Covid-19 Makin Parah, Banyak Pejabat Terinfeksi, Menteri Agama Fachrul Razi Positif Corona,Harus ini
Pendemi virus corona di Indonesia semakin parah, kini bukan saja masyarakat biasa yang terinfeksi, namun kini pejabat sekelas menteripun tumbang dihat
Covid-19 Makin Parah, Banyak Pejabat Terinfeksi, Menteri Agama Fachrul Razi Positif Corona, Harus ini
POS KUPANG.COM -- Pendemi virus corona di Indonesia semakin parah, kini bukan saja masyarakat biasa yang terinfeksi, namun kini pejabat sekelas menteripun tumbang dihatam corona
Sekda DKI Jakarta, Saefullah yang terinfeksi virus corona akhirnya meninggal di RSPAD Gatot Subroto Jakarta setelah berjuang melawan Covid-19
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi merupakan pejabat Menteri di Kabinet Jokowi yang pertama terkena virus ini di kalangan menteri
Kini, menteri Kelautan dan Perikanan, Eddy Prabowo juga terinfeksi virus corona dan terakhis menteri Agama Fachrul Razi juga dinyatakan positif Coivid-19
Sebelumnya sejumlah bupati dan walikota di Jawa Barat juga sudah terpapar virus corona
Birokrasi Indonesia dinilai belum siap menghadapi situasi pandemi seperti Covid-19
• Akhirnya Gading Marten Ungkap Alasan Bercerai dengan Gisella Anastasia, Bukan Ada Wanita Lain
• Timor Leste Diprediksi 10 Tahun Lagi Hancur Meski Punya Dana Abadi Ratusan Triliun,Kata Presidennya?
• Taqy Malik Bongkar Kesalahan Paling Fatal Salmafina Sunan yang kini Bahagia dengan Agama Barunya
• Reaksi Wijin Saat Gisella Anastasia Ungkap Kemungkinan Rujuk dengan Gading Marten,Cerai itu Tak Enak
Hal itu menyusul banyaknya kasus pejabat publik dan pemerintahan yang terpapar Covid-19
Anggota Tim Ahli Pusat Studi Kependudukan dan Kebijakan Universitas Gadjah Mada, Agus Heruanto Hadna menilai, sistem birokrasi yang berjalan saat ini masih dijalankan dengan pendekatan lama yang tidak sesuai dengan kondisi pandemi.
Pendekatan lama yang dimaksud yaitu masih banyaknya individu di kalangan pemerintahan yang enggan menerapkan protokol kesehatan secara ketat di instansi masing-masing.
"Sebagai pejabat yang melayani publik atau masyarakat, intensitas bertemu orang sangat tinggi dan karena itu mereka rentan tertular.
Untuk mengatasinya, harus ada perubahan sistem tata laksana pelayanan publik," ucap Agus seperti dilansir dari Kompas.id, Sabtu (19/9/2020).
Jika kondisi ini terus dibiarkan, ia khawatir banyak pelayanan publik yang seharusnya diberikan kepada masyarakat justru tertunda.
Ia menambahkan, pemerintah juga perlu menitikberatkan penanganan pandemi melalui pendekatan kesehatan, bukan ekonomi.
Hal itu, menurut Agus, selain untuk menghindari ketidakjelasan, juga meminimalsir sikap pejabat publik maupun penyelenggara negara yang abai terhadap penerapan protokol kesehatan.