mengenai manfaat vaksin dan peta jalan pelaksanaan vaksinasi sehingga tidak terjadi disinformasi dan penyebaran berita hoaks dari berbagai platform di berbagai media yang ada," katanya.

Jokowi juga meminta jajarannya melibatkan organisasi massa keagamaan seperti Majelis Ulama Indonesia, Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah dalam sosialisasi pelaksanaan vaksinasi Covid-19.

Ia menilai peran ormas keagamaan sangat penting untuk bisa menjelaskan manfaat vaksinasi ini ke masyarakat.

"Dan meyakinkan umat mengenai kehalalan vaksin," sambungnya.

Adapun pemerintah awalnya menargetkan vaksinasi bisa mulai dilakukan pada November. Namun Menteri Koordinator bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan menyebut kemungkinan vaksinasi Covid-19 molor dari rencana pemerintah.

Hal ini disebabkan tidak adanya surat otorisasi penggunaan darurat (emergency use authorization) yang menjadi wewenang Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

* Epidemiolog: Jangan Berekspektasi Tinggi terhadap Vaksin Covid-19

 Epidemiolog Universitas Airlangga Windhu Purnomo menyarankan masyarakat tak menaruh ekspektasi tinggi terhadap vaksin Covid-19 karena masih belum diketahui kemanjuran dan keamanannya.

Ia mengatakan, sebaiknya masyarakat tetap mengutamakan penerapan protokol kesehatan untuk memutus mata rantai penularan Covid-19.

"Sekarang yang penting terutama masyarakat, tidak boleh punya ekspektasi yang terlalu tinggi. Toh nanti katakanlah semua vaksin ini oke, enggak bisa juga langsung (disuntikkan semua). Butuh waktu dan panjang," ucap Windhu.

"Artinya sekarang enggak usah ribut soal vaksin. Serahkan ke BPOM. Tugas kita masyarakat 3 M (memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak) itu. Jangan sampai mengandalkan vaksin," kata Windhu.

Ia mengatakan, vaksinasi akan efektif bila telah disuntikkan ke 70 persen populasi.

Saat ini, penduduk Indonesia berjumlah sekitar 260 juta jiwa.

Dengan demikian, vaksin perlu disuntikkan ke 180 juta orang untuk menciptakan imunitas kawanan (herd immunity). Jika belum disuntikkan secara merata ke 70 persen total populasi di Indonesia, penularan Covid-19 terus akan terjadi.

Windhu juga mengatakan, penyuntikkan vaksin ke 180 juta penduduk Indonesia membutuhkan waktu yang lama.

Ia memperkirakan butuh waktu dua tahun untuk menyuntikkan vaksin ke 180 juta jiwa penduduk Indonesia.

Karena itu, masyarakat juga tetap harus menerapkan protokol kesehatan dan pemerintah tetap harus melakukan pengetesan dan penelusuran kontak untuk memutus mata rantai penularan Covid-19.

"Masyarakat jangan keburu mikirkan vaksinasi ini. Karena ini nanti akan bertahap banget sampai dua tahunan agar semua orang 180 juta tervaksinasi semua," kata dia.

Pemerintah telah mengamankan stok vaksin dari tiga perusahaan farmasi asal Cina yakni Sinovac, CanSino, dan Sinopharm, serta dari perusahaan farmasi asal Inggris yaitu AstraZeneca.

Seluruh kandidat vaksin dari keempat perusahaan tersebut masih menjalani uji klinis tahap ketiga. Saat ini kandidat vaksin dari Sinovac menjalani uji klinis di Bandung, Jawa Barat.

Sebagian Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Epidemiolog: Jangan Berekspektasi Tinggi terhadap Vaksin Covid-19", Klik untuk baca: https://nasional.kompas.com/read/2020/10/26/23132551/epidemiolog-jangan-berekspektasi-tinggi-terhadap-vaksin-covid-19

Sebagian artikel ini telah tayang di Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Jokowi Jelaskan Alasan Pemerintah Beli Vaksin Covid-19 yang Belum Lolos Uji Klinis", Klik untuk baca: https://nasional.kompas.com/read/2020/10/26/15243391/jokowi-jelaskan-alasan-pemerintah-beli-vaksin-covid-19-yang-belum-lolos-uji?page=all

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved