Kabag Protokol Nagekeo : Tim Ini Adakan Studi Rencana Induk Pengembangan Objek Wisata di Nagekeo

kegiatan berjalan aman dan lancar. Serta mendapatkan beberapa point yang direkomendasikan.

Penulis: Gordi Donofan | Editor: Rosalina Woso
POS-KUPANG.COM/GORDI DONOFAN
Suasana seminar laporan akhir RIPPOW Bukit Lena di Aula Setda Nagekeo, Rabu (30/9/2020). 

Kabag Protokol Nagekeo : Tim Ini Adakan Studi Rencana Induk Pengembangan Objek Wisata di Nagekeo

POS-KUPANG.COM | MBAY --Tim studi Rencana Induk Pengembangan Objek Wisata (RIPPOW) Dinas Pariwista Nagekeo telah melaksanakan studi pengembangan tempat wisata Ngabatata dan Bukit Lena.

"Seminar laporan akhir, studi rencana induk pengembangan objek wisata (RIPPOW)
Dinas Pariwisata Nagekeo. Ngabatata, Rendubutowe Selasa, 29 September dan Bukit Lena, Degalea Rabu, 30 September 2020.

Presentasi laporan akhir RIPPOW air terjun Ngabatata-Rendubutowe oleh Tim Konsultan dengan team leader Ibu Rini, serta RIPPOW Bukit Rohani atau Situs Kapela Portugis Lena-Degalea oleh tim konsultan dengan Team Leader ibu Maria, dr PT. Gardha Mandiri Tunggal-Semarang," ujar Kapala Bagian Protokol dan Komunikasi Pimpinan Humas Nagekeo Silvester Teda Sada kepada POS-KUPANG.COM Kamis (1/10/2020).

Ia menjelaskan kegiatan berjalan aman dan lancar. Serta mendapatkan beberapa point yang direkomendasikan.

"Kegiatan ini berlangsung hari Selasa 29 September 2020 dan Rabu 30 September 2020 bertempat di Aula Setda Nagekeo, dihadiri camat, tokoh masyarakat, LPA dari masing-masing wilayah, serta perangkat daerah terkait," ujarnya.

Ia menyebutkan maksud dan tujuan studi ini adalah memberikan arahan serta rekomendasi penting terhadap kegiatan pengembamgan pariwisata di 2 lokasi tersebut, baik dalam jangka pendek (5 tahun sebagai P1), jangka menengah (10 tahun) maupun jangka panjang (15 tahun).

Ia menyatakan konsep pengembangan air terjun Ngabatata ialah "segitiga wisata di jantung Pulau Flores yang tertumpu pada alam dan budaya" baik dari sisi ekonomi, sosial dan lingkungan.

Sedangkan RIPPOW bukit Lena menekankan konsep wisata rohani sebagai pilar utamanya (zona sakral). Rencana pengembangannya sampai ke kampung adat Lea, Tonggo, kerena ada keterkaitan sejarah.

"Juga kampung adat Bhela, Wajo dan Pautoda sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari sejarah pengembangan Gereja Katolik," ujarnya.

Sementara itu Bupati Nagekeo, Johanes Don Bosco Do mengatakan kunci utama ada dalam strategy planning. Banyak faktor yang dapat dikendalikan dan jangan kaku dalam koordinasi lintas sektor.

"Siapkan information tourism center (ITC) sehingga sektor pariwisata dapat terinformasi dan mendorong pelancong untuk berkunjung ke daerah tujuan wisata," ujarnya.

Ia mengatakan harus ada studi berulang tentang karakteristik setiap wilayah yang memiliki potensi wisata.

Perlu menggali minat komunitas muda dibidang fotografer, agar melalui produk, hasil jepretan, bidikan mata lensa, banyak hal yang tersampaikan, berbicara sekaligus menjual alam Nagekeo yang indah ini (bentuk promosi dalam bisu).

Sementara itu, Wakil Bupati Nagekeo Marianus Waja mengatakan jadikan bukit Lena seperti Sedangsono atau Ambarawa di Jawa; membangun dengan tidak menghilangkan nuansa asli. Area sakral atau religi tetap dipertahankan dengan konsep alamiah.

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved