CV Amfoang Jaya, Jual Madu Timor Amfoang Hingga Timur Tengah
Robby Manoh adalah sosok dibalik produk Madu Hutan Timor Amfoang yang terjual di beberapa negara Asia dan Timur Tengah
POS-KUPANG.COM | KUPANG - Nama Robby Manoh adalah sosok dibalik produk Madu Hutan Timor Amfoang yang terjual di beberapa negara Asia dan Timur Tengah.
Bermodalkan Rp 15 juta - Rp 20 juta yang dipinjam dari tengkulak pada tahun 2003 untuk membeli bahan baku, kini Robby bisa mendulang keuntungan dari penjualan hasil madunya yang terkenal.
Ketertarikannya pada hutan yang harus dilestarikan dan madu yang memegang peranan penting bagi manusia membuat Robby melanjutkan studi (magang) di Balai Besar Industri Nasional di Bogor selama sembilan bulan. Ia mencoba untuk mempelajari kekhasan dari madu hutan.
• Warga Datang Berobat ke Pos TNI di Perbatasan
Pada tahun 2004, Robby membentuk kelompok pengumpul madu sebanyak 43 kelompok.
Kini, kelompok pengumpul madu binaannya berkembang dan tersebar ke Kabupaten Kupang, Rote, dan Alor. Satu kelompok terdiri dari 30-50 orang. Robby sebatas memberi pelatihan tentang mengambil madu dan menyimpannya di tempat yang seharusnya.
Keterbatasan peralatan membuat Robby tak mampu membantu kelompok binaannya untuk memanen.
• Update Corona Sumba Timur - Belum Ada Pasien Positif yang Sembuh
Robby yang hadir dalam Ngobrol Asyik Pos Kupang tentang Madu Timor Amfoang, Kamis (24/9/2020) menjelaskan, perlakuan terhadap madu berbeda karena kondisi madu yang cukup sensitif.
Pada musim panen madu sekitar bulan Mei hingga November, madu akan dibawa oleh kelompok pengumpul madu binaannya.
Selanjutnya, madu akan dideteksi melalui alat pendeteksi untuk melihat kadar air dan kandungan lain dalam madu yang harus dipisahkan.
Berikutnya, ada pengujian keasaman dan campuran pada wadah yang digunakan untuk menyimpan madu. Alat pendeteksi madu menyerupai mikroskop.
"Jadi lima atau sepuluh tahun lalu, lihat bisa langsung tahu. Tapi, sekarang tidak bisa. Karena manusia sendiri yang merusak citra madu. Kenapa pakai alat? Untuk deteksi itu. Kalau lima sepuluh tahun lalu, tanpa alat pun kita bisa tahu bagus," jelas Robby.
Pada tahun 2019, Robby memproduksi 7.000 hingga 8.000 botol madu ukuran 500 ml per bulannya. Produksi dimulai setiap akhir Mei hingga bulan November.
Satu botol madu Amfoang milik CV Amfoang Jaya bisa bertahan hingga enam tahun. Madu ukuran ini dibanderol dengan Rp150.000. Tersedia pula madu dengan ukuran 250 ml dengan harga Rp100.000 dan ukuran 200 ml dengan harga Rp75.000. Robby menjual empat macam madu, yakni madu hutan, madu batu, madu kristal, dan madu hitam. Harga madu kristal 500 ml dibanderol dengan harga Rp250.000, sedangkan madu hitam 500 ml dibanderol dengan Rp600.000.
Berbagai madu ini diambil dari pohon-pohon seperti kayu putih (Eupcalyptus sp), vanili, dan cendana.
"Madu dari Amfoang Jaya ini tidak gampang dapat sertifikat internasionalnya. Selama dua tahun itu diuji terus, tiap tiga bulan dari BSN ke tempat kami untuk uji," urainya.