Wawancara Eksklusif
Ngobrol Asyik Kuliah Online di masa Pandemi COVID-19, Yos sudarso: UT Sudah Negeri Akreditasinya OK
menerapkan sistem belajar jarak jauh dan terbuka dan didukung ketersediaan sarana informasi yang lengkap
Penulis: Ryan Nong | Editor: Rosalina Woso
Ngobrol Asyik Kuliah Online di masa Pandemi COVID-19, Yos sudarso : UT sudah Negeri Akreditasinya OK
POS-KUPANG.COM | KUPANG -- Pos Kupang menggelar dialog pendidikan dalam masa pandemi COVID-19 di Nusa Tenggara Timur. Dialog satu jam dengan tajuk Ngobrol Asyik Pos Kupang itu digelar secara daring dari Kantor Redaksi Pos Kupang, jalan WR Monginsidi III Kelurahan Fatululi Kecamatan Oebobo Kota Kupang pada Rabu (30/9) siang.
Mengangkat tema Kuliah Online di Masa Pandemi Covid-19 Universitas Terbuka (UT) Kupang, dialog yang dipandu Manejer Produksi Pos Kupang, Alfons Nedabang menghadirkan Kepala UPBJ-UT Kupang, Drs. Yos Sudarsono, M.Pd.
Dialog yang membahas model pendidikan terbuka jarak jauh yang memfasilitasi orang yang tidak dapat menyelesaikan pendidikan di perguruan tinggi. UT hadir untuk menjangkau yang tak terjangkau, dengan pilihan pendidikan dari Diploma, Sarjana hingga Pasca Sarjana. Dengan menerapkan sistem belajar jarak jauh dan terbuka dan didukung ketersediaan sarana informasi yang lengkap, UT hadir untuk mencerdaskan masyarakat.
Beragam bantuan belajar dari tutorial melalui tatap muka maupun online, sementara evaluasi belajar dapat dilakukan melalui UAS tertulis maupun online. Apa dan bagaimana sesungguhnya UT, berikut rekaman dialog oleh wartawan POS-KUPANG.COM, Ryan Nong.
Host :
UT telah menerapkan perkuliahan jarak jauh. Apakah sistem pembelajaran online ini masih diterapkan pada masa pandemi. Apa saja kendala yang dihadapi.
Apa kabarnya? Bagaimana perkuliahan online yang diterapkan.
Yos Sudarso :
Terkait pembelajaran online, sebetulnya Kupang merupakan cabang UT. Di Kupang, jumlah mahasiswa yang terdata ada 14 ribu, yang aktif register pada semester ini mendekati 10 ribu.
Untuk tim UPBJ di Kupang, terdiri dari kepala, manejer bantuan belajar, manejer registrasi ujian, manejer keuangan dan ada 40 personel untuk melayani mahasiswa yang ada di Kupang.
UPBJ UT Kupang sendiri yang membawahi NTT yang merupakan daerah kepulauan, juga menghadirkan banyak kendala termasuk geografis, mungkin itu salah satu yang menyebabkan ada yang tidak regis.
Host :
Berapa banyak fakultas dan program studi yang ditawarkan di UT?
Yos sudarso :
Kalau di UT ada 30 program studi dari 5 fakultas, yakni Fisip, FKIP, Ekonomi, Sains dan Teknologi serta Pasca Sarjana. Untuk khusus di pascasarjana ada 10 program studi dan S3 ada 2 program studi. Kecuali fakultas teknis yang belum ada di UT
Host :
Dari seluruh mahasiswa kecenderungan minat terbanyak ke fakultas apa?
Yos Sudarso :
Kalau saat ini ada sebagian yang tidak regis. Tetapi kecenderungan banyak yang memilih Fakultas Hukum, Perpustakaan, Manajemen, Pendidikan dasar dan PAUD.
Ada peningkatan mahasiswa baru saat pandemi. Jadi yang mendaftarkan hampir 2 ribu, tetapi registrasi 1.600an. Itu meningkatkan daripada sebelum masa pandemi.
Host :
Apa analisa pihak UT sehingga calon mahasiswa begitu tertarik pada UT?
Yos Sudarso :
Di Kupang terjadi peningkatan kesadaran bahwa pendidikan itu penting. Dan untuk bisa mencapai hal ini maka harus kuliah dan itu jadi simbol status. Pendidikan perlu untuk mereka. Ada orang yang tidak bisa lakukan banyak hal tetapi memilikinya keinginan untuk study yang tinggi.
Satu-satunya yang bisa memberikan kesempatan kepada masyarakat yaitu harus bisa memilih perguruan tinggi yang fleksibel.
Kalau UT itu satu satunya, perguruan tinggi negeri di Indonesia yang ke-45 dan kebetulan diresmikan oleh Presiden Soeharto.
Perguruan tinggi yang memang dirancang untuk memberikan kesempatan kepada anak bangsa dimanapun yang tidak terjangkau oleh perguruan tinggi lain. Untuk masyarakat yang tidak terjangkau.
Host :
Secara historis, UT berdiri pada 1984. Apakah itu termasuk di Kupang?
Yos Sudarso:
UT tersebar di 34 provinsi di Indonesia. Tetapi total UPBJ ada 39. Di beberapa provinsi, jumlah UPBJ lebih dari satu misalnya Jawa Tengah.
Karena fleksibel dan terjangkau, makanya mahasiswa tidak hanya dari Indonesia. Karena itu tidak terkendala batas negara, ada yang dari Hongkong, Malaysia, Taiwan dan sebagainya. Itu totalnya kurang lebih 2000an mahasiswa.
Host :
Apa Makna filosofis dari terbuka ?
Yos Sudarso :
UT itu memberikan kesempatan kepada siapa saja, boleh kuliah di UT. Baik tua maupun muda, tinggal di mana saja, pelosok manapun boleh. Asalkan punya ijazah SLTA dan sederajat, bahkan paket C. UT juga tidak melihat latar belakang, misalnya teman-teman kita difabel juga difasilitasi.
Siapapun bisa, politisi, gubernur, bahkan ada teman kita almarhum Ibu presiden dan selebriti. Banyak. Karena mereka tidak mungkin kuliah di universitas abal abal. Di UT itu, sudah negeri, akreditasinya OK, itu kah?
Host :
Mahasiswa tersebar hingga pelosok, bagaimana pembelajaran jarak jauhnya?
Yos Sudarso :
UT menang dirancang untuk jarak jauh jadi sudah sejak berdirinya itu dipikirkan. Contoh di sini paling ujung di Atambua. Bahasa ajar sudah didesain sedemikian rupa terstruktur, sehingga ada kemandirian belajar mulai dari belajar inisiasi, pengantar, kemudian membaca konten, latihan juga bisa mengevaluasi diri.
Itu sudah dirancang dan perjalanannya semakin kesini dengan teknologi yang semakin maju maka UT terus menggandeng teknologi itu karena pembelajaran jarak jauh memerlukan media. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ryan Nong /Bersambung)