Renungan Harian Katolik

Selalu Bersyukur dan Hidup Benar di Hadapan Allah

Kualitas iman dan kebaikan seseorang yang terpancar dari kedalaman hatinya dapat membuat dirinya terus bersinar serta mempengaruhi banyak orang

Editor: Agustinus Sape
Facebook/Florens Maxi Un Bria
Maxi Un Bria 

Renungan Harian Katolik, Minggu 18 Oktober 2020 
Selalu Bersyukur dan Hidup Benar di Hadapan Allah

Oleh: RD. Maxi Un Bria

POS-KUPANG.COM - William Shakespeare menulis, “Mahkotaku bersemayam di sanubari bukan di atas kepala.“ Ia ingin mengatakan bahwa kualitas iman dan kebaikan seseorang yang terpancar dari kedalaman hatinya dapat membuat dirinya terus bersinar serta mempengaruhi banyak orang di sekitarnya.

Allah yang mahatahu dan bijaksana yang melampui pikiran dan impian manusia sesungguhnya telah mendesain keselamatan dan kebahagiaan setiap orang, asalkan manusia terbuka hatinya dan beriman kepada-Nya.

Keterbukaan berkaitan dengan pengembangan sikap jujur untuk hanya mengakui dan mengabdikan hidup kepada kehendak-Nya. Sebagaimana yang diungakapkan Nabi Yesaya.

“Aku memanggil engkau dengan namamu dan menggelari engkau sekalipun engkau tidak mengenal Aku. Supaya dari terbitnya matahari sampai terbenamnya orang tahu bahwa tidak ada yang lain di luar Aku; Akulah Tuhan dan tidak ada yang lain” ( Yesaya 45 : 4 & 6 ).

Allah telah memanggil dan menentukan setiap orang untuk hidup menurut kehendak-Nya. Karena itu berbahagialah orang yang hidup menurut tuntunan Allah karena mereka akan mengalami damai sejahtera dan kebahagiaan sejati.

Keyakinan akan kebenaran iman ini telah membingkai seluruh hidup para rasul. Karena itulah Rasul Paulus menulis bahwa mereka selalu bersyukur atas pengalaman iman, harapan dan kasih yang mereeka alami dalam interaksi sosial dan relasi kemanusiaan bersama masyarakat di Tesalonika.

“Kami selalu mengucap syukur kepada Allah karena kamu semua dan menyebut kamu dalam doa kami. Sebab kami selalu teringat akan amal imanmu, akan usaha kasih kami dan ketekunan harapanmu kepada Tuhan kita Yesus Kristus di hadapan Allah dan Bapa kita” ( I Tesalonika 1 :3 ).

Bahwasannya ketekunan dalam melakukan perbuatan amal karena iman dan kasih kepada Tuhan telah membangkitkan harapan yang besar untuk menjadi pribadi-pribadi tangguh dan unggul di dalam Kristus Yesus.

Dengan kesadaran demikian, setiap orang dipanggil untuk hidup jujur dan benar serta berusaha menjadi saksi Kristus yang sejati.

Mereka menjadikan dirinya sebagai saksi Kristus yang hidup. Berusaha setia kepada Allah dan hidup benar serta bertanggung jawab dalam tatanan dunia.

Sebagaimana sabda Yesus, “Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah” ( Matius 22 : 21 ).

Semoga kita dalam hidup di dunia tidak menjadi orang yang mengandalkan rasio belaka dan coba menguji Allah dengan pertanyaan-pertanyaan sebagaimana dilakukan orang Farisi untuk menguji Yesus, melainkan selalu bersyukur dan memohonkan hikmat Allah agar dapat hidup benar, jujur dan berguna bagi Allah dan sesama.

Doa. Ya Tuhan ajarilah kami untuk menghitung hari-hari hidup kami agar dapat bersikap arif dan bijak menjadi saksi-Mu yang sejati, amin.

SIMAK JUGA VIDEO RENUNGAN BERIKUT:

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved