Berita Kota Kupang Terkini

Donasi Terus Mengalir Untuk Bocah Difabel Yesi Ndun, Dari Wartawan hingga Menteri Pertahanan RI 

Donasi untuk Stenly Yesi Ndun (7), bocah difabel yang hanya memiliki satu kaki sejak lahir di Desa Tuapanaf-Takari Kabupaten Kupang NTT

Penulis: Ryan Nong | Editor: Ferry Ndoen
DOK KELUARGA 
Koordinator Wartawan NTT Peduli, Ola Keda foto bersama Stenly Yesi Ndun (7). Yesi bermimpi memiliki kaki palsu untuk beraktivitas sehari hari.  

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ryan Nong 

POS-KUPANG.COM | KUPANG - Donasi untuk Stenly Yesi Ndun (7), bocah difabel yang hanya memiliki satu kaki sejak lahir di Desa Tuapanaf-Takari Kabupaten Kupang NTT terus mengalir dari berbagai kalangan. 

Sejak diberitakan pada Selasa, 22 September 2020 lalu, banyak pihak yang tergerak hati memberi bantuan bagi bocah yang kini duduk di bangku kelas 1 SDN Bijaesahan, Desa Tuapanaf, Takari dan keluarganya. 

Saat itu, sejumlah wartawan yang tergabung dalam Forum Wartawan NTT Peduli mulai membuka donasi untuk menggalang bantuan bagi bocah yang kini tinggal bersama pasangan nenek dan kakeknya itu. 

Hingga Minggu (27/9), sebanyak 13 donatur yang mendonasikan bantuan melalui Forum wartawan Peduli NTT dengan total donasi Rp. 8.330.000.

Koordinator Forum Wartawan NTT Peduli, Amar Ola Keda mengatakan, aksi penggalangan dana untuk Yessi Ndun merupakan bentuk aksi nyata kepedulian wartawan terhadap kehidupan sosial masyarakat.

"Tugas wartawan tidak hanya selesai di pemberitaan, tetapi lebih dari itu, harus ada aksi nyata," ujarnya kepada POS-KUPANG.COM.

Penggalangan dana untuk Yesi Ndun melalui Forum Wartawan NTT Peduli, terangnya, akan ditutup pada Senin (28/9). 

Ia menyampaikan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah mendonasikan bantuan.

"Donasi yang terkumpul akan kita serahkan langsung ke Yesi dan keluarganya. Sedangkan kaki palsu untuk Yesi, sudah ada donaturnya. Terimakasih untuk semua pihak yang telah membantu Yesi," katanya.

Ia menambahkan, Forum Wartawan NTT Peduli yang dibentuk 2017 silam ini beranggotakan sejumlah wartawan yang punya misi kemanusiaan. Sejak dibentuk, kata dia, forum ini sudah beberapa kali menggelar aksi sosial berupa penggalangan dana bagi warga yang benar-benar membutuhkan bantuan. 

"Semoga forum ini terus bergerak dan menjadi jembatan kemanusiaan. Menulis demi kemanusiaan itu doa," tandasnya.

Banjir Bantuan

Pasca diberitakan beberapa media terkait kondisi Yesi Ndun, berbagai pihak menyalurkan bantuan untuk Yesi dan keluarganya. Diantaranya, pihak Polda NTT, Kapolres Kupang Kota, Tim Satlantas Polres Kupang, beberapa anggota DPRD NTT dan beberapa warga lainnya yang prihatin akan kondisi Yesi. 

Bahkan, kisah hidup Yesi yang diangkat media massa menyentuh hati Menteri Pertahanan Prabowo Subianto untuk membantunya.

Melalui akun media sosial, juru bicara Prabowo, Dahnil Anzar Simanjuntak, menyatakan apresiasi kepada media yang menulis kisah Yesi sehingga persoalannya dapat diketahui publik.

"Dan, setelah membaca ini, InsyaaAllah Pak Menhan Prabowo akan membantu penyediaan kaki palsu Yessi," kata Dahnil melalui akun media sosial yang dikutip Suara.com, Selasa (22/9).

Sehabis ini, Kementerian Pertahanan akan berkoordinasi dengan pihak Komando Daerah Militer setempat untuk menemui Yesi dan keluarga.

Diberitakan sebelumnya, bocah disabilitas di Desa Tuapanaf Kecamatan Takari Kabupaten Kupang, Provinsi NTT harus menempuh perjalanan 1 km untuk bersekolah. Dengan bantuan tongkat kayu, bocah tujuh tahun yang hanya memiliki satu kaki sejak lahir itu tetap semangat berjalan kaki untuk bersekolah di SDN Bijaesahan, Desa Tuapanaf. 

Meski fisiknya tak sempurna, bocah yang sejak tiga tahun diasuh oleh kakek-neneknya ini tetap bersemangat. Bocah kelas 1 SD yang dibaptis dengan nama Stenly Yesi Ndun ini bermimpi kelak punya kaki palsu untuk mengganti tongkat kayunya. 

Kendala orangtuanya yang hanyalah merupakan buruh kasar di Kalimantan, membuat keluarga kesulitan untuk mewujudkan mimpi itu. 

Ursula Takaep (60), nenek Yesi, kepada wartawan mengatakan, sejak berumur tiga tahun, Stenly dan saudari kembarnya, Stela Ndun tinggal bersama mereka. Himpitan ekonomi, membuat kedua orang tua merantau ke Kalimantan. Selain Stenly dan tiga saudaranya, ada empat cucu lain yang dipiara pasutri lansia ini. 

"Kami sudah tua, tak mampu kerja lagi. Setiap bulan, ayah Yesi kirim uang Rp 500 ribu untuk kebutuhan hidup kami semua di rumah," ujar Ursula Takaep, Senin (21/9).

Pasangan lansia itu memiliki empat anak laki-laki yang tidak tinggal bersama mereka. Semuanya kini merantau, termasuk ayah Stenly. Setiap hari, ia sendiri yang mengurus ke delapan cucunya, karena suaminya, Bernabas Ndun (84) sudah lama mengalami sakit ketuaan. 

Untuk menanggung kebutuhan hidup setiap hari, ia hanya berharap bantuan PKH dari pemerintah. Uang itu ia sisihkan untuk kebutuhan makan minum hingga keperluan sekolah delapan cucunya.

Di Sekolah, Stenly diperlakukan khusus. Jika ada kegiatan apel atau olahraga, sekolah membolehkan bocah itu duduk di ruang kelas untuk belajar. Meski ia difabel, tak membuatnya minder dalam pergaulan di lingkungan rumah maupun sekolah. 

Untuk melindungi Yesi, pihak sekolah setiap hari memberi arahan ke semua pelajar agar memperlakukan Yesi dengan baik. Buktinya, hingga kini, Yesi rajin ke sekolah dengan fisik yang tak sempurna. Ia bahkan bermain layaknya anak-anak normal.

Meski memiliki keterbatasan fisiknya, Yesi tergolong anak cerdas di sekolahnya. "Yesi itu anaknya pintar. Semua pelajaran atau tugas yang diberi, selalu ia kerjakan sendiri," ujar Kepala Sekolah SDN Bijaesahan, Dortiana Karice Mau.

Melihat kondisi Yesi, pihak sekolah sempat berkoordinasi dengan dinas sosial agar Yesi disekolahkan di SLB. Namun, niat baik itu ditolak kakek dan nenek Yesi. Mereka ingin, Yesi tetap bersama mereka meski hidup serba kesulitan. 

"Yesi punya kembar dan kakeknya tidak mau mereka dipisahkan," sebutnya. 

Untuk membantu mewujudkan mimpi Stenly, Forum Wartawan NTT Peduli Yesi membuka donasi untuk Stenly Yesi Ndun. 

Koordinator Forum Wartawan NTT Peduli Yesi, Amar Ola Keda mengatakan, pihaknya membuka donasi untuk membantu Yesi melalui Rekening BCA 3140899193 a.n Petrus Ola Keda.

"Semua donasi akan dipertanggungjawabkan melalui pengumuman resmi di media," ujarnya kepada POS-KUPANG.COM.

Untuk informasi lebih lanjut, hubungi kontak person 082237470621 (Ola Keda Liputan6/Kumparan), +62821-4488-4275 (Juven Net TV), +62812-3813-8086 (Efron RTV), +62852-3941-9779 (Eman MNC Grup), +62812-4604-6086 (Jefri PortalNTT) dan 0822-3649-4343 (Dede). Bukti donasi mohon dikirim via CP diatas. (hh) 

Area lampiran

 

BalasTeruskan

 
 

Kapolda dan Danrem Serahkan Bantuan Bagi Warga Belu

 
 

Koordinator Wartawan NTT Peduli, Ola Keda foto bersama Stenly Yesi Ndun (7). Yesi bermimpi memiliki kaki palsu untuk beraktivitas sehari hari. 
Koordinator Wartawan NTT Peduli, Ola Keda foto bersama Stenly Yesi Ndun (7). Yesi bermimpi memiliki kaki palsu untuk beraktivitas sehari hari.  (DOK KELUARGA )
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved