Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat : Rapid Tes dan Swab Tes Gratis di NTT, Simak Alasannya
Kita juga bersyukur bahwa laboratorium biomolekuler untuk kesehatan masyarakat yang dibantu oleh Undana kita dapat pakai
Penulis: Michaella Uzurasi | Editor: Rosalina Woso
Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT), Viktor Bungtilu Laiskodat : Rapid Tes dan Swab Tes Gratis di NTT, Simak Alasannya
POS-KUPANG.COM | KUPANG - Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT), Viktor Bungtilu Laiskodat dalam sambutannya mengatakan mulai hari ini biaya rapid tes dan Swab Tes digratiskan untuk masyarakat NTT.
Hal ini disampaikan dalam acara launching Laboratorium Biomolekuler Kesehatan Masyarakat Provinsi NTT, kerjasama Pemerintah Provinsi NTT, Universitas Nusa Cendana (Undana) dan Forum Akademia NTT (FAN) pada Jumat (16/10/2020).
"Kita juga bersyukur bahwa laboratorium biomolekuler untuk kesehatan masyarakat yang dibantu oleh Undana kita dapat pakai" kata Viktor.
"Dan mulai hari ini seluruh Rapid Tes dan Swab Tes gratis di NTT" tegasnya.
Viktor mengatakan, ia sudah menghitung pengeluaran untuk rapid tes maupun swab sehingga memutuskan untuk menggratiskan biayanya.
"Saya kemarin panggil mereka semua saya hitung - hitung kalau pakai program ini artinya saya tidak perlu lagi biaya orang banyak untuk swab" ujarnya.
Lanjut Viktor, terhitung hari ini, (Rabu/16/10/2020), masyarakat NTT yang akan melakukan perjalanan ke Jakarta atau ke manapun tidak lagi dibebani oleh rapid maupun swab tes dengan anggaran sendiri.
Terkait hal tersebut Viktor juga telah mengeluarkan peraturan gubernur (Pergub) yang sudah ditandatangani dan mulai berlaku hari ini.
"Kita bersyukur bahwa provinsi ini terus bergerak maju dengan khususnya anak - anak muda yang terpanggil dengan ilmu pengetahuannya untuk kembali" ungkap Viktor.
"Disaat pandemi ini tentunya kita belajar. itu ciri khas manusia harus terus belajar" tambahnya.
Dalam kesempatan itu Gubernur NTT juga mengucapkan terimakasih kepada Universitas Nusa Cendana untuk kesekian kalinya karena hadir untuk memberikan sumbangan pemikiran, gagasan dan riset yang berarti.
"Saya sangat berbangga ditempat ini hari ini karena tidak ada dunia ini akan menuju masa depan kalau tanpa riset, karena itu saya paling gembira dalam hati saya menemukan anak muda yang punya kemampuan hebat dan kembali ke NTT. Itu bahagianya luar biasa" kata Viktor.
Menurut Viktor, apapun harus dilakukan dengan riset, karena itu dia terus mendorong lewat Politeknik Negeri Kupang (PNK), Politeknik Pertanian Negeri Kupang (Politani), Undana dan seluruh perguruan tinggi yang ada untuk mendorong riset secara serius.
"Kami sudah siapkan anggaran, tahun depan itu kami akan punya laboratorium yang cukup, akan ada untuk tumbuhan dan hewan" ungkap Viktor.
"Kita tahu bahwa Hepatitis C adalah virus yang sampai hari ini belum ada vaksinnya dan NTT, lewat valoak kita mampu untuk menyembuhkan. Yang riset adalah orang NTT. Kedepannya akan kita produksi untuk kita mampu mengobati sekian orang yang mengalami sakit Hepatitis C" tambahnya.
Kemajuan - kemajuan seperti ini, kata Viktor, akan berlanjut terus hanya lewat riset dan hanya lewat orang - orang yang sudah disiapkan.
"Ini kan manusia pada hari ini tanpa bantuan pemerintah mereka jadi seseorang, terpanggil pulang untuk membangun provinsi. Tapi kan tidak boleh selamanya provinsi ini seperti ini" ujarnya.
"Provinsi ini harus punya desain dengan menyiapkan anak - anak muda ini untuk melakukan pendidikan macam apa kedepan sehingga mereka banyak mengisi laboratorium - laboratorium utnuk mendapatkan hasil yang luar biasa" sambungnya.
Viktor berkeyakinan, kalau manusia NTT itu keras karena alamnya, maka pohon - pohon dan binatang serta didalam lautnyapun punya ciri khas yang luar biasa dan hal itu bisa temukan dalam riset - riset.
Viktor juga bersyukur karena Fima Inabuy, selalu ketua tim laboratorium biomolekuler bersama teman - teman mampu membuat terobosan - terobosan luar biasa.
"Saya tahu ada penderitaan luar biasa di situ" imbuhnya.
Meski demikian, lanjut Viktor, tidak ada jalan yang 'enak' untuk mencapai sesuatu yang luar biasa.
Dalam kesempatan yang sama, Rektor Undana, Prof. Fred L. Benu, menyampaikan apresiasi yang begitu besar kepada Gubernur NTT sebagai gubernur yang punya karakter.
"Orang bilang kita orang NTT itu keras. Kita hidup diatas tanah yang keras. Oleh karena itu kita juga membutuhkan seorang pemimpin yang karakternya agak sedikit keras untuk menghadapi tantangan yang ada di provinsi ini" kata Fred.
$Karena itu saya menyatakan apresiasi yang sangat besar kepada kepemimpinan pak Gubernur dan pak Wakil Gubernur yang berkenan untuk mendorong adanya laboratorium biomolekuler kesehatan masyarakat di provinsi ini kerjasama atas inisiasi dari adik - adik di Forum Akademia NTT (FAN)" lanjutnya.
Fred melanjutkan, atas inisiasi dari FAN, kerjasama yang sudah dimulai sejak bulan April lalu ini yang memungkinkan dilakukan launching laboratorium biomolekuler dalam situasi pandemi.
Saat Gubernur meminta Undana untuk bekerja sama, kisah Fred, sebenarnya Undana secara fasilitas belum menjadi rumah sakit tapi klinik.
"Seorang pemimpin ia langsung mengeluarkan satu keputusan bahwa klinik Undana ini berstatus sebagai Rumah Sakit Penyangga Covid-19. Itu adalah satu keputusan politik yang sangat berani.
Keputusan itu memungkinkan kita juga dirorong kinerjanya untuk menyediakan semua kemungkinan pelayanan bagi masyarakat pelayanan kesehatan bagi masyarakat khususnya dalam situasi pandemi saat ini" ungkap Fred.
Atas dukungan Gubernur juga sejumlah besar fasilitas sudah disiapkan dengan segala kapasitas untuk menyediakan anggaran dan fasilitas yang lain yang memungkinkan pada waktunya, dengan adanya laboratorium biomolekuler, klinik Undana naik status menjadi rumah sakit.
Fred mengatakan akan bertanggungjawab sepenuhnya terhadap fasilitas yang sudah disediakan sehingga pada waktunya klinik tersebut akan bersatu sebagai rumah sakit.
"Mungkin Januari 2021 ini akan naik status menjadi rumah sakit. Kami sudah membentuk tim untuk percepatan perubahan status dari klinik menjadi rumah sakit" ungkapnya.
Baca juga: Fakultas Kedokteran Undana Kupang Ambil Sumpah dan Lantik 28 Dokter Baru, Info
Baca juga: Perwakilan Orang tua, Matias Atasoge : Profesi Dokter adalah Wujud Pengabdian Kepada Masyarakat
Fred berharap, status Rumah Sakit Undana saat ini sebagai RS Penyangga Covid-19 jika berubah pada 2021 mendatang, RS ini akan menjadi RS Penyangga RSUD W. Z. Yohanes dalam pelayanan kesehatan.(Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Michaella Uzurasi)