Berita Regional

Warga Manggarai Tewas Ditikam di Makassar Saat Mengantar Galon Air ke Pelanggan, Begini Kronologinya

Marcel (24) asal Kabupaten Manggarai, tewas ditikam di Jl Dg Tata 1, Kecamatan Tamalate, Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan, Senin (14/9) sore.

Editor: Benny Dasman
KOMPAS.com/BBC
Ilustrasi jenazah 

POS KUPANG, COM, MAKASSAR - Marcel (24) asal Kabupaten Manggarai, tewas ditikam di Jl Dg Tata 1, Kecamatan Tamalate, Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan, Senin (14/9) sore.

Pengantar galon itu tergeletak di jalan setapak lorong 5 dengan kondisi bersimbah darah. Korban mengenakan celana jeans biru dan kaos merah pun ditutupi kain sarung.

Bercak darah di lokasi juga terlihat berceceran. Seorang terduga pelaku tampak dibawa personel Polsek Tamalate. Sejumlah personel polisi lainnya berjaga-jaga di lokasi.

Anggota Unit Reskrim Polsek Tamalate menangkap Syamsul Bahri (43) alias Sul, terduga pelaku. Warga Jl Bontoduri 6 Lorong 8 itu ditangkap beberapa saat seusai melakukan penikaman terhadap Marcel.

"Kurang dari 10 menit pelaku berhasil ditangkap berkat adanya rekaman CCTV dan beberapa informan-informan kami yang ada di sekitar lokasi ini," kata Kanit Reskrim Polsek Tamalate AKP H Ramli Jr.

Ramli menjelaskan kronologi penikaman. Menurutnya, pelaku Sul menunggui Marcel di pertigaan jalan. Marcel yang hendak mengantar galon ke pelanggannya pun melintas dan langsung dihampiri Sul. "Setelah datang, tiba-tiba pelaku menusukkan ke jantungnya dengan sebilah badik dari belakang," ujar Ramli.

"Nggak (tidak) sempat berkelahi langsung ditikam aja. Satu aja pelaku langsung ditikam dari belakang kemudian (korban) lari langsung terhempas di jalan karena mungkin kehabisan darah atau tenaganya habis sehingga di jalan tergeletak," sambungnya.

Kini Sul diamankan di Mapolsek Tamalate. Sementara, jenazah Marcel dibawa Tim Forensik Dokpol Biddokkes Polda Sulsel.

Motif penikaman pun terungkap. Sul naik pitam setelah empat hari lalu meminta agar Macel mengganti air galon. Namun permintaan Sul tidak dipenuhi Marcel.

Sul yang membawa sebilah badik, pun menunggu Marcel di pertigaan Jl Bontoduri 6 lorong 7. Beberapa saat menunggu, Marcel yang hendak mengantar galon, pun melintas.

Sontak, Sul pun menghentikan laju motor Marcel dan langsung melakukan aksi penikaman.

"Jadi antara pelaku dan korban memang sudah ada dendam. Jadi ini gara-gara galon sehingga ada ketersinggungan, sudah empat hari ditelepon-telpon namun tidak datang," kata Kanit Reskrim Polsek Tamalate AKP H Ramil Jr saat ditemui di lokasi kejadian, Senin sore.

Hal senada diungkapkan Syamsuddin (41). Pengemudi becak motor (bentor) yang saban hari menunggu penumpang di pertigaan Jl Bontoduri 6 Lorong 7. Saat peristiwa penikaman itu berlangsung, Syamsuddn mengaku berada di lokasi kejadian.
Sebelum menikam, Marcel, Sul sempat berbincang dengannya dan membahas soal air galon Marcel yang keruh.

"Jadi sempat duduk-duduk, dia (Sul) bilang tadi kurang ajar itu pengantar galon (Marcel) pucat (keruh) airnya baru tidak datang na ganti," ujar Syamsuddin.

Tidak berselang lama, Sul yang berbincang dengan Syamsuddin dan beberapa warga lainnya, Marcel pun melintas membawa galon. "Pas mau lewat ini Marcel, dihadangmi sama ini pelaku). Tiga kali saya lihat dipukul, baru natikam belakangnya, jatuh ini korban bangunmi baru larimi," ujarnya.

Syamsuddin dan warga lainnya hendak menghalau amukan Sul. Namun kata dia, warga enggan mendekat lantaran melihat Sul yang masih emosi sambil meneteng badik yang terhunus. "Tidak beraniki mendekat karena bawa badik, baru nakasih goyang-goyang badiknya," kata Syamsuddin. (tribun timur)

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved