UU Cipta Kerja
Sempat Ingin Jual Ginjal, Sosok Dua Sejoli Anggota DPR Bagi-bagi Uang pada Karyawan PHK dan Pendemo
Dua sejoli suami istri yang juga anggota DPRD Pekalongan bagi-bagi uang kepada pendemo saat demo tolak UU Cipta Kerja.
POS KUPANG, COM - Dua sejoli suami istri yang juga anggota DPRD Pekalongan bagi-bagi uang kepada pendemo saat demo tolak UU Cipta Kerja.
Candra Saputra dan istrinya, Shinanta Previta Anggraeni kembali menjadi sorotan.
Di mana, sebelumnya pada Pileg 2019 lalu mereka menjadi sorotan karena perjuangan mereka menjadi wakil rakyat.
Kisah di mana Candra Saputra sampai ingin jual ginjal karena kerasnya hidup.
Kali ini, mereka membagi-bagikan uang kepada para pekerja yang melakukan aksi unjuk rasa di gedung DPRD Kabupaten Pekalongan, Jumat (9/10/2020).
Saat itu sebanyak 257 karyawan dari PT Pajitex yang berada di Desa Watusalam, Kecamatan Buaran, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah mendatangi gedung DPRD untuk mengadukan nasibnya.
Hal tersebut lantaran, PT Pajitex telah merumahkan sebanyak 257 karyawannya.
Mereka mengadukan nasib kepada wakil rakyat dan meminta agar perusahaan tidak melakukan PHK, antaran kondisi sedang sulit ditengah pandemi Covid-19.
Dalam menyampaikan aspirasi di depan pintu gerbang gedung DPRD, semua berjalan dengan lancar
dan bahkan semua peserta aksi yang berorasi melantunkan shalawat di depan gedung DPRD.
Perwakilan aksi yang tergabung dalam Serikat Pekerja Nasional (SPN) tersebut, akhirnya diterima langsung oleh Komisi IV DPRD Kabupaten Pekalongan.
Komisi IV pun langsung mempertemukan perwakilan perusahaan dan Dinas terkait.
Saat beberapa perwakilan menemui anggota Komisi IV DPRD Kabupaten Pekalongan, ratusan orang masih melakukan orasi di depan kantor.
Aksi massa yang merupakan korban PHK tersebut mendadak berhenti beberapa menit.
Lantaran, dua anggota DPRD Kabupaten Pekalongan Jawa Tengah, Candra Saputra dan Shinanta Previta bagi- bagi uang di tengah demo ratusan buruh.
Wakil rakyat dari fraksi partai PAN yang juga suami istri tersebut membaur dengan massa lalu memberikan uang nominal Rp 50 ribu dan Rp 100 ribu per orang kepada seluruh peserta aksi.
Anggota DPRD Kabupaten Pekalongan Candra Saputra mengatakan, tujuan membagikan uang bukan untuk pamer,
namun sebagai wakil rakyat merasa tersentuh dengan nasib para buruh PT Pajitex yang sudah tidak bekerja.
"Saya membagikan amplop berisi uang kepada para buruh ini sebagai bentuk keprihatinan, karena nasib buruh yang kini harus menganggur karena di PHK perusahaannya."
"Padahal saat ini, masih ada pandemi Covid-19 dan untuk mencari kembali pekerjaan sangat sulit," kata Candra kepada Tribunjateng.com.
Selain itu juga, pihaknya merasa tergugah lantaran mayoritas yang di PHK adalah ibu-ibu tulang punggung keluarga.
"Alhamdulillah kegiatan berjalan lancar meski sejumlah karyawan yang mayoritas adalah ibu-ibu harus kepanasan ditengah terik matahari," imbuhnya.
Candra berharap, para karyawan yang sudah di PHK untuk tetap kuat dan bersabar.
"Kami berpesan kepada mereka untuk tetap tabah, sabar dalam menghadapi cobaan dan tak lupa untuk hati-hati saat perjalanan menuju ke rumah masing masing," tandasnya.
Sementara itu salah seorang karyawan PT.Pajitex yang di PHK, Isa Hanafi mengatakan,
ia sangat berterimakasih kepada Candra Saputra lantaran telah meringankan beban para karyawan yang telah di PHK.
"Terimakasih sekali, salam hormat kami kepada pak Candra dan keluarga. Semoga sehat selalu dan panjang umur,
diberi rezeki yang berlimpah dan bermanfaat," katanya.
Sedangkan perwakilan PT Pajitex, Susilo menjelaskan kondisi pandemi Covid-19 yang membuat perusahaannya semakin sulit.
''Hasil ini nanti kami sampaikan ke pimpinan yang ada di Surabaya dan sepertinya keputusan melakukan PHK sulit dihindari
untuk mempertahankan kondisi perusahaan yang ada. Sebab masih ada banyak karyawan yang harus kita pekerjakan,'' katanya.
Setelah semua perwakilan menyampaikan pendapatnya, Kholis Jazuli Ketua Komisi IV kemudian mengambil keputusan,
bahwa perusahaan sarung yang berada di Desa Watussalam tidak sedang dalam kondisi merugi.
Sebab, mereka masih bisa membangun sebuah gedung atau lainnya untuk kepentingan perusahaan.
Kemudian Komisi IV merekomendasikan kepada PT Pajitex agar tidak melakukan PHK terhadap karyawannya.
"Kami juga merekomendasikan kepada DPMTSP Naker dan pengawasnya menindaklanjuti permasalahan ini sampai selesai,'' tegasnya.
Terpisah, Kepala DPMTSP Naker Kabupaten Pekalongan, Edy Haryanto membenarkan apabila PT Pajitex kini masih dalam proses membangun salah satu gedung.
Sebab pihaknya juga telah dimintai izin dalam rangka pembangunan tersebut.
"Untuk itu, terkait PHK yang dilakukan perusahaan tersebut terhadap 257 karyawannya yang berada di bagian shuttle supaya ditinjau kembali," katanya.
Sosok Candra Saputra dan Shinanta Previta
Nama Candra Saputra (31), warga Kabupaten Blora, Jawa Tengah, pernah menjadi buah bibir masyarakat pada tahun 2014 silam.
Saat itu ia gagal dalam pemilihan calon legislatif (caleg) Dapil 4 Kabupaten Pekalongan dari Partai Demokrat.
Bahkan ia berniat menjual ginjalnya karena terlilit utang hingga Rp 400 juta lebih untuk modal kampanye.
Ia pun harus pergi ke Jakarta, dan tidur bersama puluhan tunawisma di Masjid Agung Sunda Kelapa, Menteng, Jakarta Pusat,
untuk menjual ginjalnya kepada seseorang.
Selama 10 hari berada di Jakarta, ia tak kunjung menemukan orang yang ingin membeli ginjalnya untuk melunasi utangnya sebesar Rp 400 juta lebih,
yang dipergunkannya untuk biaya kampanye Pemilihan Caleg 2014 Dapil Pekalongan.
Hingga akhirnya ia pun memutuskan untuk menemui menteri BUMN pada waktu itu Dahlan Iskan, yang menurutnya baik dan memiliki jiwa sosial tinggi.
Utangnya pun lunas ketika Dahlan Iskan membantu keuangannya.
Rabu (14/8/2019), Candra Saputra dan istrinya, Shinanta Previta Anggraeni (27) akan dilantik menjadi anggota DPRD Kabupaten Pekalongan.
Pasangan suami istri ini lolos pada kontestasi Pileg 2019.
Uniknya sebelum acara pelantikan nanti, Candra dan istrinya akan diarak ribuan warga dan menggelar pasar rakyat.
"Rencana saya bersama istri akan diantar oleh 2.000 warga menuju gedung DPRD Kabupaten Pekalongan.
"Warga sengaja mengantar sekaligus menyaksikan prosesi pengambilan sumpah janji pada rapat paripurna Rabu (14/8/2019)
meskipun warga menyaksikan pelantikan di Gedung Pertemuan Umum," kata Candra Saputra saat itu.
Warga rencananya mengantar Candra dan istrinya ke gedung DPRD Kabupaten Pekalongan dengan berjalan kaki diiringi rebana.
Sedangkan pesta rakyat kali ini dilaksanakan sebagai bentuk rasa syukur karena ia mendapat perolehan suara terbanyak se-Kabupaten Pekalongan
dan sekaligus istrinya juga terpilih mewakil masyarakat di kursi parlemen nanti.
"Ini semua inisiatif masyarakat untuk memeriahkan prosesi pelantikan. Untuk itu, kami berharap setelah dilantik mohon petunjuk dan bimbingan dari masyarakat Kabupaten Pekalongan,
sehingga apa yang kami lakukan benar-benar dirasakan oleh masyarakat," imbuh Candra Saputra.
Menurut Candra, pesta rakyat nanti akan diisi dengan pemberian makanan gratis bagi masyarakat dan pendukungnya.
"Insya Allah saya akan menjaga kepercayaan masyarakat, sehingga niatan ibadah terpenuhi.
"Cukup 2014 saja saya merasakan pengalaman pahit hingga akan jual ginjal.
"Alhamdulillah atas kehendak Allah SWT tidak jadi menjual ginjal dan sekarang berhasil menduduki anggota DPRD," tambah dia.
Candra mengatakan, ia dan istrinya berniat ibadah dan sepenuhnya akan mengabdi kepada masyarakat Kabupaten Pekalongan. *
Tautan:
Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul Sosok Pasangan Anggota DPRD Pekalongan yang Bag-bagi Uang Pada Pendemo Sekaligus Korban PHK, https://wartakota.tribunnews.com/2020/10/10/sosok-pasangan-anggota-dprd-pekalongan-yang-b ag-bagi-uang-pada-pendemo-sekaligus-korban-phk?page=all.
https://manado.tribunnews.com/2020/10/10/sosok-dua-sejoli-anggota-dpr-bagi-bagi-uang-pada-k aryawan-phk-dan-pendemo-sempat-ingin-jual-ginjal?page=4