Breaking News

Konflik Turki dan Yunani

Presiden Turki Recep Erdogan Melembut Soal Konflik Mediterania Timur, Siap Bertemu PM Yunani, Damai?

Presiden Turki Recep Erdogan Melembut Soal Konflik Mediterania Timur, Siap Bertemu PM Yunani,Damai?

Editor: Adiana Ahmad
(Adem Altan/AFP)
Presiden Turki, Tayyep Erdogan 

Pejabat Turki mengakhiri misi tersebut dan memerintahkan kapal Oruc Reis kembali ke pantai akhir pekan lalu untuk pemeliharaan dan pengisian ulang.

Erdogan juga mengisyaratkan Oruc Reis akan kembali bekerja, sementara juga mengatakan penarikannya disengaja.

“Kalau kita tarik Oruc Reis kembali ke pelabuhan untuk pemeliharaan, itu ada artinya,” ujarnya.

"Artinya, mari beri kesempatan untuk diplomasi, mari kita tunjukkan pendekatan yang positif," tegasnya.

Erdogan Mengecam Yunani atas Sengketa Energi di Mediterania Timur

Erdogan Mengecam Yunani atas Sengketa Energi di Mediterania Timur (AA/Ministry of National Defense)

Turki vs Yunani di Ambang Perang, Pasukan Erdogan Latihan Militer Mediterania, Negeri Dewa Siaga

Terbuka untuk Dialog

Lebih jauh, Menteri Luar Negeri Yunani Nikos Dendias di Praha pada Jumat (18/9/2020) mengatakan, Yunani percaya "dialog harus dimulai dan bahwa hukum internasional tidak boleh dilanggar".

Tentu saja, kata Dendias, di bidang ini tidak ada yang boleh mencoba untuk menang dengan kekerasan.

Dia menambahkan Yunani selalu terbuka untuk berdialog dengan Turki mengenai perairan pesisir di zona ekonomi eksklusif, asalkan Turki menghentikan tindakan provokatifnya di wilayah tersebut.

Sementara itu, kapal bor Yavuz Turki akan melanjutkan pencarian minyak dan gasnya di lepas pantai Siprus hingga 12 Oktober meski ada seruan internasional untuk mundur.

Perselisihan Ankara dengan Athena telah memicu krisis yang telah menarik beberapa negara anggota Uni Eropa, khususnya Perancis yang mengirimkan kapal angkatan laut dan jet tempur ke wilayah tersebut untuk mendukung Yunani.

Baca: UE dan AHA Center Luncurkan Progam Baru Terkait Respon Bencana Dan Kemanusiaan

Selain itu, para pemimpin Uni Eropa akan membahas kemungkinan sanksi terhadap Ankara pada pertemuan mereka pada 24-25 September 2020.

"Kami ingin mitra dan teman-teman kami di UE untuk menyusun daftar sanksi yang seharusnya tidak segera dijatuhkan pada Turki, tetapi lebih berfungsi sebagai contoh sanksi yang dapat dikenakan pada Turki jika tidak menghentikan tindakannya yang melanggar hukum," Kata Dendias. 

Sumber: Tribunnews
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved