Taiwan GENTING, China Mulai Hitung Mundur Serbu Taipe Tanggal 3 November 2020,Persiapan sudah Matang

Bahkan negara Tirai Bambu itu sudah mulai hitung mundur jadwal penyerangan ke Pulau Taiwan. Tentara Pembebasan Rakyat China atau PLA sudah mentetapkan

Editor: Alfred Dama
via Intisaroi.grid.id
Presiden China, Xi Jinping saat menghadiri latihan militer di Laut China Selatan pada Kamis (13/4/20 

China Mulai Hitung Mundur Serbu Taiwan Tanggal 3 November 2020, Persiapan sudah Matang

POS KUPANG.COM -- Keinginan kuat China untuk menyatukan Taiwan ke dalam satu China semakin kuat

Bahkan negara Tirai Bambu itu sudah mulai hitung mundur jadwal penyerangan ke Pulau Taiwan. Tentara Pembebasan Rakyat China atau PLA sudah mentetapkan tanggal 30 untuk menginvasi Taiwan

Darurat genting bagi Taiwan. Isu kencang berhembus dari China daratan bahwa PLA Army, PLA Air Force dan PLA Navy bersiap menyerbu Taiwan.

Persiapan sudah matang dan militer China tinggal tunggu aba-aba Xi Jinping untuk melabrak Taiwan.

Hanya Amerika Serikat (AS) yang bisa menghentikan serangan China ke Taiwan.

Hubungan China dengan Taiwan kian memanas akhir-akhir ini setelah kunjungan dua pejabat tinggi Amerika Serikat (AS) ke pulau demokrasi tersebut.

Ahok Ngamuk, Bos di Pertamina yang Dicopot Tetap Digaji Tinggi,BTP: Gak Ada Kerjaan Dibayar Segitu

China Semakin Dekat Serbu Taiwan, Sudah Rampungkan Skenario Penyerangan, Tingga Tunggu Perintah

Masa Pendemi Hambat Cinta Luna Maya, Eks Reino Barack Sebut Bila Tak PSBB Sudah Sebar Undangan

Kunjungan itu  memicu kemarahan China yang menganggap Taiwan sebagai salah satu provinsinya.

Militer China beberapa kali berada di lepas pantai Taiwan dan melakukan manuver penerbangan masuk ke wilayah udara Taiwan setidaknya dua kali dalam sepekan terakhir saat latihan militer.

Kondisi ini membuat Taiwan gerah dan merasa tidak nyaman akan kehadiran militer Tiongkok di depan rumahnya.

Pemimpin redaksi Global Times, Hu Xijin, media yang didukung pemerintah China, mengatakan, pemerintah China tengah bersiap menginvasi Taiwan karena ulah pemimpin Taiwan sendiri.

Hu mengatakan, prediksi itu malah muncul di AS. Karena itu ada hal buruk yang telah dilakukan pihak berwenang Taiwan yang dapat memicu China menginvasi pulau tersebut. Hal ini sejalan dengan perkiraan mantan pejabat AS yang memprediksi China menyerang Taiwan pada saat pemilu AS dilakukan.

"Hal buruk apa yang telah dilakukan pihak berwenang Taiwan sehingga lebih dari satu mantan pejabat AS memperkirakan PLA akan menyerang Taiwan pada minggu 3 November ketika pemilihan presiden AS diadakan? Tsai Ing-wen harus merenungkan dirinya sendiri, atau dia akan menjadi "presiden" Taiwan yang digulingkan oleh PLA," tulis Hu dalam twitternya, Senin (21/9).

Hal itu dikatakan Hu, merespons tulis opini yang dirilis media AS, The Hill berjudul " The US election could be a danger for Taiwan, an opportunity for China".

Twitter
Unggahan pemred Global Times Hu Xijin mengenai serangan China ke Taiwan akan segera dimulai

Dalam tulisan ini disebutkan momen yang paling baik bagi China menyerang Taiwan adalah pada 3 November 2020 saat pemilihan umum di AS digelar.

Baca Juga: Lihat Istri Sah Serahkan Suami untuk Pelakor, Iis Dahlia Sesumbar Satrio Dewandono Bakal Rugi Besar Jika Selingkuh: Ih, Gue Cantik, Manja, Gue Hebat!

Sebab saat ini, AS tengah memasuki krisis suksesi dan kemungkinan kecil melakukani intervensi dalam konflik kekuatan besar di luar AS. Apalagi permusuhan AS dengan China saat ini lebih banyak bertujuan untuk mendulang suara pada pemilu kali ini.

Mengutip Reuters , beberapa pesawat tempur China terbang melintasi garis tengah Selat Taiwan dan masuk ke zona identifikasi pertahanan Taiwan.

Militer Taiwan bahkan telah berusaha mencegat sejumlah pesawat China tersebut untuk menjauhi wilayahnya.

Presiden Taiwan Tsai Ing-wen juga menyebut China sebagai ancaman bagi wilayahnya.(*)
 

* China Makin Banyak Musuh Soal Laut China Selatan, Prancis, Inggris, Jerman Ajukan Nota Verbal ke PBB

Klaim 80 persen Laut China Selatan atau LCS dan virus corona membuat posisi China makin dibenci oleh banyak negara

Kini klaimnya atas Luat China Selatan juga diprotes oleh negara-negara besar di Eropa seperti Perancis , Inggris dan Jerman

Tiga negara kuat di Eropa itu sudah mengajukan protes ke PBB dan menolak klam China atas LCS 

Klaimnya yang luas terhadap Laut China Selatan membuat China dimusuhi banyak negara.

Baru-baru ini, Perancis-Inggris-Jerman juga bergabung dalam barisan penentang klaim China.

Tiga negara ini dengan serius menunjukkan penentangannya dengan mengajukan Nota Verbal bersama kepada Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB).

Melansir The Economic Times (20/9/2020), Prancis, Inggris Raya, dan Jerman telah menyerahkan Nota Verbal bersama ke PBB menantang legalitas klaim maritim China yang luas di Laut China Selatan , yang dapat dianggap sebagai kemunduran bagi agresi Beijing.

Dalam pengajuannya ke PBB pada Rabu, 16 September 2020, tiga negara kuat Eropa tersebut menyoroti beberapa hal.

Diantaranya bahwa klaim tentang pelaksanaan “hak bersejarah” Beijing atas perairan Laut China Selatan tidak sesuai dengan ketentuan hukum internasional dan Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang ketentuan Law of the Sea ( UNCLOS ).

Pada 12 Juli 2016, Pengadilan Arbitrase yang didukung PBB memutuskan mendukung petisi Filipina yang membatalkan klaim "sembilan garis putus-putus" dari China.

Baik Prancis, Inggris, dan Jerman, semuanya merupakan pihak dalam UNCLOS

Tiga negara Eropa ini menggarisbawahi pentingnya "pelaksanaan kebebasan laut lepas tanpa hambatan, khususnya kebebasan navigasi dan penerbangan, dan hak lintas damai yang diabadikan dalam UNCLOS, termasuk di Laut China Selatan."

Mereka juga menekankan kondisi spesifik dan lengkap yang diuraikan dalam Konvensi untuk penerapan administrasi pulau ke fitur lahan yang terbentuk secara alami.

Alasan bahwa "kegiatan pembangunan lahan atau bentuk transformasi buatan lainnya tidak dapat mengubah klasifikasi fitur di bawah UNCLOS."

Selain negara-negara Asia Tenggara yang secara langsung berbatasan dengan negeri Tirai Bambu di Laut China Selatan, beberapa negara lain diketahui telah menentang klaim sepihak China.

Jepang dan Amerika Lontarkan Kritik Pedas Klaim China atas Laut China Selatan

Sebelumnya, Jepang dan Amerika Serikat (AS) terang-terangan menentang klaim Tiongkok.

Melansir Kontan.co.id (15/7/2020), laporan pertahanan tahunan Jepang menuduh Tiongkok mendorong klaim teritorial di tengah pandemi corona.

Negeri Samurai mencurigai China menyebarkan propaganda dan disinformasi, karena memberikan bantuan medis kepada negara-negara yang memerangi Covid-19.

"Disnformasi seperti itu termasuk klaim, virus corona dibawa ke China oleh anggota militer AS. Atau obat herbal Cina dapat mengobati Covid-19," kata seorang pejabat Kementerian Pertahanan Jepang.

China terus berupaya mengubah status quo di Laut China Timur dan Laut China Selatan. Demikian uraian Jepang dalam buku putih pertahanan yang disetujui pemerintah Perdana Menteri Shinzo Abe, mengutip Reuters, Selasa (14/7).

Di Laut China Selatan , China menegaskan klaim teritorialnya dengan mendirikan distrik administratif di sekitar pulau-pulau yang disengketakan.

Jepang melihat China sebagai ancaman jangka panjang yang lebih serius dibandingkan Korea Utara dengan senjata nuklir.

Negeri Tirai Bambu menghabiskan anggaran empat kali lebih banyak dibandingkan Jepang di bidang pertahanan untuk membangun segala fasilitas militer modern yang besar.

Kritik keras juga dilontarkan AS. Tak cuma kritik, AS juga melakukan latihan militer.

Ketegangan di wilayah itu meningkat ketika China dan AS melakukan latihan militer terpisah di Laut China Selatan.

Mengutip dw.com, Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo pada hari Senin (13/07) menolak klaim China. Dan menyebut bahwa tindakan China benar-benar melanggar hukum.

Juga bahwa China tidak menawarkan dasar hukum yang koheren untuk ambisinya di Laut China Selatan, selama bertahun-tahun telah mengintimidasi negara di sekitar pantai Asia Tenggara lain.

"Kami memperjelas, klaim China atas sumber daya lepas pantai di sebagian besar Laut China Selatan sepenuhnya melanggar hukum, seperti kampanye penindasan untuk menguasainya," katanya.

AS telah lama menentang klaim teritorial tersebut, dengan mengirimkan kapal perang secara teratur melalui jalur strategis.

Langkah itu sembari menunjukkan kebebasan navigasi di sana.

"Dunia tidak akan membiarkan Cina memperlakukan Laut China Selatan sebagai kerajaan maritimnya," ujarnya.

* MELALUKAN , Disiapkan untuk Perang Saat Serbu Taiwan, Tank Amfibi China Sudah Tenggalam Saat Latihan

Pemerintah China terus memperkuat militernya untuk memperkuat pasukannya guna memuluskan klaim atad wilayah negara lain

Salah satu wilayah besar yang sedang diklaim China adalah Laut China Selatan. Militer China sudah sangat siap untuk berperang dengan negara manapun yang menghalangi nuat negeri Tirai Bambu tersebut

China juga terus mengancam Taiwan untuk menekan negara itu agar bergabung dengan satu pemerintahan China

Di tengah-tengah perisiapa alutsisatnya, militer China dibuat malu lantaran tank amfibi yang disiapakan untuk penyerbuan pendaratan pantai di Taiwan malah tenggelam saat latihan di sungai

Saat ini China memang negara yang dianggap paling perkasa di Asia dengan segala kekuatan militernya yang cukup mumpuni.

Namun, sebagai simbol kekuatan Asia China justru banyak dibenci oleh negara-negara di Asia karena dianggap suka klaim wilayah negeri orang.

Bahkan dikatakan, saat ini China sedang dalam hubungan memanas dengan Taiwan, yang dianggap akan dijadikan Hong Kong kedua.

Menurut Taiwan News, melalui 24h, pada Selasa (18/8/20), China berulang kali menegaskan bahwa Taiwan harus mundur.

Bahkan China menegaskan tak akan segan gunakan kekuatan militer untuk memukul mundur Taiwan.

Selama bertahun-tahun, China telah meningkatkan kekuatan militernya, salah satunya dengan keampuan amfibi.

China secara signifikan telah menambahkan senjata baru, namun baru-baru ini China dipermalukan setelah video rekamann cacat alat militernya viral di media sosial.

Sebuah rekaman yang dirilis oleh CCTV , menunjukkan kendaraan lapis baja milik China tenggelam di sungai.

Akibatnya tentara yang sedang menunggangi kendaraan lapis baja ambibi itu terpaksa mengeluarkan pelampung, dan berenang keluar.

Dalam video tersebut, kendaraan serbu amfibi milik China diketahui adalah Type 05.

Kendaraan itu, adalah kendaraan lapis baja utama yang digunakan mendarat di Taiwan jika terjadi konflik.

Meski dengan gagah saat dipamerkan, ternyata senjata ini pernah memiliki aib memalukan bagi China seperti yang dijelaskan di awal bahwa senjata ini pernah tenggelam'

Kendaraan itu terperosok tenggelam selama digunakan berlatih di Sungai Yangtze, yang mengalir melalui Chongqing.

Video itu awalnya menampilkan kendaraan lapis baja yang sedang ditunggangi oleh pasukan militer China.

Tapi hanya beberapa saat ketika kendaraan itu sedang melaju bersama beberapa prajurit China di atasnya, kendaraan itu berlahan tenggelm.

Hingga pada akhirnya, kendaraan itu terjun dan tenggelam ke dalam air, sementara prajurit di dalam kendaraan itu berenang menggunakan pelampung.

Menurut CCTV, insiden memalukan itu terjadi tahun 2002, ketika kendaraan itu sedang dalam pengembangan awal.

Sejauh ini, video tersebut hanya dipublikasikan oleh CCTV.

Untuk menutupi rasa malunya, insinyur di China mengatakan, telah mengatasi masalah itu dan membuat kendaraan amfibi itu memecahkan rekor kecepatan, untuk membuat kendaraan amfibi tak berawak.

Sejak video itu dibagikan, beragam komentar warganet membanjiri postinga itu, ada yang menghujatnya dan memberikan komentar sarkas.

"Ini adalah kendaraan lapis baja yang mengesankan, bisa berenang sekaligus menyelam," kata seorang warganet.

"Mobil lapis baja itu mendarat dengan cara tenggelam, seperti kapal selam, saya harap orang-orang di dalamnya tidak terluka," kata lainnya.

Menurut keterangan, senjata 05 masih menjadi andalan China dalam misi recall di Taiwan.

Kendaraan ini bisa mencapai 28km/jam saat mengapung di atas air, dan mengangkut hingga 8 tentara.

Kendaraan lapis baja Tiongkok ini juga mampu bertempur dengan peralatan utama kaliber 30mm.*

Sebagian artikel ini sudah tayang di Intisari.Grid.ID dengan judul: Bergabung dalam Barisan Penentang Klaim China atas Laut China Selatan, Prancis-Inggris-Jerman Ramai-ramai Ajukan Nota Verbal ke PBB, China Makin Banyak Musuh? https://intisari.grid.id/read/032345634/bergabung-dalam-barisan-penentang-klaim-china-atas-laut-china-selatan-prancis-inggris-jerman-ramai-ramai-ajukan-nota-verbal-ke-pbb-china-makin-banyak-musuh?page=all

Sebagian artikel ini sudah tayang di Sosok.Grid.ID dengan judul: Persiapan Sudah Matang Tinggal Eksekusi, China Akan Serbu Taiwan Tanggal 3 November 2020 https://sosok.grid.id/read/412346991/persiapan-sudah-matang-tinggal-eksekusi-china-akan-serbu-taiwan-tanggal-3-november-2020?page=all

Sumber: Grid.ID
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved