Konflik AS vs Iran

AS Kembali Jatuhkan Sanksi pada Iran, Babak Baru "Perang Tanpa Darah" Washington dan Taheran

AS Kembali Jatuhkan Sanksi pada Iran, Babak Baru "Perang Tanpa Darah" Washington dan Taheran

Editor: Adiana Ahmad
Tribunnews.com
Bendera Amerika Serikat dan Bendera Iran 

POS-KUPANG.COM- Perang dingin antara Amerika Serikat ( AS ) dengan Iran terus berlanjut. Terbaru, AS kembali menjatuhkan sanksi terhadap Irang. 

Taheran pun bereaksi. Melalui Menteri Perminyakan Iran Bijan Zanganeh, Iran  mengatakan Amerika Serikat sedang melancarkan perang dengan Iran setelah menjatuhkan berbagai sanksi kepada Republik Islam tersebut.

“Hari ini Iran masih tetap berperang. Amerika telah melancarkan perang tanpa darah melawan Iran,“ ujar Zanganeh dikutip dari kantor berita Kementerian Perminyakan Iran, SHANA.

China Seenaknya Klaim Perairan Natuna, Media Komunis Beijing Tuding Indonesia Main Trik di LCS

Bahkan Presiden Iran Hassan Rouhani mengatakan langkah Washington untuk menekan Teheran telah menjadi bumerang. "Kami dapat mengatakan bahwa 'tekanan maksimum' Amerika terhadap Iran, dalam aspek politik dan hukumnya, telah berubah menjadi isolasi maksimum Amerika," katanya dalam pertemuan kabinet.

Sebelumnya, Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo mengumumkan bahwa AS kembali menjatuhkan seluruh sanksinya kepada Iran dan mengklaim pencabutan embargo PBB atas penjualan senjata ke Iran pada Oktober mendatang tidak lagi berlaku.

"AS menerapkan kembali semua sanksi yang dulu sempat dibatalkan PBB terhadap Republik Islam Iran," terang Pompeo, Sabtu (19/09).

Sebagai penandatangan asli dari Rencana Aksi komprehensif Bersama (JCPOA), AS menyatakan memiliki wewenang untuk memberikan sanksi kepada negara manapun yang gagal mematuhi kesepakatan tersebut. JCPOA sendiri merupakan kesepakatan nuklir 2015 antara Iran dan sejumlah negara besar antara lain Jerman, Inggirs, Prancis, AS, Cina, dan Rusia. Padahal, AS telah menyatakan keluar dari kesepakatan tersebut pada tahun 2018.

Amerika Serikat Terapkan Pelarangan Aplikasi TikTok Bagi Warganya Mulai Minggu 20 September 2020

Selain itu mulai Senin (21/09), AS juga memberi sanksi kepada puluhan orang dan entitas yang terlibat dalam program nuklir, misil, dan senjata konvensional Iran, kata seorang pejabat senior AS dikutip dari Reuters.

Pejabat yang tidak mau disebut namanya tersebut, mengatakan bahwa Iran bisa memiliki cukup material untuk membangun senjata nuklir di akhir tahun ini dan Teheran disebut melanjutkan kerja sama pengembangan program misil jangka panjangnya dengan Korea Utara. Namun, ia tidak memberikan bukti rinci atas tuduhannya itu.

PBB dukung IranMenanggapi langkah AS, negara-negara penandatangan JCPOA antara lain Prancis, Jerman, dan Inggris mengeluarkan pernyataan bersama yang mengatakan "pengumuman yang diklaim" Washington "tidak memiliki efek hukum". Rusia juga mengatakan keputusan Washington "tidak sah" dan tidak bisa memiliki "konsekuensi hukum internasional" bagi negara lain.

Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres mengatakan bahwa PBB tidak akan mendukung diterapkannya kembali sanksi terhadap Iran oleh AS sampai AS mendapat lampu hijau dari Dewan Keamanan (DK) PBB.

Dalam pernyataannya, Guterres mengatakan bahwa anggota non-tetap DK PBB juga tidak merestui langkah yang diumumkan Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo yang dikenal dengan istilah skema "snapback" ini.

Pentagon Akui, Kekuatan Angkatan Laut Terbesar di Dunia Saat Ini Bukan Amerika Serikat, Tetapi China

AS merujuk pada pada Resolusi Dewan Keamanan 2231, yang mendukung kesepakatan nuklir JCPOA yang menyatakan negara peserta JCPOA bisa mengaktifikan mekanisme "snapback". Namun, DK PBB menyebut tindakan AS ilegal karena AS telah menarik diri dari JCPOA sedangkan AS bersikeras mekanisme tersebut masih berlaku bagi peserta awal kesepakatan meskipun AS sudah berhenti berpartisipasi.

Guterres mengatakan PBB, lewat DK PBB-nya tidak akan mengambil tindakan apa pun tentang sanksi yang telah dicabut harus diberlakukan kembali.

Rouhani pun berterima kasih kepada anggota DK PBB yang telah "menentang permintaan ilegal Amerika" dan mengatakan jika peserta kesepakatan yang tersisa membiarkan Iran mengakses keuntungan ekonomi dari kesepakatan tersebut, Iran akan mematuhi komitmen nuklir yang disepakati lima tahun lalu.

rap/vlz (AFP, AP, Reuters)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Jatuhkan Kembali Sanksi, Babak Baru "Perang Tanpa Darah" AS dan Iran, https://www.tribunnews.com/internasional/2020/09/21/jatuhkan-kembali-sanksi-babak-baru-perang-tanpa-darah-as-dan-iran.

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved