Derita Warga Perbatasan, Malu Sinyal Seluler Indonesia Kalah dari Timor Leste

Meski Timor Leste masih berumur 18 tahun, namun Timor Leste telah berhasil mengalahkan Indonesia dari kekuatan sinyal selulernya.

Editor: Bebet I Hidayat
Kompas.com
Ilustrasi - Derita Warga Perbatasan, Malu Sinyal Seluler Indonesia Kalah dari Timor Leste 

Alternatif berikutnya, melintasi Kecamatan Bikomi Tengah, lebih singkat karena hanya berjarak 11 kilometer dari Desa Haumeni.

Di dua rute itu, Maksi mematok bayaran yang sama yakni Rp 20.000.

Kondisi jalannya, lebih mulus alternatif pertama karena kualitas jalan negara yang hotmix.

Baca juga: Biasa Terlihat Sederhana, Penampilan Kahiyang Ayu Kali Ini Jadi Sorotan, Mewah dan Elegan

Kalau alternatif kedua, meski status jalan kabupaten, tapi kondisinya lumayan bagus karena sebagiannya pengerasan dan beraspal hotmix.

Selama ini, Maksi selalu memilih rute yang kedua, sebab waktu yang ditempuh menjadi lebih singkat.

Para pelanggannya bervariasi, mulai dari warga biasa, ibu hamil, kader posyandu, pensiunan Aparatur Sipil Negara (ASN) hingga rohaniawan.

Pada waktu ojek pun, ia tak lupa membawa hand sanitizer dan juga masker yang selalu melekat di wajahnya.

Walau hanya tamatan sekolah dasar (SD), namun pembawaannya yang santun dan kerap berbaur dengan warga, membuat dirinya disenangi masyarakat setempat.

Prajurit TNI dari Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan (Satgas Pamtas) RI-RDTL Yonif RK 744/SYB, Prada Andrian saat mengajar siswa-siswi di SDI Kewar, Kecamatan Lamaknen, Kabupaten Belu, Selasa (29/9/2020).
Prajurit TNI dari Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan (Satgas Pamtas) RI-RDTL Yonif RK 744/SYB, Prada Andrian saat mengajar siswa-siswi di SDI Kewar, Kecamatan Lamaknen, Kabupaten Belu, Selasa (29/9/2020). (POS-KUPANG.COM/TENI JENAHAS)

Maksi juga beberapa kali memberi tumpangan gratis buat warga yang pulang beraktivitas di kebun.

Dari hasil ojek, Maksi mampu meraup pendapatan mulai dari Rp 100.000 hingga Rp 250.000 per harinya.

Meski dalam masa pandemi Covid-19, tapi pendapatan dari hasil ojek malah lebih meningkat.

Maksi sangat terbantu dengan jaringan Telkomsel sebagai satu-satunya provider yang menjangkau hingga daerah pelosok maupun perbatasan.

"Khusus di Desa Haumeni, sinyal Telkomsel baru bisa diterima dengan baik pada April 2020. Itu bertepatan dengan masuknya virus corona di Indonesia," ungkap Maksi, kepada Kompas.com, yang mengikuti aktivitasnya seharian.

Sebelumnya, dia bersama warga lainnya yang ingin menelepon, harus pergi ke desa tetangga yang berjarak tiga sampai empat kilometer.

Ditambah lagi, sinyal di wilayah desa mereka, malah 'dikuasai' oleh sebuah provider asal Timor Leste.

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved