Terkini Nasional
Ke mana Aliran Dananya? Presiden Jokowi Habiskan Rp 695,2 Triliun untuk Tangani Pandemi Covid-19!
Presiden Joko Widodo ( Jokowi ) hingga saat ini dalam kurun delapan bulan sejak pandemi Virus corona (Covid-19) telah mengeluarkan dana cukup besar.
POS KUPANG, COM - Presiden Joko Widodo ( Jokowi ) hingga saat ini dalam kurun delapan bulan sejak pandemi Virus corona (Covid-19) telah mengeluarkan dana cukup besar.
Dalam upaya penanganan, pemerintah bahkan menaikkan anggaran untuk penanganan Covid-19, yang mulanya Rp 677.2 triliun kini menjadi Rp 695,2 triliun.
Untuk alokasi anggarannya diperuntukkan untuk penanganan dari sisi kesehatan, perlindungan sosial, dukungan UMKM dan dunia usaha, serta pemerintahan daerah.
Dana Rp 87,5 triliun difokuskan untuk sisi kesehatan, Rp 203,9 untuk perlindungan sosial, Rp 120,61 triliun untuk insentif usaha,
Rp 123,46 triliun untuk UMKM, Rp 106,11 triliun untuk sektoral kementerian, lembaga dan pemerintahan daerah.
Sementara Rp 53,57 triliun sisanya untuk pembiayaan koorporasi.
Hal ini terangkum dalam laporan satu tahun kepemimpinan Presiden Jokowi bersama Wakil Presiden Maruf Amin.
Laporan itu dibuat oleh Presiden Jokowi, berupa Pelaporan Tahunan 2020, 'Bangkit untuk Indonesia Maju'.
"Jadi dengan model kolaboratif ini presiden memakai wewenang beliau untuk menurunkan dana sebanyak Rp 695,20 triliun untuk menghadapi Covid-19 saja.
Dan tentu hampir Rp 2.000 triliun lebih di APBN untuk keperluan Indonesia maju," ucap Fadjroel Rachman dalam Refleksi Satu Tahun Kepemimpinan Jokowi-Maruf Amin, Senin (26/10).
Dalam laporannya Jokowi meminta agar masyarakat harus memanfaatkan situasi Covid-19 untuk berinovasi, membuat kolaborasi,
kemudian juga membuat kegiatan yang semuanya bersifat positif dan produktif. Situasi Covid-19 harus dimanfaatkan untuk mewujudkan Indonesia maju.
"Dalam momentum pandemi selalu ada dua krisis, satu bahaya, satu peluang.
Presiden mengatakan waspada terhadap peluang, tetapi manfaatkan, bajak kesempatan tersebut untuk menghasilkan sesuatu yang bermanfaat untuk kita semua," jelas Fadjroel.
Perubahan Struktural Besar-besaran Lewat UU Cipta Kerja
Dalam laporan tahunannya, Presiden Jokowi mengatakan bangsa Indonesia harus bersiap merefleksikan perubahan struktural besar-besaran.
Selaras dengan apa yang diutarakan Jokowi saat dilantik pada periode kedua kepemerintahannya,
yakni untuk mewujudkan Indonesia nomor 5 terbesar di dunia secara ekonomi di tahun 2045.
"Ada optimisme, kalau tadinya berencana menjadi 5 besar di tahun 2045, ketika sekarang 215 negara di dunia menghadapi yang namanya resesi,
dan Indonesia memang terkena, tetapi terkendali di 5,32 persen, presiden menganggap kita harus manfaatkan ini," jelas Fadjroel.
"Mudah-mudahan, menjadikan Indonesia 5 besar negara di dunia secara ekonomi, bisa kita capai sebelum tahun 2045," sambung dia.
Dalam laporannya Presiden Jokowi menyebut pada Juni 2020 Indonesia ditempatkan di posisi nomor 1 dalam global business complexity index.
Artinya regulasi dan birokrasi di Indonesia ditempatkan sebagai yang paling rumit di dunia.
Fadjroel menjelaskan, berkenaan dengan posisi nomor 1 global business complexity index ini, Presiden mengeluarkan Undang-undang Cipta Kerja.
UU Cipta Kerja dipandang oleh Pemerintah sebagai undang-undang masa depan untuk mempercepat kegiatan bisnis.
Dengan satu tujuan, Indonesia Maju dapat terwujud secepatnya.
"Di dalam pandemi banyak negara maju mengalami kemunduran. Inilah saat bagi Indonesia melakukan lompatan kemajuan,
dengan semangat berbagai kebijakan pemerintah, termasuk UU Cipta Kerja," ucap Fadjroel.
UU Cipta Kerja dibuat Pemerintah agar UMKM berkembang dengan pesat, serta industri padat, tenaga kerja tumbuh dengan pesat.
Dalam laporannya Jokowi menjelaskan bahwa UMKM akan menjadi tulang punggung perekonomian di Indonesia Maju.
Ada 64 juta unit UMKM di Indonesia. Dari angka itu, UMKM berhasil menyumbang sebesar 60 persen pada Q pembangunan.
64 juta unit usaha UMKM itu turut melibatkan 116 juta orang, sementara unit usaha besar sekitar 1 persen saja di Indonesia.
"Kita ganti perizinan usaha dengan hanya pendaftaran untuk UMKM, kita permudah pendirian perseroan terbatas dengan modal minimal
dan tidak ada pembatasan operasi didirikan hanya 9 orang,
sertifikasi halal bagi UMKM gratis dibiayai oleh APBN. Pandemi menyulitkan tapi membuka peluang," pungkas Fadjroel.
* Update Kasus Covid-19 26 Oktober 2020: Kasus Baru 3.222, Total Terkonfirmasi Positif 392.934 Orang
Jumlah kasus positif covid-19 hari ini, Senin (26/10/2020) masih terus bertambah. Meskipun penambahan kasus pada hari ini tidak sebanyak kasus kemarin, Minggu (25/10/2020).
Berdasarkan data dari Satuan Tugas Penanganan Covid-19 yang dirilis melalui itus resmi covid19.go.id, pasien terkonfirmasi sebanyak 3.222 orang, sehingga total kasus positif Covid-19 sebanyak 392.934 orang.
Angka tambahan ini seperti diketahui menurun ketimbang pada hari Minggu kemarin yang mencapai 3.732 kasus.
Data tersebut juga menunjukkan penambahan kasus sembuh mencapai 3.908 pasien sembuh.
Adapun total kasus sembuh sebanyak 317.672 orang.
Sementara jumlah yang meninggal dunia menjadi 13.411 orang setelah ada penambahan kasus meninggal hari ini sebanyak 112 orang.
Jumlah Suspek yang dipantau per hari ini tercatat sebanyak 170.163 orang. Adapun spesimen yang diperiksa hari ini sebesar 24.413 spesimen.
Seperti diketahui, pada Minggu (25/10/2020) kemarin, kasus positif Covid-19 total sebanyak 389.712
Sementara, jumlah pasien sudah sembuh menjadi 313.764 orang. Adapun total pasien meninggal dunia sejumlah 13.299 orang.
* Temukan Terapi Penyembuhan Covid-19 usai Baca Pandemi Flue, Remaja 14 Tahun Raih Hadiah Fantastik
Gadis ini baru berusia 14 tahun saat berhasil menemukan terapi untuk menyembuhkan penderita Covid-19.
Tak anyal, kisahnya langsung menyedot perhatian publik sedunia. Apalagi temuannya itu saat para ilmuwan di dunia berlomba menemukan pengobatan untuk virus corona.
Dia sdalah Anika Chebrolu, penemu terapi potensial untuk pasien yang Terinfeksi Covid-19 dan memenangkan uang ratusan juta.
Berkat keberhasilannya tersebut, gadis asal Frisco, Texas, ini didapuk sebagai pemenang 3M Young Scientist Challenge tahun 2020 yang berhadiah 25.000 dollar AS atau sekitar Rp 366 juta.
dilansir pos kupang.com dari laman kompas.com, Anika menggunakan metodologi in-silico untuk menemukan molekul yang secara selektif dapat mengikat protein spike virus SARS-CoV2 dalam upaya menemukan obat untuk pandemi Covid-19.
"Dua hari terakhir, saya melihat banyak media hype tentang proyek saya karena melibatkan virus SARS-CoV-2 dan itu mencerminkan harapan kolektif kami untuk mengakhiri pandemi ini karena saya, seperti orang lain, berharap kami pergi segera kembali ke kehidupan normal kami," kata Anika.
Anika yang merupakan keturunan India-Amerika sebenarnya tidak menggunakan metode in-silico untuk menemukan terapi potensial untuk Covid-19.
Kala itu, metode itu hanya digunakan untuk mengidentifikasi senyawa timbal yang dapat mengikat protein virus corona biasa.
"Setelah menghabiskan begitu banyak waktu untuk meneliti tentang pandemi, virus, dan penemuan obat-obatan, sungguh gila untuk berpikir bahwa saya benar-benar mengalami hal seperti ini," ujar Anika seperti dilansir CNN, Senin, 19 Oktober 2020.
"Karena pandemi Covid-19 sangat parah dan dampaknya yang drastis terhadap dunia dalam waktu yang begitu singkat, saya, dengan bantuan mentor saya, mengubah arah untuk menargetkan virus SARS-CoV-2," tambahnya.
Terinspirasi Dari Mana?
Anika mengaku terinspirasi untuk menemukan obat potensial untuk virus corona setelah belajar tentang pandemi flu tahun 1918 silam.
Selain itu, dia juga mencari tahu berapa banyak orang meninggal setiap tahun di Amerika Serikat meskipun vaksinasi tahunan dan obat anti-influenza tersedia di pasar.
"Anika memiliki pikiran yang ingin tahu dan menggunakan keingintahuannya untuk mengajukan pertanyaan tentang vaksin untuk Covid-19," kata Cindy Moss, juri untuk 3M Young Scientist Challenge.
"Pekerjaannya komprehensif dan memeriksa banyak database. Dia juga mengembangkan pemahaman tentang proses inovasi dan merupakan komunikator yang ahli," dia menambahkan.
Anika mengatakan memenangkan hadiah dan gelar ilmuwan muda papan atas adalah suatu kehormatan, tetapi pekerjaannya belum selesai.
Tujuan berikutnya, kata dia adalah bekerja bersama para ilmuwan dan peneliti yang berjuang untuk mengendalikan morbiditas dan mortalitas pandemi dengan mengembangkan temuannya menjadi obat yang sebenarnya untuk virus tersebut.
Dilansir dari laman resmi Young Scientist Lab, Anika mengaku selalu kagum dengan eksperimen sains sejak kanak-kanak.
Penemuan favoritnya adalah internet karena memungkinkan manusia menjelajahi begitu banyak hal hanya dengan beberapa klik.
"Saya menganggapnya sebagai harta karun informasi dan telah menjadi aset berharga dalam mengejar pengetahuan dan melakukan penelitian dari mana saja dan kapan saja," kata Anika.
"Saya kagum dengan betapa luas dan dalamnya hal itu dan tidak dapat membayangkan dunia tanpa internet. Ketika digabungkan dengan penilaian dan penggunaan yang tepat, kami dapat mencapai lebih banyak lagi dan saya sangat antusias dengan potensinya setiap kali saya menggunakannya," tambahnya.
Masih dari laman Young Scientist Lab, Anika mengaku dalam 15 tahun mendatang, Anika berharap menjadi seorang peneliti medis dan profesor.
Dia juga membagikan sebuah quote sebagai berikut:
"Jangan pernah berhenti bertanya," kata Anika Chebrolu.
Cara Membedakan Flu Biasa dan Covid-19
Penyakit Covid-19 disebutkan memiliki gejala yang mirip dengan flu biasa.
Hal ini menimbulkan kebingungan tersendiri bagi orang-orang untuk menentukan apakah dirinya mengalami flu, atau tengah terinfeksi virus corona SARS-CoV-2.
Lantas, sebenarnya bagaimana cara membedakan antara flu biasa dan Covid-19?
Mengutip dari ABC News, (24/9/2020), penyakit Covid-19 maupun flu tidak mungkin bisa dibedakan tanpa menjalani tes terlebih dahulu.
Hal ini mengingat keduanya memiliki gejala serupa, sehingga hanya dengan tes yang benar-benar bisa membedakannya.
Kedua penyakit ini sama-sama memiliki gejala demam, batuk, sesak napas, kelelahan, dan sakit kepala.
Meski demikian, satu-satunya perbedaan gejala yang mungkin adalah jika seseorang terkena flu, ia akan mengalami sangat mual hanya saat minggu pertama sakit.
Akan tetapi, bagi mereka yang terinfeksi Covid-19, maka dimungkinkan akan merasa sangat buruk saat memasuki minggu kedua, ketiga, dan mungkin akan sakit dalam waktu yang lama.
Perbedaan yang lain adalah Covid-19 lebih mungkin menyebabkan hilangnya rasa atau bau dibandingkan mereka yang terkena flu.
Sayangnya, tak semua orang mengalami gejala hilangnya rasa dan bau ini, sehingga ini bukanlah cara yang dapat diandalkan untuk membedakan virus.
Komplikasi
Sementara itu, mengutip dari CDC, perbedaan lain dari flu dengan Covid-19 yakni terkait komplikasi.
Pada Covid-19 dan flu sama-sama dapat menyebabkan komplikasi, termasuk radang paru-paru, gagal napas, sindrom gangguan pernapasan akut, sepsis, dan cedera jantung.
Akan tetapi, pada flu kebanyakan orang akan sembuh dalam beberapa hari hingga kurang dari dua minggu, tetapi sebagian orang akan mengalami komplikasi sebagaimana disebutkan di atas.
Pada Covid-19, komplikasi tambahan yang dapat terjadi di antaranya mencakup:
Gumpalan darah di vena dan arteri paru-paru, jantung, kaki, atau otak
Sindrom Peradangan Multisistem pada Anak-anak (MIS-C)
Selain itu, baik Covid-19 maupun flu sama-sama dapat menyebabkan keparahan baik pada orangtua, orang dengan kondisi medis tertentu, maupun orang hamil.
Perbedaannya, risiko komplikasi pada anak sehat lebih tinggi pada flu dibandingkan Covid-19.
Pengobatan terbaik
Pada bayi dan anak-anak dengan kondisi medis yang mendasari keduanya sama-sama memiliki risiko komplikasi.
Adapun pada anak usia sekolah yang terinfeksi Covid-19 berisiko lebih tinggi terkena komplikasi terkait Sindrom Peradangan Multisistem pada Anak (MIS-C), komplikasi Covid-19 yang jarang tetapi parah.
Bagaimanapun, untuk membedakan antara flu dan Covid-19, dokter perlu melakukan tes guna menentukan pengobatan terbaik.
Ahli penyakit menular di Bringham and Women's Hospital dan Harvard Medical School di Boston Dr Daniel Solomon mengatakan, sangat mungkin bagi seseorang untuk mengalami kedua infeksi secara bersamaan.
Ia mengatakan, seseorang perlu dites salah satu atau kedua tes virus maka hal itu tergantung bagaimana tes yang tersedia, serta jenis virus apa yang sedang beredar di lingkungannya.
“Saat ini kami tidak melihat penularan influenza dari komunitas, jadi pengujian flu secara luas belum direkomendasikan,” kata Solomon dikutip dari ABC News.
Covid-19 dan flu sendiri menyebar melalui tetesan dari hidung dan mulut.
Kedua penyakit ini sama-sama bisa menyebar bahkan saat seseorang belum tahu bahwa mereka sakit.
Masa inkubasi flu lebih pendek di mana dibutuhkan satu hingga empat hari untuk merasa sakit usai dirinya terinfeksi.
Sementara Covid-19 dapat memakan waktu hingga 14 hari untuk mulai menimbulkan gejala.
Umumnya Covid-19 lebih menular jika dibandingkan flu.
Akan tetapi, banyak orang yang tidak menyebarkan virus kepada siapa pun, sedangkan yang lain dapat menyebarkannya ke banyak orang.
“Peristiwa penyebar luas ini lebih sering terjadi pada orang dengan Covid-19 daripada flu,” ujar Solomon.
Pencegahan flu dapat dimulai dengan suntikan flu tahunan yang disesuaikan dengan jenis flu yang banya beredar.
Sementara pada Covid-19 belum terdapat vaksin yang dibutuhkan meskipun saat ini sejumlah negara tengah berusaha untuk mengembangkannya.
Tindakan pencegahan meliputi cuci tangan, pakai masker, dan jarak sosial selain merupakan pencegahan Covid-19 juga merupakan tindakan pencegahan flu.
Para ahli berharap dengan dipatuhinya anjuran tersebut parahnya flu musiman tahun ini juga dapat berkurang. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com: https://www.kompas.com/tren/read/2020/10/22/183300965/gadis-berusia-14-tahun-dapat-ratusan-juta-usai-temukan-terapi-penyembuhan?page=all#page2
Artikel lainnya: https://www.kompas.com/tren/read/2020/09/25/123000765/bagaimana-cara-membedakan-flu-dengan-covid-19?page=all#page2
Artikel ini telah tayang di Tribunjateng.com dengan judul Tangani Pandemi Covid-19, Jokowi Habiskan Rp 695,2 Triliun, https://jateng.tribunnews.com/2020/10/26/tangani-pandemi-covid-19-jokowi-habiskan-rp-6952-triliun?page=all