Peran Ganda Perempuan dalam Masa Pandemi
Selama masa pandemi Covid-19, para Perempuan harus memiliki peran ganda sebagai ibu rumah tangga, sebagai ekonom keluarga
POS-KUPANG.COM | KUPANG - Selama masa pandemi Covid-19, para Perempuan harus memiliki peran ganda sebagai ibu rumah tangga, sebagai ekonom keluarga, sebagai guru untuk anak dan segala jenis pekerjaan lainnya yang tak kalah banyak.
Ngobrol Asyik bersama Pos Kupang, Jumat (25/09/2020) menghadirkan dua narasumber yang berkompeten di bidangnya yakni mantan ketua PKBI NTT, Ny. Lusia Adinda Dua Nurak - Lebu Raya dan Wakil Ketua PKBI Bidang Isu Perempuan dan Remaja, Gusti Brewon.
• Pilkada Mabar : Paket AG Taat Asas Demi Pencegahan Penyebaran Covid-19 Selama Kampanye
Dalam acara yang dipandu oleh Host/Jurnalis Pos Kupang, Novemy Leo tersebut, Lusia mengatakan, perempuan sebenarnya sangat potensial.
"Terbukti dimasa pandemi ini banyak sekali usaha - usaha yang baru muncul juga karena perempuan" kata Lusia.
Perempuan, menurut Lusia juga merupakan garda terdepan. Sebagai contoh dalam bidang kesehatan, kurang lebih 71 persen perawat adalah perempuan dan sisanya adalah laki - laki.
• Paslon Pilkada Ngada Deklarasi Kampanye Damai dan Tandatangan Pakta Integritas
"Dari WHO saja 70 persen perempuan" ungkapnya.
Diskriminasi terhadap kaum perempuan dalam masih pandemi, kata Lusia, masih saja ada.
"Saya contohkan hal kecil saja. Perempuan itu punya tiga peran fungsi perempuan. Yang pertama dia harus mengurus rumah tangga, kedua dia harus bekerja dari rumah dan ketiga dia harus berpikir bagaimana mensuplai makanan" jelas Lusia.
"Sebagai pengelola keuangan. Apakah harus ke pasar, apakah harus dipesan online dan sebagainya sangat rumit sekali" lanjutnya.
Menghadapi virus Corona ini, menurut Lusia, bukan hanya persoalan perempuan saja tetapi laki - laki harusnya ikut berperan.
"Diskriminasi terhadap perempuan itu terjadi dimasa normal apalagi dimasa pandemi Covid-19 ini. Kalau pembagian kerja itu jelas si suami membantu istri.
Sementara Wakil Ketua Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) NTT Bidang Isu Perempuan dan Remaja, Gusti Brewon mengatakan, kalau topiknya tentang Corona, dimulai dari apa sebenarnya kondisi NTT hari ini.
Dari data kemarin 388 kasus itu 132nya perempuan dengan rentang usia produktif dari 19 sampai 25 tahun.
"Bayangkan ini perempuan - perempuan produktif, perempuan muda atau bisa saja ibu rumah tangga.
"Misalnya dari 388 kasus, terkonfirmasi ada sekitar 20-an positif, maka perempuan menurut saya dia menerima resiko juga karena misalnya dia tidak aktif lalu laki - laki aktif dan datang, nah dia tidak melakukan apa - apa tapi dia menerima resiko" urainya.
Gusti menjelaskan, virus Corona ini akan sangat masif bekerja pada kromosom X.
"Laki - laki itu kan hanya punya satu sementara perempuan punya dua kromosom X" ujar Gusti.
"Selama ini basis data kita cuma jumlah kasus kontak tracing, tapi apakah kita sudah tracing perempuan dengan segala resiko? Belum" tambahnya.
Gusti juga tak memungkiri peran perempuan sebagai garda terdepan dalam membuat masker saat pandemi Covid-19.
"Ketika masker itu susah (didapat) perempuan sebagai garda terdepan. Bayangkan masker yang pabrikan kan sedikit, masker yang jahit kan lebih banyak dan saya yakin hanya satu atau dua persen laki - laki yang menjahit masker. 98 hingga 99 persen adalah perempuan. Mereka menjahit untuk dirinya mereka juga menjahit untuk masyarakat" urainya.
Menurut Gusti, ini merupakan hal kecil, namun, harus ada kesadaran bahwa meskipun terdampak pandemi paling besar, bebannya paling besar, perempuan itu tangguh dan mampu mencari solusi untuk banyak hal.
Untuk menghadapi pandemi ini, ujar Gusti, media juga punya andil dalam membantu
Tergantung bagaimana produksi informasi yang beredar. Apakah kita memproduksi rasa takut atau membangun rasa empati berbasis human interest.
"Mari menjaga diri sendiri dan berbagi peran secara adil. Laki - laki bisa bersama - sama dengan perempuan, untuk bisa kita hadapi pandemi Covid-19" kata Gusti.
Lusia juga memberi pesan kepada masyarakat untuk menjaga kesehatan dan mematuhi protokol kesehatan seperti yang telah ditetapkan.
"Mari kita patuhi protokol kesehatan. Harusnya pemimpin yang memberi contoh terlebih dahulu. Ketika pemimpin memberi contoh yang baik tentu akan diikuti oleh seluruh masyarakat" kata Lusia. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Michaella Uzurasi)